Pagi-pagi benar, Jeje sudah tiba di agensi. Rasa bersalah yang memenuhi hatinya karena sudah menyebabkan Minghao sampai dirawat di rumah sakit membuat Jeje tidak bisa beristirahat dengan tenang. Itu sebabnya, begitu pagi menjelang, Jeje langsung melesat menuju ke rumah sakit. Sayangnya, pihak rumah sakit menolak kedatangan Jeje dengan alasan jam besuk pasien belum dimulai dan sudah ada satu orang yang menunggu di dalam ruang rawat. Karena terlalu terburu-buru, Jeje lupa mengkondisikan hal tersebut dengan manajer pribadi Minghao.
Tadinya, setelah ditolak berkunjung ke rumah sakit, Jeje bermaksud hendak mendatangi anggota tim performance yang lain yaitu Hoshi, Dino dan juga Jun. Namun jarak tempuh dari agensi menuju ke rumah orang tua Hoshi dan rumah orang tua Dino membutuhkan kurang lebih satu jam perjalanan jauhnya. Jika Jeje hanya mengunjungi Jun yang tinggal di apartemen Dokyeom karena teman satu apartemennya dirawat di rumah sakit (baca:Minghao), maka Hoshi dan Dino pasti akan melayangkan protes kepadanya. Mungkin Jeje akan mengunjungi ketiganya setelah jam kerjanya selesai.
Itulah kenapa, di saat staf agensi yang lain belum menampakkan batang hidungnya, Jeje sudah terlebih dahulu berada di sana.
Setelah meletakkan barang-barangnya di dalam ruang kerja, Jeje pun memutuskan untuk mendatangi pantry yang terdapat di setiap lantai. Tujuan Jeje ke sana adalah untuk menyeduh secangkir kopi hitam pekat karena dia butuh banyak asupan kafein agar dia bisa berfungsi dengan baik sepanjang hari ini.
Saat Jeje membuka pintu pantry, dia terkesiap karena menemukan ada orang lain di sana. Orang tersebut berdiri membelakangi arah pintu masuk.
"Oh, maaf.... Selamat pagi..... Saya pikir tidak ada orang di sini....."
Orang yang disapa oleh Jeje itu kemudian membalikkan tubuhnya. Debaran jantung Jeje sontak berulah ketika melihat siapa yang berada satu ruangan dengannya kini.
"Pagi....." jawab orang tersebut yang tidak lain adalah S.Coups.Tidak ada lagi lanjutan percakapan diantara keduanya. S.Coups kembali menghadap ke arah sebelumnya. Menyisakan Jeje yang masih berdiri mematung di depan pintu.
Apa yang Jeje lihat saat ini seperti memberikan kilas balik kepadanya. Saat proyek All Good dulu, Jeje pernah memandangi S.Coups yang duduk membelakangi dirinya kala Mingyu dirawat di rumah sakit pasca taruhan konyol antara pemuda Kim itu dengan Jaehyun yang diinisiasi oleh Dokyeom. Jeje ingat, saat itu punggung S.Coups terlihat tidak segagah biasanya. Kedua bahunya terkulai ke bawah, seolah-olah sedang menanggung beban seluruh dunia.
Seperti sekarang ini....
Tapi itulah S.Coups....
Dia menganggap serius semua tanggung jawab yang dibebankan kepadanya....
Dan melihat S.Coups yang sekarang, apakah hal yang sama terulang lagi kepadanya ? Tanggung jawab sebagai seorang CEO agensi tentu puluhan kali lebih berat dibanding tanggung jawab sebagai leader sebuah group idola.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Kind of Future
FanfictionTiga tahun setelah proyek All Good selesai.... Apakah kisah S.Coups dan Jeje akan menemukan akhir bahagianya Atau justru mereka akan berpisah selamanya..... Inspired by : Woozi - What Kind Of Future Highest Rank : #1 in carat (13032024) #8 in yoon...