63

275 52 9
                                    


Jia Li memasuki unit penthouse miliknya dengan langkah berderap yang dipenuhi kemarahan. Sepanjang minggu ini, emosinya dikuras habis untuk menghadapi tingkah para anggota grup yang -sialannya- dipimpin oleh calon tunangannya sendiri. Sudah jelas apa yang membuat Jia Li berang seperti ini. Keberpihakan para anggota pada Jeje pada setiap urusan yang menyangkut grup dan sikap abai S.Coups menjadi penyebabnya.


"ARGGGGHHHHHH !!!!" Jia Li menjatuhkan seluruh pajangan dari bahan kristal dengan satu gerakan. Barang-barang mahal itu kini tidak lagi berharga usai menjadi korban kemarahan Jia Li, karena semuanya hancur berkeping-keping di atas lantai.


Seorang pria muncul dengan pakaian kemeja putih berbahan sutra serta celana panjang berwarna hitam. Dia membiarkan dua kancing kemeja bagian atas terbuka dan memamerkan tulang selangkanya.


"Harga pajangan kristal yang baru saja kau pecahkan itu setara dengan harga sebuah apartemen studio di pinggir kota ini, Jia Li...." ucap pria itu. Di tangan kanannya terdapat segelas champagne.


Mengacuhkan ucapan pria yang sedang bersandar di dinding, ganti puluhan botol anggur yang menjadi sasaran Jia Li.


PRANG !!!


"Kenapa...."


PRANG !!!


"Semua orang....


PRANG !!!!


"Selalu berada di pihaknya ???!!!!" Jia Li berteriak histeris.


Pria yang berada di dalam unit penthouse hanya memandangi semua yang dilakukan oleh Jia Li dengan raut wajah datar. Seolah dia sudah sangat terbiasa melihat perilaku Jia Li yang satu ini.


"Jangan !!!!" pria itu baru bereaksi ketika Jia Li membuka kotak yang berisi botol anggur langka dan berusaha membantingnya ke lantai. Dia lalu mendekati Jia Li, mengambil botol anggur itu dari tangan gadis itu dan menaruhnya di tempat yang lebih aman. Barulah setelah itu, dia membawa Jia Li menyingkir dari kekacauan yang dia buat di salah satu ruangan yang ada di penthouse.


"Apa yang sebenarnya terjadi ? Kenapa kau pulang dengan kondisi semarah ini ?" tanya pria itu pada Jia Li.


Jia Li menggeram menahan marah.


"Anggota grup tunanganmu berulah lagi ?" tebak pria itu.


Jia Li menatap lurus ke arah sang pria lalu menghembuskan napasnya dengan kasar.


"Apa hebatnya perempuan itu ??!!! Apa yang dia punya yang tidak aku miliki ?!!! Kenapa mereka hanya mau mendengar apa yang dia katakan ??!!!"


Pria itu meletakkan gelas champagne di atas coffee table yang ada di depan mereka. Dia meraih tubuh Jia Li, memegang kedua bahunya dan meremasnya dengan lembut.


"Fokus pada tujuanmu, Jia Li..... Fokus pada rencanamu.... Kenapa malah berebut perhatian pria-pria bodoh yang hanya tahu meliuk-liukkan tubuh mereka untuk menarik perhatian perempuan ?" pria itu mengingatkan.


Jia Li mengetatkan wajahnya.


"Justru itu....." Jia Li menyanggah. ".... Saat ini aku sedang melakukan apa yang menjadi tujuanku.... Aku harus mengambil semua yang perempuan itu miliki.... Pekerjaanya, kekasihnya bahkan semua orang yang dekat dengan dirinya.... Setelah dia tidak punya apa-apa lagi, akan lebih mudah untuk membuat dia menjadi putus asa dan berakhir menghabisi hidupnya sendiri....."


"Lalu, bagaimana dengan keluarga angkatnya ? Apa kau ingin menghabisi mereka juga ? Bukankah salah satu dari anggota grup ternyata adalah keluarga angkat perempuan itu ??!!!"


What Kind of FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang