Beberapa hari kemudian, semua terjadi seperti yang direncanakan oleh Jeonghan. Dengan menggunakan hak suara yang dimiliki oleh dirinya, Joshua, Wonwoo, Woozi, Mingyu, Dokyeom dan Vernon, mereka berhasil mengamankan posisi Jeje di agensi. Mengingat tabiat Jeje yang selalu mengalah, ada kemungkinan dia akan diberikan posisi sebagai staf biasa dan Jeje pasti tidak akan meributkan tentang hal tersebut selama dia masih bertahan di agensi.
Dan sengaja, Jeonghan hanya menggunakan hak suara dari anggota yang berada di Korea Selatan untuk mencegah S.Coups mengira bahwa tidak ada yang berpihak kepadanya. Meskipun sesungguhnya anggota lain yang masih berada di luar negeri dengan senang hati mendukung tindakan Jeonghan tersebut.
Rapat untuk menentukan posisi Jeje di agensi berlangsung cukup alot. S.Coups tidak hadir di dalam rapat tersebut, entah apa alasannya. Jia Li, yang kini sudah resmi menjabat sebagai Wakil CEO menolak mentah-mentah usulan untuk mempertahankan Jeje di agensi. Dia beranggapan, apa yang diperbuat oleh Jeje dan Wonwoo berpotensi merusak image agensi yang sudah susah payah dibangun oleh S.Coups.
Pernyataan Jia Li ini tentu saja membuat Jeonghan meradang. Gadis itu tidak tahu bagaimana besarnya peran Jeje dalam membangun citra positif agensi di kalangan para pemilik merk yang mengontrak anggota Seventeen. Tidak hanya Jeonghan, Woozi yang juga ikut hadir di sana hampir saja memuntahkan semua umpatan yang sudah dia tahan sejak Jia Li menggambarkan Jeje sebagai benalu bagi agensi jika dia terus bekerja di sana.
Beruntung, S.Coups masuk ke dalam ruang rapat, menyela perdebatan yang sengit yang terjadi di sana antara Jeonghan dan Jia Li dengan mengatakan bahwa Jeje akan menjadi manajer utama Seventeen. Karena ketika agensi didirikan, masing-masing anggota sudah memiliki manajer mereka sendiri-sendiri. Belum ada yang mengurus mereka sebagai grup.
Dan itulah pekerjaan Jeje sekarang. Dia akan mengurusi seluruh anggota Seventeen, apabila mereka melakukan aktivitas bersama-sama. Seperti menjelang comeback mereka yang sebentar lagi akan dilaksanakan.
Kini, langkah kaki Jeonghan membawa dirinya menuju ke unit apartement Jeje. Hari ini adalah hari pertama Jeje kembali ke agensi setelah kejadian buruk yang menimpa dirinya. Jeonghan sengaja datang untuk menjemput Jeje dan bersama-sama berangkat ke agensi. Hari ini, akan ada rapat untuk membahas rencana comeback Seventeen. Selain dirinya, hanya Woozi yang akan menghadiri rapat tersebut.
Jeonghan menunggu sejenak di area parkir gedung apartemen Jeje setelah dia mengirim pesan kepada perempuan itu kalau dia sudah tiba dan menunggu Jeje di mobilnya. Sekitar sepuluh menit kemudian, jendela di kabin penumpang depan diketuk dari luar. Jeonghan menolehkan kepalanya, tersenyum samar ketika menemukan sosok Jeje yang hari itu mengenakan kemeja flanel warna pink muda dan celana panjang warna hitam.
Penampilan Jeje itu mengingatkan Jeonghan pada pertemuan pertama mereka saat proyek All Good dulu.
"Annyeong....." Jeonghan menyapa ketika pintu kanin penumpang terbuka dan Jeje masuk ke dalam sana.
"Maaf sudah membuatmu menunggu, Jeonghan-ah....." balas Jeje tidak enak. Tadinya dia ingin berangkat sendiri ke agensi, namun Jeonghan tiba-tiba menawarkan diri untuk menjemput dan mengantarkan dirinya ke sana.
Jeonghan menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Menunggu sepuluh menit itu belum termasuk lama, Noona...." sahut Jeonghan. Dia kemudian mulai menjalankan kendaraan yang dia kemudikan, melaju pelan meninggalkan kawasan apartemen Jeje.
"Turunkan saja Noona di coffee shop dekat agensi ya....." Jeje memberitahu setelah tersisa kurang lebih lima belas menit sebelum mereka tiba di agensi.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Kind of Future
Fiksi PenggemarTiga tahun setelah proyek All Good selesai.... Apakah kisah S.Coups dan Jeje akan menemukan akhir bahagianya Atau justru mereka akan berpisah selamanya..... Inspired by : Woozi - What Kind Of Future Highest Rank : #1 in carat (13032024) #8 in yoon...