Begitu menginjakkan kaki di pulau Jeju, tidak ada waktu istirahat untuk para anggota. Mereka langsung disibukkan dengan jadwal pemotretan untuk album terbaru Seventeen. Hal itu terpaksa dilakukan karena mereka sudah menunda jadwal tersebut selama dua hari yaitu sabtu dan minggu. Tersisa dua hari saja waktu yang mereka miliki untuk menyelesaikan seluruh jadwal mereka di Jeju sebelum mereka kembali ke Seoul dan dilanjutkan jadwal latihan tanpa jeda.Berbeda dengan para anggota yang langsung bersiap-siap, Jeje justru terlihat semakin lemas. Seluruh energinya seperti terkuras habis. Sakit di kepalanya pun tidak kunjung reda meskipun sudah meminum obat yang disiapkan oleh Joshua.
"Kalau Noona tidak sanggup, tidak usah ikut dengan kami...." Mingyu memberi usul setelah melihat wajah Jeje yang semakin pucat, hampir menyamai warna kulit Woozi, saat mereka semua telah tiba di Kawah Sangumburi yang merupakan lokasi pemotretan mereka kali ini.
Dino yang sepanjang penerbangan duduk di sebelah Jeje pun mendukung usul Mingyu tersebut.
"Mingyu Hyung benar, Noona.... Noona kembali ke hotel saja...." ujar bungsu grup tersebut.
Jeonghan dan Joshua yang sejak berangkat tidak melepaskan pengawasan mereka dari Jeje, terutama setelah Joshua mendapati S.Coups hendak menghampiri perempuan itu saat mereka menunggu di lounge bandara Gimpo, segera bertindak untuk mengatur kepulangan Jeje ke hotel.
Mendapat perhatian dan perlakuan seperti ini membuat Jeje merasa tidak enak. Bagaimanapun juga, posisi Jeje sekarang adalah manajer umum Seventeen. Seharusnya dia menjaga dan mengatur para anggota, bukannya malah pulang ke hotel lebih dulu dan membiarkan anggota bekerja tanpa diawasi olehnya.
"Tapi bagaimana dengan kalian ? Masak Noona enak-enak tidur di hotel sementara kalian harus bekerja sepanjang hari ini ?"
Wonwoo yang mendengar ucapan Jeje barusan turut bergabung dengan anggota yang lain yang sudah lebih dahulu melingkari perempuan itu.
"Tidak perlu merasa tidak enak pada kami, Noona... Bagi kami, kondisi Noona lebih penting daripada apapun.... Noona bukan robot. Kalau lelah, ya harus istirahat.... Bukannya itu yang selalu Noona sampaikan pada kami ? Kesehatan adalah hal yang paling utama dalam pekerjaan ini kan ?" tutur Wonwoo lembut.
Jeje menatap para anggota- Jeonghan, Joshua, Wonwoo, Mingyu dan Dino- yang saat ini berdiri mengerubungi dirinya. Dia sudah akan membuka mulut untuk mengajukan argumen, namun Minghao muncul dan langsung memegang bahu sempit Jeje.
"Tidak ada penolakan, Noona.... Mobilnya sudah siap.... Noona berangkat ke hotel sekarang...." ucap Minghao tegas. Dia memutar tubuh Jeje, mendorong pelan agar perempuan itu berjalan menuju ke arah mobil yang sudah diatur oleh Jeonghan dan juga Joshua.
"Ada Suji di sini.... Manajer pribadi kami juga tidak lepas tangan.... Noona tidak perlu kuatir.... Istirahat dengan tenang di hotel dan kembali setelah Noona merasa jauh lebih baik....." ucap Joshua setelah Jeje sudah duduk di jok penumpang, tempat yang biasanya ditempati oleh para anggota.
Jeje menganggukkan kepalanya dan menatap Joshua juga anggota yang lain dengan penuh rasa terima kasih.
"Terima kasih banyak, yedera...." ucap Jeje tulus.
Jeonghan tersenyum lalu menepuk punggung tangan Jeje dengan lembut.
"Sampai di hotel nanti, aku sudah memesan makanan lewat layanan pesan kamar. Habiskan makananya setelah itu minum obat yang disiapkan oleh Joshua. Kalau sakit kepalanya belum hilang, aku dan Joshua akan menghubungi dokter...." pesan Jeonghan.
![](https://img.wattpad.com/cover/358046460-288-k377676.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
What Kind of Future
FanfictionTiga tahun setelah proyek All Good selesai.... Apakah kisah S.Coups dan Jeje akan menemukan akhir bahagianya Atau justru mereka akan berpisah selamanya..... Inspired by : Woozi - What Kind Of Future Highest Rank : #1 in carat (13032024) #8 in yoon...