Tersisa Jeje dan anggota Seventeen di dalam unit apartement rahasia mereka. Usai bercengkerama dan menikmati sejumlah besar makanan, suatu kebiasaan setiap kali mereka berkumpul, Taeyong mengajak seluruh anggotanya untuk kembali lebih cepat ke asrama mereka. Hal itu dia lakukan untuk memberi privasi kepada S.Coups dan seluruh anggotanya agar bisa lebih leluasa untuk membicarakan perihal niat S.Coups yang ingin membangun agensi untuk dirinya dan untuk anggota grupnya.
"Apa kau serius dengan niatmu itu, Coups-ah?" Jeonghan akhirnya bersuara setelah tidak ada yang berani bertanya. Selama lima belas menit terakhir setelah kepergian anggota Ilichil dan Dream, anggota Seventeen justru terlarut di dalam pikiran mereka masing-masing.
S.Coups mengangguk sebagai jawaban.
"Kau tahu aku kan ? Aku tidak pernah bermain-main dengan apa yang ingin aku lakukan...."
"Tapi kenapa Hyung ? Kenapa harus membangun agensi sendiri ? Kontrak kita dengan perusahaan kan masih lama...." timpal Hoshi.
"Atau ada hal yang Hyung sembunyikan dari kami ? Jangan-jangan, saat aku, Hoshi dan Woozi melaksanakan wajib militer, Hyung dipanggil ke perusahaan untuk membicarakan soal kelanjutan kontrak kita ?" sambung Wonwoo.
Dicecar sedemikian rupa, S.Coups semakin gusar dan gelisah. Jeje yang melihat gestur sang kekasih lantas mengulurkan tangan lalu mengusap lembut pundak lebar S.Coups.
"Ceritakan saja yang semuanya, Cheol-ah.... Mereka juga berhak tahu apa yang sebenarnya terjadi...." bujuk Jeje.
S.Coups menarik napas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Tentu saja ada alasan kenapa dia menyimpan semuanya sendiri dan hanya dia bagi kepada Jeje. Dia tidak ingin menyakiti hati seluruh anggotanya.
"Katakan saja, Hyung.... Kalau yang Hyung sembunyikan itu ada hubungannya dengan kami, kami juga berhak tahu. Kami bukan lagi anak kecil yang harus selalu Hyung lindungi...." tuntut Minghao.
"Baiklah.... Baiklah.... Akan Hyung ceritakan semuanya....." ujar S.Coups. Sebelum mulai bercerita, tangan kirinya terulur untuk menggenggam erat tangan kanan Jeje yang tadi mengusap lembut pundaknya.
"Dugaan Wonwoo benar. Hyung memang dipanggil oleh pihak perusahaan untuk membicarakan soal kelanjutan kontrak kerja kita dengan mereka. Sendirian...."
"Kapan itu terjadi Hyung ?" tanya Mingyu.
"Dua bulan setelah masa wamil Hyung selesai"
"Haaaahh ??!!!!" Dokyeom dan Seungkwan berseru kompak. Intensitas volume dari suara keduanya membuat Vernon yang di antara mereka berdua spontan memundurkan wajahnya ke belakang. Akan tetapi, tindakan Vernon itu tidak cukup untuk melindungi kedua telinganya. Terlihat dari raut wajah tidak nyaman yang dia tampilkan.
"Guys, suara kalian membuat telingaku berdengung...." protes Vernon akhirnya.
"Uppss.... Miaaan....." ucap keduanya.
"Lalu, apa hasil pembicaraan Hyung dengan pihak perusahaan ?"
Tidak tertarik dengan tingkah tidak serius Dokyeom dan Seungkwan, Jun lebih memilih untuk membuat S.Coups supaya tidak terlalu bertele-tele.
S.Coups menatap satu per satu para anggota yang sudah belasan tahun menghabiskan waktu dengannya. Sejak dari masa training, debut hingga berkarir bersama di dalam satu grup. Jujur saja, dia tidak sampai hati untuk menceritakan semua ucapan para petinggi perusahaan yang dia dengar hari itu. Beruntung, setelah pertemuan tersebut, S.Coups langsung bertemu dengan Jeje. Amarah yang menggelegak, dan sempat dia lampiaskan di dalam ruang pertemuan, bisa teredam. Namun kini, dia diminta untuk menceritakan soal itu kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
What Kind of Future
FanfictionTiga tahun setelah proyek All Good selesai.... Apakah kisah S.Coups dan Jeje akan menemukan akhir bahagianya Atau justru mereka akan berpisah selamanya..... Inspired by : Woozi - What Kind Of Future Highest Rank : #1 in carat (13032024) #8 in yoon...