34

521 59 7
                                    

Wonwoo memijat pangkal tulang hidungnya yang sejak tadi berdenyut nyeri. Rencananya hari ini untuk meminta rekaman CCTV sama sekali tidak membuahkan hasil. Padahal Wonwoo sudah datang ke sana bersama dengan pengacara yang direkomendasikan oleh Taeyong. Akan tetapi, seperti yang sudah dia prediksikan sebelumnya, pihak hotel sama sekali tidak mau merilis rekaman CCTV dengan dalih melindungi hak privasi para tamu yang menginap di sana.


Mingyu yang sudah tiba di apartement melangkah lebih dekat ke arah Wonwoo yang saat ini sedang duduk di kursi makan dengan ditemani secangkir teh herbal pemberian Minghao. Teh herbal yang menurut Minghao berkhasiat untuk menenangkan pikiran.


"Apa yang harus kita lakukan sekarang, Hyung?" tanyanya hati-hati pada Wonwoo.


Wonwoo menghembuskan napas dengan kasar lalu menggelengkan kepalanya.


"Aku tidak tahu, Gyu..... Kepalaku sakit sekali.... Aku tidak bisa berpikir jernih...."


Mingyu menatap sedih ke arah Wonwoo.


Satu kejadian berhasil merusak ketenangan grup mereka.


Dia sudah tahu semua ceritanya. Baik dari chat yang dikirimkan oleh Jeonghan maupun yang langsung diceritakan dari mulut Wonwoo. Dia juga sudah tahu soal kondisi Jeje saat ini dari Woozi yang bertahan di rumah sakit untuk menemani Joshua. Dokyeom juga tidak sengaja bercerita soal kedatangan S.Coups ke rumah sakit di grup chat mereka. Termasuk cerita Hoshi yang pulang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu karena dia mencemaskan S.Coups namun ternyata niatnya itu malah disalah-pahami oleh pemimpin mereka itu. Dan tindakan S.Coups itu berhasil membuat Hoshi tersinggung.


Mingyu tentu saja percaya dengan semua cerita Wonwoo. Mungkin, dari seluruh anggota Seventeen, dia yang paling mengenal dengan baik seorang Jeon Wonwoo. Pemuda yang sudah menghabiskan hampir separuh umur bersama dengan Mingyu itu paling benci dengan yang namanya kebohongan dan kecurangan. Jadi sangat tidak mungkin, Wonwoo berbohong tentang semuanya ataupun berniat untuk menikung S.Coups dari belakang dan merebut kekasih dari pemimpin grup mereka itu.


Meskipun Mingyu meyakini, Wonwoo lebih dari mampu untuk melakukannya, jika dia sudah meniatkan hal itu sejak awal.


"Jeonghan Hyung akan kembali dari Maldives dua hari lagi. Apa kita tunggu saja sampai Jeonghan Hyung ada di sini ? Biasanya kan Jeonghan Hyung punya ide-ide brilian yang tidak terpikirkan oleh kita.... Atau mungkin, Jeonghan Hyung bisa bicara dengan Coups Hyung supaya percaya dengan cerita Hyung dan bukannya pemberitaan-pemberitaan konyol di luar sana...." Mingyu kembali mencoba berbicara dengan Wonwoo.


"Woozi yang selalu berpikir logis saja tidak didengar oleh Coups Hyung.... Lagipula, terlalu lama kalau kita menunggu sampai Jeonghan Hyung pulang, Gyu..... Nama baik Jeje Noona yang akan menjadi taruhannya.... Tidak hanya itu, ketika mereka tahu siapa Jeje Noona dan posisinya di agensi, semua yang sudah diusahakan oleh Coups Hyung supaya agensi bisa berjalan akan sia-sia....."


Mingyu menghembuskan napas panjang.


Dalam kondisi seperti ini, Wonwoo masih saja mengkhawatirkan S.Coups.


Andai saja.....


Andai saja S.Coups bisa berpikir lebih jernih.....


"Lalu, kita harus bagaimana, Hyung ? Dengan cara apa
Hyung membuktikan kebenaran semua cerita Hyung pada Coups Hyung ?"


Wonwoo memejamkan kedua matanya. Dia juga tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Kepalanya terlalu berisik. Dia butuh ketenangan agar dia bisa berpikir dengan lebih baik.


What Kind of FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang