51

347 60 15
                                        

Nyatanya, tidak hanya S.Coups dan Jeje yang mendatangi rumah sakit. Entah bagaimana, rencana untuk menjenguk Minghao bisa sampai ke telinga Jia Li. Saat S.Coups tiba di basement, Jia Li sudah menunggu samping mobil milik pria Choi itu.


"Oppa, katanya Minghao Oppa akan keluar dari rumah sakit hari ini ya ? Kita jemput sama-sama ya...." todong Jia Li langsung.


S.Coups sedikit tergagap. Tidak menyangka kalau rencananya itu akan diketahui oleh orang lain. Mau menolak dengan alasan dia sudah membuat janji dengan Jeje pasti akan membuat Jia Li jadi curiga.


Jia Li tidak hanya tiba-tiba mengajukan diri untuk pergi bersama dengan S.Coups, tapi juga ingin berada di satu mobil yang sama dengan pria Choi itu.


"Aku ikut dengan Oppa, ya ?"


"Tapi, Oppa tidak ke rumah sakit sendirian, Jia-ya...."


Kening Jia Li berkerut.


"Oppa mengajak siapa lagi ? Bukannya Oppa biasanya menyetir sendiri ya ?"


S.Coups menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Memikirkan alasan supaya Jia Li berangkat terpisah dengannya.


"Kenapa tidak berangkat dengan mobilmu sendiri ? Setelah dari rumah sakit, Oppa harus ke tempat lain"


Jia Li menggelengkan kepalanya.


"Sopirku bisa mengikuti dari belakang....Kita bisa berpisah di rumah sakit nanti...."


"Tapi......." ucapan S.Coups terjeda. Kedua matanya membelalak kala melihat sosok Jeje yang berjalan semakin dekat ke arahnya.


Perubahan ekspresi di wajah S.Coups itu tertangkap oleh netra Jia Li. Gadis itu lantas menolehkan kepalanya ke belakang. Keningnya berkerut ketika menyadari bahwa Jeje lah yang membuat S.Coups seperti salah tingkah di depannya.


Jia Li kembali menghadapkan wajahnya ke arah S.Coups.


"Oppa akan pergi dengan perempuan itu ?" tanya Jia Li dengan kedua mata yang memicing tajam.


"Eoh, iya.... Jeje itu kan manajer utama Seventeen...."


"Tapi aku kan wakil CEO agensi.... Harusnya Oppa berangkat denganku....." tukas Jia Li.


Jeje yang melihat keberadaan Jia Li bersama dengan S.Coups lantas menghentikan langkahnya. Dia memiringkan kepalanya sedikit. Pandangan matanya ke arah S.Coups jelas menyiratkan pertanyaan perihal kehadiran Jia Li.


S.Coups berpikir cepat.


Awalnya, hanyalah sebuah spontanitas ketika dia menawarkan untuk menemani Jeje menjenguk Hoshi, Jun, Dino serta Minghao. S.Coups melakukan itu karena dia teringat bagaimana seriusnya Jeje melakukan pekerjaannya sebagai seorang manajer, sampai terkadang-menurut S.Coups-perempuan itu lalai menjaga dirinya sendiri.


Lihat saja ketika dia nekad menyetir sendirian untuk menjenguk Jisung kala maknae Dream itu harus dirawat di rumah sakit. Seandainya S.Coups tidak mengetahui tindakan gila perempuan itu, pasti Jeje akan menempuh perjalanan panjang di tengah malam hanya untuk memastikan kondisi artisnya sementara dia pasti sudah kelelahan dengan kegiatan sebelumnya dan harus bersiap untuk jadwal berikutnya.


Hanya itu niat S.Coups ketika dia mengajukan ide untuk pergi bersama dengan Jeje. Akan tetapi, ketika ide pergi bersama itu terancam batal karena kehadiran orang lain, S.Coups langsung merasa resah. Dia tidak ingin ada yang mengganggu kebersamaannya dengan Jeje.


What Kind of FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang