13

388 66 5
                                    

Menyeret langkah dengan malas, Woozi berjalan memasuki kantor agensi yang mungkin baru dia datangi sebanyak lima kali setelah gedung itu berpindah tangan menjadi milik S.Coups dan difungsikan menjadi agensi mereka. Di depan lift, Woozi bertemu dengan Vernon yang tampil modis sore ini. Melihat Woozi yang berjalan ke arahnya, Vernon menurunkan kaca mata hitam yang sejak tadi bertengger di hidungnya.



 Melihat Woozi yang berjalan ke arahnya, Vernon menurunkan kaca mata hitam yang sejak tadi bertengger di hidungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Eoh, Hyung...." Vernon menyapa. "Sudah berapa lama kau tidak keluar dari studio? Wajahmu seputih kertas...."


Woozi mendecakkan lidahnya.


"Kita kan baru bertemu kemarin malam. Apa kau lupa ?"


Mulut Vernon terbuka tanpa bersuara lalu mengangguk pelan.


"Mian...." ucap Vernon.


Woozi mengibaskan telapak tangan kanannya ke udara.


"Makanya, lepas kacamatamu kalau kita berada di dalam ruangan. Supaya kau bisa melihat warna yang sebenarnya....."


"Tapi, serius Hyung.... Kau perlu sering-sering keluar dari studio. Apa kau tidak takut kekurangan kalsium ?"


"Dia sudah kekurangan kalsium, Vernon-ah.... Makanya pertumbuhan badannya berhenti lebih cepat dari kita...." Hoshi menyela lalu berdiri di antara Woozi dan Vernon.


Ucapan Hoshi mengundang delikan tajam dari Woozi. Berani sekali harimau jadi-jadian itu membahas isu yang sangat sensitif baginya.


"Hoshi-ya.... Kau serius ingin cari gara-gara denganku ?"


Hoshi langsung memasang wajah tidak berdosa andalannya. Tersenyum lebar sampai matanya hanya terlihat segaris.


"Aku hanya bercanda, Woozi-ya.... Jangan diambil hati..... Sudah belasan tahun, masak kau masih tersinggung kalau kukatai pendek ?"


Kepalan tangan Woozi sudah melayang di udara. Namun kemudian, belum sempat kepalan tangan Woozi itu mendarat di salah satu bagian tubuh Woozi, pintu besi yang mereka tunggu-tunggu terbuka. Hoshi langsung melarikan diri ke dalam lift, sambil menarik tangan Vernon dan bersembunyi di balik punggung pemuda blasteran New York-Hongdae itu.


Tidak butuh waktu lama, lift yang mereka naiki membawa mereka ke lantai tiga, tempat ruang rapat berada. Hoshi berjalan lebih dulu ketika pintu besi itu terbuka, meninggalkan Vernon yang memilih berjalan bersisian dengan Woozi.


"Hyung....." panggil Vernon


"Heummm....." sahut Woozi tanpa menoleh.


"Apa kau masih tetap pada keputusanmu semalam ?" tanya Vernon penasaran.


Salah satu tangan Woozi bergerak masuk ke dalam sakunya.


"Kau tahu kalau aku tidak terlalu suka dengan orang asing kan ?"


What Kind of FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang