67

299 65 10
                                    



Puluhan menit Jeje habiskan menatap ke arah gaun pink yang tergantung rapi di dinding kamarnya. Ada yang aneh. Gaun cantik itu bukan pemberian S.Coups, akan tetapi gaun yang baru dia pakai sekali itu mampu membangkitkan kenangan-kenangan manis antara dirinya dengan sang mantan kekasih.


"Baby..... Aku membawamu ke sini bukan untuk membeli blazer atau kemeja biasa..... Sekali-sekali aku ingin melihatmu menggunakan gaun-gaun cantik seperti yang biasa aku lihat digunakan oleh artis-artis di acara-acara penghargaan. Aku yakin, kamu akan terlihat sangat luar biasa mempesona dengan gaun-gaun itu...."


"Tidak mau ah.... Gaun-gaun cantik seperti itu sama sekali bukan gayaku...."


"Sekali saja...... Ya Baby ? Satu gaun saja....."


"Buat apa dibeli kalau tidak digunakan ?"


"Ya kamu gunakan saat kamu bersamaku....."


"Ya, tapi kemana ? Masak aku harus pakai gaun secantik dan semahal itu di dalam apartemen kita, di kantor agensiku atau di ruang latihanmu ?"


"Ya tidak di sana juga dong Sayang....."


"Terus dimana ? Memangnya kita pernah berkencan dimana selain di tempat-tempat itu ?


"Ishhh....."


"Sudah..... Tidak usah cemberut..... Belikan aku satu blazer saja hari ini ya....."


"Blazer terus.... Blazer terus.... Hidupmu itu hanya untuk bekerja ya, Baby ?"


"Hidupku itu memang untuk bekerja..... tapi juga, supaya aku bisa berkencan denganmu....."


"Kamu ini.... Selalu tahu cara untuk meluluhkan aku...."


"Kalau aku tidak tahu, kamu tidak mungkin mau aku jadi kekasihmu, kan ?"


"Ya sudah..... Pilih blazer yang kamu mau.... Tambah dress kasual juga.... Yang warna pink salem itu bagus.... Seperti warna official-nya Seventeen....."


"Okay....."



Sebulir air jatuh dari sudut kelopak mata Jeje, namun langsung diusap olehnya. Dia menarik napas panjang lalu dihembuskan dengan perlahan.


"Kamu tidak mau menemaniku di acara gala dinner itu, Baby ?"


"Bukannya aku tidak mau, Coups-ah.... Aku tidak bisa.... Ada banyak wartawan di sana.... Bagaimana mungkin aku muncul sebagai pasanganmu di acara itu ?"


"Tapi tetap saja.... Daripada berpasangan dengan artis itu, aku lebih suka datang denganmu...."


"Artis itu kan sama-sama ditunjuk sebagai perwakilan global seperti dirimu.... Sudah seharusnya kamu datang ke acara itu bersama dengan dia.... Itu adalah bagian dari tugas kalian berdua.... Kalian dibayar untuk itu...."


"Dia itu suka sekali menempelkan tubuhnya padaku, Baby..... Kamu memangnya tidak cemburu ya, kalau aku berdekatan dengan perempuan lain ?"


"Tidak....."


"Kamu tidak cemburu ? Sama sekali ?"


"Iya....."


"Kamu tidak benar-benar mencintaiku ya, Baby ?"


"Aku tidak cemburu karena aku tahu yang kamu lakukan itu hanyalah sebatas tanggung jawabmu pada pekerjaan. Aku tahu, satu-satunya perempuan yang kamu cintai itu aku.... Hanya aku yang memiliki hatimu... Kemanapun kamu pergi, pada akhirnya, kamu selalu pulang padaku.... Jadi, untuk apa aku cemburu pada perempuan-perempuan itu ? Mereka tidak bisa dengan leluasa menyentuhmu, memelukmu, menciumu, seperti aku..."


What Kind of FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang