62

387 69 22
                                    

Nyonya Hong tidak bisa berlama-lama di Seoul. Belum ada yang bisa dia percaya untuk mengurus bisnis restoran korea serta klinik pengobatan herbal yang dia bangun di Los Angeles. Beliau berjanji akan segera kembali setelah menemukan orang yang bisa menggantikan dia sementara waktu.


Joshua sebenarnya sudah melarang sang ibu untuk terus bekerja. Penghasilannya sebagai seorang idola sudah lebih dari cukup. Akan tetapi, Nyonya Hong yang sudah terbiasa bekerja sejak muda untuk menghidupi dirinya dan juga Joshua menolak memenuhi permintaan putranya itu. Seluruh badannya bisa sakit-sakitan jika dipaksa berdiam diri saja di rumah. Dedikasi dan semangat Nyonya Hong inilah yang menjadi inspirasi untuk Jeje.


Nyonya Hong meninggalkan Korea Selatan setelah memberikan begitu banyak pesan dan peringatan baik kepada Jeje maupun kepada Joshua. Mulai dari mereka berdua harus memberi kabar setiap hari, meski hanya sekali. Jika ada sesuatu yang terjadi kepada keduanya, tidak boleh ada yang saling kerja sama untuk menyembunyikan hal itu dari Nyonya Hong. Bahkan, Nyonya Hong diam-diam mengunduh aplikasi pelacak di ponsel Jeje yang dihubungkan dengan nomornya.


Bukan ingin menguntit putrinya sendiri. Namun, peristiwa pelecehan yang dialami oleh Jeje, tidak hanya meninggalkan trauma pada kakak angkat Joshua itu. Nyonya Hong, selaku ibu angkat Jeje, juga tidak ingin hal buruk itu terjadi lagi.


Sepeninggal Nyonya Hong kembali ke Los Angeles, Jeje mulai melaksanakan pekerjaannya sebagai manajer utama Seventeen. Jadwal Seventeen di hari pertama dia kembali bekerja adalah melakukan latihan koreografi di ruang latihan mereka.


Seperti yang biasa Jeje lakukan saat menjadi manajer utama Dream maupun saat dia menjadi manajer utama proyek All Good, Jeje akan hadir pada setiap latihan. Mengawasi agar para anggota berlatih dengan baik, meski sudah ada tim khusus yang melakukannya. Selain itu, sebagai manajer, Jeje harus memastikan semua keperluan Seventeen selama latihan terpenuhi. Termasuk pakaian ganti, makanan dan minuman untuk mereka.


Latihan koreografi memasuki break pertama ketika Jeje diminta oleh Mingyu untuk membelikan kudapan rendah kalori yang dulu pernah Jeje sediakan saat dia menjadi manajer utama proyek All Good. Menurut Mingyu, kudapan itu sangat nikmat. Setelah proyek All Good selesai pun, Mingyu sering meminta Jeje untuk mengirimkan kudapan itu ke ruang latihan mereka.


Tentu saja Jeje tidak menolak. Dengan senang hati dia membelikan kudapan permintaan Mingyu itu. Dia tidak membeli sedikit, namun cukup untuk semua orang yang ada di ruang latihan.


Satu jam Jeje meninggalkan ruang latihan sebelum dia kembali dengan kudapan pesanan Mingyu. Karena jumlahnya yang cukup banyak, Jeje cukup kewalahan membawanya sendirian. Namun tiba-tiba, ada orang yang merebut paper bag yang berisi kudapan rendah kalori yang dia pegang di kedua tangannya dan membuangnya dengan kasar sampai berhamburan ke lantai.


"Siapa yang menyuruhmu membeli makanan-makanan murahan itu ?!!!"


Jeje mengangkat kepalanya. Ternyata Jia Li lah yang merebut paper bag dari tangannya lalu dihempaskan ke atas lantai.


"Apa yang kau lakukan ? Makanan-makanan itu dipesan oleh Mingyu !" seru Jeje tidak terima.


Jia Li mendengus keras.


"Huh !!!! Apa kau lupa dengan minuman buatanmu dulu yang meracuni Minghao, Hoshi, Dino dan Jun ? Kau ingin mengulang hal itu lagi ?!! Kau bermaksud memboikot comeback Seventeen ya ?!!!" sengit Jia Li.


Jeje menarik napas dalam-dalam untuk mengendalikan emosinya. Bagaimanapun juga, perempuan di depannya ini berstatus sebagai wakil CEO agensi


What Kind of FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang