Suasana ramai di sebuah kedai mie pedas terkenal menyambut Sherine dan para anteknya. Mereka memasuki kedai tersebut dengan penuh semangat, terutama Sherine. Di sana sudah ada banyak peserta lomba makan mie pedas yang mencoba tantangan. Namun, mereka hanya sampai ke tahap pertengahan, yaitu sekitar level 15-an. Sementara tantangan yang disiapkan oleh pihak kedai sampai level 30. Ya, bayangkan saja betapa pedasnya level tertinggi itu.
Sherine menarik tangan Sandrina dan Paramitha ke tempat pendaftaran lomba. Ketiganya ingin mencoba karena mengincar hadiah uang. Sebenarnya uang lima ratus ribu bukan apa-apa bagi Sherine, sebab jika ia mau, ia bisa meminta pada keluarganya. Namun, ini bukan tentang uang.
Selepas mendaftar, Sherine menghampiri Irawan, Vino, dan Arya yang duduk bersama para penonton lomba makan mie pedas lainnya.
“Ada yang mau pasang taruhan, nggak?” tawar Sherine.
“Gue! Gue pasang taruhan di level 27. Kalo lo berhasil ngelewatin level itu, lo boleh jadiin gue pesuruh selama sehari.” Arya langsung menyahut penuh semangat.
“Oke! Tandai level 27! Gue bakal bikin lo jadi pesuruh gue,” balas Sherine.
Kini, Sherine memandang Irawan yang sibuk bermain ponsel. Pemuda itu jelas tidak ikhlas datang ke sana. Namun karena Sherine mengancam, alhasil Irawan harus menurut.
“Baobei, lo mau pasang taruhan di level berapa?” tanya Sherine pada Irawan.
Irawan menghentikan kegiatannya. Kemudian, mendongakkan kepala, memandang Sherine. “Emang harus?”
“Harus banget!” Sherine menjawab sembari mendekatkan wajahnya pada wajah Irawan.
“Gini aja, kalo gue menang sampe level 30, kita nge-date!” Sherine mencoba membuat kesepakatan dengan Irawan.
Mendengar penawaran Sherine, Vino dan Arya hanya bisa melongo. Gadis itu benar-benar sudah gila. Orang-orang yang sampai di level 25 saja sudah merasakan efek samping dari mie pedas itu. Sementara Sherine malah menantang dengan memasang taruhan di level 30.
Irawan berpikir sejenak. Berada di level 30 adalah sebuah ketidakmungkinan, menurut Irawan. Kemudian, pemuda itu mengangguk. “Oke!”
Sherine terlihat semakin bersemangat. Hal itu membuatnya jadi terobsesi untuk menang. Lalu, Sherine kembali bergabung dengan para peserta lomba makan mie pedas lainnya. Tepatnya, ia duduk di samping Sandrina.
“Lo habis ngapain?” tanya Sandrina penasaran.
“Bikin kesepakatan sama Irawan Baobei,” jawab Sherine.
Kini, Sandrina melihat ke arah Irawan, Vino, dan Arya berada. Melihat betapa bersemangatnya Sherine, jelas itu karena Irawan. Sangat menyebalkan bagi Sandrina, sebab Irawan seolah hanya memberi semangat pada Sherine.
Penyelenggara lomba memulai aba-aba sebagai pertanda dimulainya lomba makan mie pedas ronde kelima dengan 12 peserta. Entah akan ada pemenang atau tidak di ronde kali ini, karena di ronde sebelumnya, level tertinggi berada di level 26. Jika di ronde lima ini ada yang sanggup sampai ke level 30, maka lomba hari ini automatis selesai, sebab sudah ada pemenangnya.
Setelah suara peluit berbunyi di hitungan ketiga, para peserta lomba mulai makan dengan lahap. Mereka berusaha keras melawan rasa pedas yang tidak mau menyingkir tatkala memasuki level 15 ke atas. Para penonton bersorak, memberikan semangat untuk peserta yang didukung.
Irawan memperhatikan Sandrina yang kini sudah masuk level 24 dan terlihat sudah tidak kuat. Secepatnya Irawan beranjak berdiri dan pergi ke tempat pemesanan makanan dan minuman. Melihat hal itu, Vino dan Arya juga melakukan hal sama. Tiga pemuda tersebut memesan minuman manis dan dingin bersamaan, seolah sudah janjian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Stop [END]
Teen FictionSandrina Laily dipaksa menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah drastis. Ia pindah sekolah dan tempat tinggal karena perceraian kedua orang tuanya. Di sekolah barunya, Sandrina mengenal Irawan Pradana Dewangga, seorang murid laki-laki yang suka...