Aura positif, pemikiran optimis serta kesabaran yang luar biasa adalah tiga dari sekian banyak hal-hal baik yang dimiliki oleh Jeje dan membuat S.Coups jatuh hati pada perempuan itu. Meskipun terkadang, ada masanya dimana tiga sifat yang dimiliki oleh Jeje itu membuat S.Coups jadi kesal sendiri. Masih kental dalam ingatan S.Coups ketika tiga tahun yang lalu Jeje dengan mudahnya memaafkan Yoo-ah, sementara S.Coups dan anggota yang lain ingin supaya gadis itu dihukum dengan seberat-beratnya.
Makanya, ketika S.Coups mengutarakan tentang rencana pertemuannya dengan kakek Jia Li, dia tidak heran lagi ketika Jeje langsung menyetujui rencana tersebut.
"Temui saja, Cheol-ah.... Tidak ada ruginya.... Bahkan, menurutku, kamu yang akan mendapatkan lebih banyak keuntungan....."
S.Coups mengernyit. Kedua matanya memicing tajam saat menatap Jeje.
"Kenapa aku merasa kalau sekarang kamu cenderung menghitung semuanya dari sisi untung dan rugi ? Kamu tidak suka berduaan denganku selagi semua anggota tidak ada di sini ya ?"
Jeje mengulum senyumnya.
"Posisi dan jabatanku sekarang mengharuskan aku untuk menilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan agensi ini dari kacamata untung dan rugi. Kamu memberikan kepercayaan itu kepadaku, dan aku tidak boleh menyia-nyiakan kepercayaan yang sudah kamu berikan itu...."
S.Coups menggerakkan tubuhnya agar lebih condong ke arah Jeje. Saat ini keduanya sedang duduk di sofa ruang tengah apartemen milik perempuan itu.
"Kalau begitu, kamu ikut saja ya ke Jepang....." bujuk S.Coups.
"Eiy, mana bisa begitu ? Kalau kita berdua pergi, siapa nanti yang akan menjaga agensi ?"
Wajah S.Coups berubah cemberut.
"Tuh kan, kamu memang tidak ingin pergi denganku...."
Jeje menggelengkan kepalanya lalu berpaling kemudian mengecup sekilas pipi S.Coups.
"Bukannya aku tidak suka berduaan saja denganmu. Tapi, aku sendiri yang menyaksikan bagaimana jatuh bangun perjuanganmu untuk membangun agensi ini..... Aku tidak ingin kerja kerasmu itu jadi sia-sia hanya karena satu keinginan egoisku...." jelas Jeje dengan sabar.
Sesaat kemudian, S.Coups merebahkan tubuhnya dan menjadikan kedua paha Jeje sebagai alas kepalanya. Tangan Jeje pun spontan bergerak untuk mengusap rambut milik lelaki itu.
"Temui saja kakeknya Jia Li..... Kita hanya akan berpisah selama sehari.... Setelah itu, aku janji, aku milikmu sepenuhnya....."
Kedua mata S.Coups yang tadinya terpejam langsung terbuka sempurna. Dia menatap Jeje dengan binar yang bersemangat.
"Janji ?"
Kepala Jeje terangguk.
"Iya, janji....."
S.Coups tersenyum bahagia lalu merubah posisinya menjadi berbaring ke samping sambil memeluk tubuh Jeje. Wajahnya dia dekatkan ke perut Jeje.
Sedang menikmati posisi itu, ponsel milik S.Coups yang diletakkan di atas meja berdering. Jeje menggantikan S.Coups untuk melihat siapa yang saat ini berusaha menghubungi sang kekasih.
"Woozi menghubungimu....." Jeje memberitahu S.Coups usai membaca deretan nama yang saat ini tertera di layar ponsel S.Coups.
S.Coups mengulurkan tangannya tanpa merubah posisi, meminta ponsel miliknya yang saat ini berada di tangan Jeje.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Kind of Future
FanfictionTiga tahun setelah proyek All Good selesai.... Apakah kisah S.Coups dan Jeje akan menemukan akhir bahagianya Atau justru mereka akan berpisah selamanya..... Inspired by : Woozi - What Kind Of Future Highest Rank : #1 in carat (13032024) #8 in yoon...