51. Pertandingan Basket

27 6 97
                                    

Menjelang siang, udara semakin panas dan sinar matahari semakin terik. Suasana lapangan basket di SMA Mahardika justru terlihat ramai. Beberapa murid berbondong-bondong datang ke lapangan untuk menyaksikan pertandingan basket antara murid dari kelas 11 IPA 3 dan Kelas Kompetisi. Sebenarnya pertandingan itu berasal dari keisengan beberapa murid laki-laki yang saling ejek skill bermain basket mereka. Alhasil, malah menjadi sebuah kompetisi basket antar kelas.

Tim dari kelas 11 IPA 3 tampak sudah siap. Begitu pula dengan tim dari Kelas Kompetisi. Ada banyak alasan, mengapa pertandingan itu ditonton oleh banyak murid dari kelas lain. Pertama, karena salah satu anggota tim dari kelas 11 IPA 3 adalah anggota tim basket sekolah yang selama ini selalu dianggap remeh, sebab hanya menjadi pemain cadangan. Kedua, karena murid laki-laki dari Kelas Kompetisi jarang menunjukkan skill bermain basket mereka, sebab selama ini para murid dari kelas tersebut digembleng untuk terus belajar dan jarang keluar kelas. Ketiga, menurut rumor yang beredar, festival olahraga akan ditiadakan untuk tahun ini, sebab jadwal UN dan beberapa ujian lain akan menyita cukup waktu. Selain itu, nilai para murid di semester ganjil yang tidak seimbang membuat para guru dan kepala sekolah lebih menggalakkan proses belajar mengajar daripada menambah kegiatan lain.

Sandrina dan Paramitha duduk di tepi lapangan dengan tangan menenteng minuman. Keduanya duduk di barisan paling depan dan menjadi buah bibir beberapa murid yang duduk di belakangnya. Masih saja para murid tadi menggibah tentang rumor bahwa Sandrina anak haram kepala sekolah. Paramitha yang mendengarnya sampai menghela napas untuk ke sekian kali. Ia tidak tahan sampai meremas gelas plastik di tangan. Kemudian, gadis itu membalikkan badan dan menatap tajam beberapa murid yang duduk di belakang. Melihat Paramitha yang seperti singa kelaparan membuat mereka langsung berhenti berbicara. Bahkan sampai ada yang pindah tempat duduk. Menyaksikan hal itu, Sandrina tersenyum, tetapi disembunyikan.

“Ah sial! Gara-gara perjanjian konyol sama bokap gue, gue jadi nggak bisa ngasih mereka pelajaran satu per satu,” gerutu Paramitha yang kembali ke posisi semula. Lalu, menyedot minumannya.

“Apa perlu, gue wakilin lo ngasih mereka pelajaran?” sahut Sandrina, memberi penawaran.

Paramitha menoleh, memandang teman sebangkunya itu. Makin lama, ia merasa Sandrina makin cerewet dan mirip dengannya. Kalau begini, rasanya Paramitha akan bisa menerima Sandrina sebagai saudara, jika ayahnya dan ibunya Sandrina memang ingin bersama.

“Nggak usah! Gue bisa ngasih mereka pelajaran sendiri. Mendingan lo sibuk aja sama Vino dan Irawan!” balas Paramitha.

Sandrina berdecih mendengar balasan dari Paramitha. Lagi-lagi Paramitha bersikap sok keren dan seolah tidak butuh bantuan orang lain. Sikap menyebalkan Paramitha seperti tidak bisa hilang.

Suara sorak-sorai penonton terdengar semakin riuh ketika pertandingan basket antar kelas dimulai. Pandangan Sandrina tertuju pada Vino yang ternyata ikut andil, tetapi menjadi rival kelasnya. Ya, Sandrina baru ingat kalau kini Vino menjadi bagian dari Kelas Kompetisi. Huft, nyaris saja gadis itu meneriakkan nama Vino untuk memberi semangat.

“Lo nggak boleh nyemangatin Vino, karena Vino ada di kubu lawan!” celetuk Paramitha memberi peringatan, tetapi dengan mata melihat ka arah lapangan.

“Iya. Gue tahu,” timpal Sandrina.

Kedua tim bermain dengan sangat baik dan saling mengejar poin. Sayangnya, di detik-detik terakhir babak pertama, Nando berhasil meraih tiga poin setelah memasukkan bola ke dalam ring dari luar garis penalti dan menandai kemenangan awal tim Kelas Kompetisi.

Selepas beristirahat sejenak untuk minum dan mengatur strategi, babak kedua dimulai. Kali ini, tim dari kelas 11 IPA 3 menggunakan strategi yang diatur oleh Heru, salah satu anggota tim basket sekolah. Sebelum masuk kembali ke lapangan, Sony melihat ke area penonton untuk mencari Yeslyn. Ya, ia berharap Yeslyn melihat salah satu bakatnya. Sayangnya, tidak ada penampakan Yeslyn di sekitar lapangan. Padahal dari yang Sony dengar, murid Kelas Kompetisi hari ini mendapat waktu istirahat cukup lama karena telah menyelesaikan kuis penambah poin di jam pelajaran pertama dan kedua. Lalu ditambah evaluasi tertulis di jam pelajaran ketiga dan keempat.

Can't Stop [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang