43

397 62 13
                                    

Vernon menyusul ke ruang kerja Jeje yang baru kurang lebih setengah jam kemudian. Alasan klasik dari pemuda blasteran Hongdae-New York tersebut adalah karena dia tidak mendengar alarm yang sudah berbunyi untuk yang kesekian kalinya. Alasan yang sudah sangat dimaklumi oleh anggota yang lain.


"Tinggal Hoshi Hyung, Jun Hyung, Minghao dan Seungkwan yang tidak ada di sini...." ujar Dokyeom, mengabsen para anggota yang tidak ikut dalam pesta kecil-kecilan yang ternyata diprakarsai oleh Wonwoo dan Jeonghan ini.


"Semalam Seungkwan mengabariku. Jadwalnya selesai besok dan dia akan pulang lusa....." Jeonghan selaku teman satu apartemen Seungkwan memberi jawaban.


"Konser TWS baru berakhir tiga hari lagi. Itu berarti, dia baru pulang minggu depan...." tambah Woozi.


"China line bagaimana ? Jadwal mereka di sana kapan selesainya ?" Joshua ikut bertanya.


"Seingat Noona sih, jadwal mereka selesai sebelum aktivitas latihan dan rekaman untuk comeback kalian dimulai....." giliran Jeje yang menjawab.


Memikirkan mereka akan kembali melakukan kegiatan bersama-sama membuat Dino bertepuk tangan antusias.


"Asyiikkk..... Aku sudah tidak sabar menantikan comeback kita kali ini.... Apalagi, yang menjadi manajer utama kita adalah Jeje Noona.... Senangnya.... Seperti sedang mengulang proyek All Good untuk kedua kalinya....." ujar Dino.


Semua anggota Seventeen yang berada di dalam ruangan langsung terdiam dan saling melirik satu sama lain. Dino tampak sangat bersemangat karena Jeje menjadi manajer utama mereka, sedangkan mereka semua tahu bahwa dibalik posisi baru Jeje ini, ada cerita menyakitkan yang menimpa perempuan kesayangan mereka itu.


Atmosfer yang tiba-tiba berubah canggung di dalam ruangan membuat senyum yang tadinya mengembang di wajah Dino luntur seketika. Dia mengedarkan pandangan untuk menatap semua Hyung-nya yang berada di sana.


"Aku...... salah bicara ya ?" gumam Dino.


Mingyu berdecak pelan.


"Menurutmu ?" pemuda Kim itu malah bertanya balik.


Dino tertawa canggung sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.


"Iya sih...." jawabnya.


Jeje terkekeh pelan. Dia meraih tangan Dino yang kebetulan duduk di sebelahnya lalu meremasnya sekilas.


"Noona juga senang bisa menjadi manajer utama kalian lagi....." ucap Jeje lalu mengedarkan pandangannya. "Kalian harus berhati-hati.... Noona bisa jadi lebih tegas dan menyebalkan dari sebelumnya...." sambung Jeje dengan senyum jenaka di wajahnya.


"Tidak apa-apa, Noona.... Semenyebalkan apapun Noona nantinya, Noona tetap kesayangan kami semua kok....." seloroh Dokyeom.


Yang lain menyambut dengan tawa ucapan yang baru saja keluar dari mulut Dokyeom. Hanya Jeonghan dan Wonwoo yang memberikan ekspresi berupa senyum tipis di wajah mereka berdua. Seperti ada banyak yang mereka pikirkan saat ini. Saat mereka berdua saling bertatapan, Jeonghan mengedikkan kepalanya ke samping, mengirimkan isyarat pada Wonwoo.


Wonwoo mengerti. Dia meletakkan kaleng cola yang sejak tadi berada di dalam genggamannya.


"Aku ke toilet dulu....." Wonwoo berkata sambil memperbaiki letak kacamata yang sedikit merosot.


Jeonghan ikut-ikutan meletakkan cup Iced Latte yang sudah habis separuh di atas meja.


"Hyung ikut....."


What Kind of FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang