Berkat penanganan yang cepat dan tepat, kondisi Jeje berangsur-angsur membaik. Tidak lebih dari setengah jam, Dokter Lee berhasil membuat Jeje bernapas dengan normal dan bisa diajak untuk berkomunikasi.
"Noona.... Apa yang terjadi ? Kenapa Noona bisa mengalami serangan panik seperti tadi ?" tanya Joshua penasaran.
Jeje menatap Joshua dengan pandangan sayu. Satu tangannya digenggam erat oleh adik angkatnya itu.
"Noona melihatnya....." ucap Jeje lirih.
Dahi Joshua berkerut dalam. Dia dan Wonwoo kompak mendekatkan wajah mereka ke arah Jeje supaya bisa lebih jelas mendengar apa yang disampaikan oleh perempuan itu.
"Bisa Noona ulangi ucapan Noona tadi ?" pinta Joshua.
Jeje menelan salivanya dengan susah payah.
"Orang itu..... Dia ada di sini.... Noona bertemu dengannya...." Jeje mengulangi dengan suara yang sedikit lebih keras dari sebelumnya.
"Siapa Noona ? Noona bertemu dengan siapa ?" ganti Wonwoo yang menyuarakan rasa penasarannya.
"Dia.... Wonwoo.... Dia di sini......" Jeje tedengar sangat putus asa dan seperti ingin menangis.
Wonwoo langsung mengerti. Hanya ada satu orang yang kemungkinan besar memicu serangan panik yang dialami oleh Jeje dan membuat perempuan itu menjadi kacau seperti ini. Orang yang ada kaitannya dengan pelecehan yang dialami oleh perempuan itu. Dia lantas mengalihkan pandangannya ke arah Dokter Lee.
"Dimana ruang CCTV di sini, Dokter ?" tanya Wonwoo pada dokter yang merawat Jeje.
"Pusat kendalinya ada di lantai satu. Tapi anda butuh akses untuk bisa masuk ke ruangan tersebut...." jelas Dokter Lee.
"Tolong bantu saya, Dokter.... Saya harus melihat, siapa yang baru saja ditemui oleh Jeje Noona....." minta Wonwoo sungguh-sungguh.
Dokter Lee menyanggupi permintaan Wonwoo. Bersama-sama, mereka melangkah dengan tergesa-gesa menuju ke ruang pusat kendali CCTV rumah sakit yang berada di lantai satu. Dengan bantuan Dokter Lee, Wonwoo diberikan ijin untuk mengakses rekaman CCTV rumah sakit. Dia berfokus pada rekaman ketika Jeje sedang berada di depan lift, usai berkonsultasi dengan Dokter Lee.
"Berhenti !!!!" Wonwoo berseru ketika rekaman CCTV menunjukkan Jeje yang terjatuh tepat di depan pintu lift.
"Bisa dibesarkan gambarnya ?" Wonwoo memberi instruksi kepada staf yang sedang bertugas.
Kedua mata Wonwoo menajam seiring dengan gambar pada layar yang diperbesar. Kedua tangannya mengepal. Sebelum terjatuh, sesosok pria dengan pakaian serba hitam menyenggol bahu Jeje. Wonwoo meyakini bahwa pria itu sengaja melakukannya. Pria itu yang menjadi penyebab Jeje mengalami serangan panik.
"Sialan !!!!!" Wonwoo menggeram marah lalu tiba-tiba saja berlari keluar ruangan. Dia ingin mengejar laki-laki tersebut, meski dia tidak yakin kalau pria itu masih ada di seputar rumah sakit. Wonwoo hanya ingin melakukannya. Setidaknya dengan begitu, akan mengurangi rasa bersalah Wonwoo karena lagi-lagi dia tidak bisa memenuhi janjinya untuk menjaga Jeje.
Di tengah-tengah pengejarannya, ponsel Wonwoo tidak berhenti bergetar. Dengan perasaan marah yang menggunung, Wonwoo berhenti berlari, merogoh ponselnya dengan kasar seraya bersumpah akan menyumpahi siapapun yang berani mengganggunya saat ini.
Akan tetapi, ketika dia membaca identitas penelepon yang terpanjang di layar ponselnya, amarah yang dirasakan oleh Wonwoo surut dengan cepat. Dia justru menjawab panggilan tersebut dengan tergesa-gesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Kind of Future
FanfictionTiga tahun setelah proyek All Good selesai.... Apakah kisah S.Coups dan Jeje akan menemukan akhir bahagianya Atau justru mereka akan berpisah selamanya..... Inspired by : Woozi - What Kind Of Future Highest Rank : #1 in carat (13032024) #8 in yoon...