11

375 61 8
                                    

Jeje melangkah melintasi deretan mobil yang terparkir di area basement dengan hati yang berdebar-debar. Terlalu tidak sabar untuk bertemu dengan S.Coups, dia bahkan setengah berlari sampai akhirnya mencapai tempat dimana sang kekasih memarkirkan mobilnya. Dengan sedikit tergesa, Jeje membuka handle pintu lalu segera masuk ke dalam mobil.


"Bagaimana hasilnya ? Mereka menerima proposal bisnis yang kita ajukan ?"


S.Coups yang duduk di balik kemudi menyungginhkan senyum tipis. Tangannya yang bebas terulur untuk mengusap lembut puncak kepala Jeje.


"Gosaenghaseo....." ujar S.Coups.


Senyum Jeje hampir saja merekah lebar, namun ternyata, S.Coups belum selesai dengan ucapannya.


"Aku sudah dengar dari Mingyu soal kesepakatan yang berhasil kamu buat dengan pihak Dior. Dia sangat bersemangat waktu mengetahuinya, makanya dia langsung menghubungi aku...." sambung S.Coups.


Raut wajah Jeje berubah cepat. Bukan itu yang ingin dia dengar sekarang.


"Bagaimana denganmu ? Ceritakan padaku hasilnya...."


"Ahhh..... Aku ingin sekali makan tteokpoki yang pedas lalu minum bir. Seungkwan pernah merekomendasikan kedai tteokpoki yang katanya rasanya sangat enak, tapi aku belum punya kesempatan untuk mencobanya. Kita pesan ke apartemenmu ya....."


Sekian lama mengenal S.Coups, Jeje yakin bahwa ada sesuatu yang saat ini sedang disembunyikan oleh kekasihnya itu. Kebiasaan S.Coups untuk terus mengalihkan pembicaraan adalah salah satu pertanda. Dan satu-satunya cara untuk bisa mengetahui apa yang pria itu sembunyikan, adalah dengan mengikuti keinginannya.


"Kita tidak perlu kembali ke kantor ?" tanya Jeje.


S.Coups menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.


"Aku sedang ingin berdua saja denganmu sepanjang hari ini...." jawab S.Coups. Setelah berkata demikian, S.Coups melepaskan hand brake, menekan pedal gas lalu membawa mobilnya keluar dari area parkir menuju ke tempat yang dia sebutkan tadi.


Jeje yang duduk di sebelah S.Coups sesekali menolehkan kepalanya ke samping, memandangi sang kekasih yang fokus berkendara, membelah jalanan kota Seoul yang padat. Sadar dipandangi oleh Jeje, S.Coups mengulum senyum lalu meraih kembali tangan Jeje kemudian mengecup telapaknya. Tautan tangan mereka tidak terlepas sampai mereka tiba di tujuan.


🍒🍒🍒


Makanan yang direkomendasikan oleh Seungkwan memang tidak pernah gagal. Dua porsi tteokpoki pedas dan satu porsi gorengan tandas dalam waktu singkat ditemani dengan beberapa kaleng bir kesukaan S.Coups. Jeje tidak ikut minum. Dia memilih kola tanpa gula sebagai teman makan sore menjelang malam mereka itu.


Jeje mengerutkan dahi melihat S.Coups tanpa ragu meneguk habis kaleng bir-nya yang kelima. Ketika dia hendak meraih kaleng yang keenam, tangan Jeje terulur untuk menghentikan S.Coups.


"Sudah cukup..... Itu sudah kaleng yang keenam. Apa kamu tidak sayang dengan kesehatanmu ? Terlalu banyak mengkonsumsi alkohol juga tidak baik...." tegur Jeje. Dia mengambil kaleng yang masih utuh itu dari tangan S.Coups lalu meletakkannya kembali ke atas meja. Guna menjauhkan sang kekasih dari minuman beralkohol itu, Jeje menarik tangan S.Coups lalu berjalan melintasi ruang tengah, meniti anak tangga yang membawa mereka berdua ke dalam kamar Jeje.


What Kind of FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang