66

345 66 18
                                    


Perkiraan Dino tepat sasaran. Keesokan harinya, berita dimana kakak angkat Joshua yang ternyata adalah mantan kekasih S.Coups muncul di acara pertunangan mengalahkan berita pertunangan itu sendiri. Karena pemberitaan yang cukup viral itu, S.Coups sampai mengorbankan waktu liburnya dan datang ke agensi untuk mengurus hal tersebut.


"Apakah kita harus mengeluarkan pernyataan secara resmi, Sajangnim ?" tanya ketua tim Humas yang saat ini menghadap di ruang kerja S.Coups.


S.Coups menarik napas dalam-dalam. Kedua matanya terarah pada tumpukan print out berita-berita yang menghiasi media massa elektronik, akan tetapi dia tidak bisa memikirkan apapun. Yang ada di pikirannya saat ini justru sosok Jeje dengan gaun berwarna pink salem yang dikenakan perempuan itu semalam.


Selama mereka berpacaran, Jeje tidak pernah mengenakan pakaian seperti itu. Perempuan itu lebih menyukai pakaian-pakaian kasual yang nyaman untuk dia kenakan. Berkali-kali S.Coups membujuk Jeje untuk mau menggunakan gaun seperti yang dia kenakan semalam, namun Jeje selalu menolak.


Semua penolakan Jeje itu sampai-sampai membuat S.Coups memiliki ide untuk menyiapkan gaun yang luar biasa cantik yang bisa dipakai saat mereka menikah nanti. S.Coups yakin, sama seperti Jeje yang membuat dia terpukau dengan hanbok cantik saat di Guest House dulu, perempuan itu akan terlihat sangat luar biasa dengan gaun cantik pilihannya.


Dan dugaan S.Coups sama sekali tidak salah.


Semalam Jeje memang terlihat sangat luar biasa....


Di mata S.Coups, semalam Jeje terlihat seperti seorang dewi....


Sayangnya, dia harus melihat Jeje mengenakan pakaian secantik dan seluar biasa itu bukan pada acara istimewa mereka berdua, namun pada acara pertunangan S.Coups dengan perempuan lain.


"Sajangnim ?" suara ketua Tim Humas yang menunggu kepastian dari S.Coups membuyarkan lamunan pria itu. Dia berdeham pelan, lalu memperbaiki posisi duduknya.


"Biarkan saja.... Tidak perlu mengeluarkan pernyataan apapun.... Berita itu akan berhenti dengan sendirinya nanti...." ucap S.Coups.


Ketua Tim Humas mengangguk paham lalu undur dari ruang kerja S.Coups.


Begitu ruang kerjanya tertutup, S.Coups bergumam lirih.


"Nyatanya, memang dialah perempuan itu...."


S.Coups menundukkan kepalanya. Matanya terpaku pada sebuah cincin emas putih yang melingkari jari manis sebelah kirinya. Cincin itu adalah cincin pertunangannya dengan Jia Li. Cincin yang harus selalu dia pakai sekarang selain cincin persahabatan Seventeen yang sudah seperti kulit keduanya kini.


Beberapa saat kemudian, pintu ruang kerja S.Coups dihempaskan dengan kasar. Jia Li masuk tanpa permisi dengan wajah yang menahan geram.


"Oppa !!!"


S.Coups menghela napas lelah.


Drama apa lagi ini ?


S.Coups hanya mengangkat kepalanya, menatap Jia Li yang berjalan ke arahnya tanpa minat.


Jia Li berhenti di depan meja lalu meletakkan kedua tanganbya di atas meja dan menumpukan berat badannya di sana.


"Apa maksudnya agensi tidak akan mengeluarkan pernyataan resmi ??!!!"


"Seperti yang kau dengar.... Aku memang tidak ingin agensi mengeluarkan pernyataan apapun....."


"TAPI KENAPA ??!!! APA OPPA TIDAK TAHU SEMUA WARTAWAN SEKARANG MENYERBU PERUSAHAAN KAKEK KARENA BERITA KONYOL ITU ??!!!!" Jia Li menyalak tidak sabar.


What Kind of FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang