Beberapa hari kemudian, rapat untuk menentukan tittle track album comeback mereka kembali dilaksanakan. Kali ini, rapat diikuti oleh seluruh anggota Seventeen tanpa terkecuali. Hoshi, Jun, Minghao dan Seungkwan sudah kembali dari jadwal pribadi mereka masing-masing.
Menunggu sampai seluruh peserta rapat lengkap, Jeje memilih untuk mempersiapkan ruang rapat bersama dengan Suji yang kini diperbantukan juga menjadi asisten manajer Seventeen. Ketika Jeje sedang melakukan pekerjaannya yang berada sendirian di ruang rapat karena Suji harus mengambil dokumen yang tertinggal di mejanya, pintu ruang rapat terbuka dan seseorang tiba-tiba saja memeluk Jeje dari belakang.
"Noona.... Neomu bogoshipo....."
Mengenali siapa yang memeluknya saat ini membuat Jeje mengulum senyum. Dia menepuk lengan yang melingkari pundaknya pelan.
"Noona juga merindukanmu, Seungkwan-ah...." jawab Jeje. Dia lantas menjauhkan tubuhnya, mengurai pelukan antara keduanya lalu dengan segera membalikkan badannya supaya bisa berhadapan langsung dengan Seungkwan.
"Astaga.... Kenapa wajahmu jadi bertambah tirus begitu ?" tangan Jeje terangkat, memegang kedua pipi Seungkwan yang memang tidak segembil sebelumnya.
"Mana bisa aku makan enak di sana sementara aku tahu Noona sedang mengalami kesulitan di sini...." jawab Seungkwan dengan wajah merengut. Tiba-tiba Seungkwan terbatuk di depan Jeje. Membuat dahi Jeje jadi berkerut dalam.
"Kau sakit ?" tanya Jeje.
Seungkwan menggelengkan kepalanya.
"Mungkin hanya sedikit jetlag, Noona.... Dibawa istirahat sebentar juga pasti hilang sendiri....."
Jeje berdecak pelan.
"Kalau memang masih lelah, kenapa harus memaksakan diri untuk mengikuti rapat ?"
Seungkwan memiringkan kepalanya. "Jeonghan Hyung bilang kalau kami harus bersatu supaya si penyihir gila itu tidak sewenang-wenang dengan Woozi Hyung dan juga dengan Noona....." Seungkwan kembali menjawab dengan bibir yang dimajukan ke depan.
"Dia punya nama, Seungkwan-ah...." tegur Jeje halus.
"Selama dia masih terus bertingkah seenaknya, aku akan tetap memanggil dia dengan sebutan penyihir gila...."
Jeje mendengkus pelan lalu menggelengkan kepalanya beberapa kali. Menghadapi Seungkwan saat ini membuat dia merasa seperti sedang menghadapi Chenle atau Jisung ketika duo bungsu di Dream itu tidak menyukai sesuatu atau seseorang.
Pintu ruang rapat kembali terbuka dan menampakkan sosok Suji yang masuk bersama dengan Joshua, Wonwoo, Jun dan juga Minghao. Sama seperti Seungkwan, Jun dan Minghao juga langsung menghampiri Jeje, meski mereka berdua tidak memeluk Jeje seperti yang dilakukan oleh Seungkwan. Tentu saja karena mereka mempertimbangkan kehadiran Suji dan juga staf yang lain yang kemungkinan besar akan masuk ke dalam ruang rapat setelah mereka.
Setengah jam kemudian, seluruh peserta rapat telah berkumpul. Kali ini Jeje duduk diapit oleh Seungkwan dan Dino. Lalu tentu saja, S.Coups duduk bersisian dengan Jia Li.
Tiga lagu yang diciptakan oleh Woozi kembali diputar di ruang rapat. Para anggota menyimak dengan seksama. Terkecuali Jeonghan dan Woozi, sepuluh anggota yang lain membuat catatan mereka masing-masing. Terutama anggota unit Hip Hop yang tentunya harus menambahkan lirik di bagian yang diperuntukkan khusus untuk mereka.
Lagu ketiga sudah hampir selesai diputar ketika Seungkwan tiba-tiba saja mendekatkan wajahnya ke arah Jeje lalu berbisik pelan di telinga perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Kind of Future
FanfictionTiga tahun setelah proyek All Good selesai.... Apakah kisah S.Coups dan Jeje akan menemukan akhir bahagianya Atau justru mereka akan berpisah selamanya..... Inspired by : Woozi - What Kind Of Future Highest Rank : #1 in carat (13032024) #8 in yoon...