Kini tersisa S.Coups dan Jeje di dalam ruangan kerja CEO. Berita yang dibawa oleh sekretarisnya membuat S.Coups harus segera bersiap-siap. Tersisa beberapa jam saja sebelum waktu pertemuan yang telah ditentukan.
Jeje sementara memakaikan dasi untuk melengkapi penampilan profesional sang kekasih. Bukan tanpa alasan Jeje melakukan hal tersebut. Setelah mendapatkan informasi juga soal pertemuan dengan calon investor, Jeje meminta Suji untuk mencari tahu calon investor yang katanya tertarik untuk menanamkan modal di agensi mereka.
Dan hasilnya, yang akan bertemu dengan S.Coups nanti adalah perwakilan dari sebuah perusahaan besar di China. Jeje bahkan bertanya pada Minghao dan Jun untuk mengklarifikasi informasi tersebut dan kedua anggota Seventeen itu membenarkannya.
"Kamu ikut denganku ya, Baby....." pinta S.Coups, untuk yang kesekian kali.
Berbeda dengan pertemuan-pertemuan bisnis sebelumnya, entah kenapa kali ini dia merasa gugup luar biasa. Mungkin karena dia juga turut mendengarkan ketika Minghao dan Jun bercerita tentang apa yang mereka ketahui soal perusahaan yang akan menjadi calon investor mereka, atau mungkin juga karena S.Coups tidak siap untuk menghadapi penolakan yang lain.
Jeje menyelesaikan kegiatannya memakaikan dasi yang senada dengan warna kemeja S.Coups. Dia lalu menepuk bahu depan S.Coups beberapa kali.
"Aku harus membahas kelanjutan kontrak Mingyu dengan perwakilan dari Dior, kamu lupa ?" jawab Jeje setelahnya.
S.Coups berdecak pelan. Urusan kontrak Mingyu juga tidak kalah penting. Brand fashion sebesar Dior masih mempercayakan Mingyu sebagai duta global mereka, bahkan memberikan waktu untuk mengganti kontrak dari perusahaan lama karena percaya dengan reputasi serta popularitas Mingyu. Tentu saja hal itu tidak boleh disia-siakan. Mereka harus bergerak cepat agar Mingyu bisa tetap menjadi duta global dari perusahaan fashion tersebut.
Jeje menyunggingkan senyum lembut ketika menyadari kegugupan sang kekasih. Dia lantas melangkah maju lalu melingkarkan kedua tangannya ke pinggang S.Coups.
"Waeyo ?" tanya Jeje sambil memiringkan kepalanya. "Gugup ya ?" lanjutnya.
S.Coups mengangguk dengan gerakan terpatah-patah, ditambah juga dengan bibir yang dimajukan ke depan. Jeje merespon dengan tawa yang tertahan.
"Kenapa harus gugup ?" tanya Jeje.
"Perusahaan sebesar itu, kenapa bisa tiba-tiba menaruh minta untuk menanamkan modal di agensi kita ?" S.Coups mengungkapkan pertanyaan yang menggelayut di benaknya sejak dia mendengar profil perusahaan yang akan dia temui nanti.
Tang Tech Group, perusahaan yang membuat janji temu dengan S.Coups, adalah salah satu dari sepuluh besar perusahaan manufaktur dan bioteknologi terbesar di China. Mereka tidak memiliki anak perusahaan di bidang industri hiburan. Minghao pun menyampaikan keheranannya ketika mendengar bahwa perwakilan dari Tang Corporation akan bertemu dengan S.Coups.
Jeje mengamati lamat-lamat wajah khawatir S.Coups. Kemudian kedua kakinya berjinjit, lalu....
Cup !!!
Jeje mengecup sekilas pipi S.Coups. Tindakan tiba-tiba dari Jeje ini membuat kedua mata S.Coups membola sempurna.
"Ya !!!! Kamu ingin aku mati lebih cepat ya ?" omel S.Coups pada Jeje sambil memegangi dada kirinya. Kecupan mendadak Jeje itu berhasil meningkatkan kerja jantung S.Coups. Meski dia mengomel, tapi wajahnya jelas memperlihatkan kalau dia tidak keberatan menerima kecupan Jeje barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Kind of Future
FanfictionTiga tahun setelah proyek All Good selesai.... Apakah kisah S.Coups dan Jeje akan menemukan akhir bahagianya Atau justru mereka akan berpisah selamanya..... Inspired by : Woozi - What Kind Of Future Highest Rank : #1 in carat (13032024) #8 in yoon...