39. Si Pembuat Onar di Keluarga Dewangga

38 5 85
                                    

Suara tepuk tangan meriah dari para tamu undangan terdengar begitu nyaring di ruang pesta. Acara pesta ulang tahun Irawan dan Yeslyn bisa dikatakan berjalan lancar meski acaranya belum sampai tahap penutupan. Acara diawali dengan sambutan dari si kembar keluarga Dewangga, yaitu Irawan dan Yeslyn. Kemudian, dilanjutkan dengan acara memotong kue ulang tahun dan pemberian kado ulang tahun dari Nyonya Besar Dewangga untuk dua cucu kembarnya. Tak tanggung-tanggung, kado ulang tahun yang Irawan dan Yeslyn dapatkan membuat orang-orang yang berada di sana ternganga. Bagaimana tidak, masing-masing kado berharga fantastis. Satu unit mobil sport berharga miliaran rupiah merupakan kado untuk Irawan, sementara Yeslyn mendapat kado berupa satu set perhiasan brand mewah yang terkenal.

Selepas acara tersebut, masuk ke acara inti, yaitu sambutan dari Nyonya Besar Dewangga untuk para tamunya dan memperkenalkan cucu laki-laki kesayangannya ke semua orang. Bisa dikatakan, secara resmi, Irawan adalah calon pemimpin Dewangga Group di masa depan. Ah tak perlu menunggu lama, mungkin saja ketika Irawan berusia awal dua puluhan, ia sudah tidak bisa menikmati masa mudanya lagi, mengingat usia sang nenek sudah masuk usia pensiun.

Setelah berbincang-bincang dengan beberapa tamu dari Dewangga Group, Irawan melihat area tempat duduk khusus undangannya dan Yeslyn. Matanya langsung tertuju pada Sandrina yang duduk di kursi agak belakang bersama Vino dan Sony. Bibir Irawan tersenyum melihat Sandrina yang sadar akan tatapannya dan melambaikan tangan padanya. Penampilan Sandrina malam ini membuat Irawan terkejut sekaligus terpukau, sebab ini adalah kali pertama Irawan melihat Sandrina mengenakan gaun dan berdandan.

Merasa sudah menyelesaikan tugasnya menyambut para tamu penting, Irawan berniat untuk bergabung dengan teman-temannya. Sayang sekali, niatnya belum bisa direalisasikan karena Nyonya Riana datang menghadang jalan.

“Irawan, ayo ikut Oma buat nyapa para investor!” ajak Nyonya Riana sembari meraih lengan Irawan.

Irawan tak bisa menolak. Ada banyak pasang mata yang melihat, jadi ia harus menurut untuk menjaga nama baik keluarga. Juga, menunjukkan keharmonisan dan kekompakan keluarga, meski sebenarnya keluarga Dewangga tak seharmonis itu.

Yeslyn yang berdiri tak jauh dari Irawan merasa tersisihkan, melihat sang nenek hanya menggandeng tangan Irawan. Gadis itu hanya bisa menatap kepergian Irawan dan sang nenek dengan rasa cemburu yang berusaha ditutupi dengan senyuman. Di acara malam ini, Yeslyn seperti pelengkap saja, karena faktanya semua orang penting yang datang hanya ingin berkenalan dan berbicara dengan Irawan.

Tak lama kemudian, seorang gadis cantik dengan tangan memegang segelas anggur mendekat pada Yeslyn. Gadis berusia 22 tahun itu ikut melihat sang nenek dan Irawan yang kini sibuk mengobrol dengan para investor.

“Anak Haram itu pasti seneng banget sekarang. Ngerasa udah berkuasa karena selalu dibelain sama Nenek Lampir,” ujar gadis yang bernama lengkap Yenara Camellia Dewangga tersebut, mencoba memprovokasi sang adik perempuan.

Yeslyn menoleh, menatap sang kakak. Yeslyn tak akan tertipu dengan ucapan Yena. Walau kali ini Yena seperti membela dan berdiri di pihaknya, tetapi hal itu tak akan membuat Yeslyn goyah. Yeslyn sudah hafal, bagaimana sifat Yena.

“Rasanya nggak adil banget kepulangan gue kali ini. Padahal gue mau liburan ke Madrid sama cowok gue. Tapi harus ditunda karena dipaksa pulang sama Nenek Lampir cuma buat liat Anak Haram kesayangannya dikenalin secara resmi ke para petinggi Dewangga Group sama investor.” Yena menambahkan dengan nada kesal.

Tidak ingin meladeni ucapan-ucapan provokasi dari Yena, Yeslyn memutuskan untuk pergi. Kebetulan Yeslyn melihat Sony melambaikan tangan padanya. Suasana hati Yeslyn sedang tidak baik karena sang ibu tetap bersikeras pergi ke Beijing bersama Yasmine. Jadi, Yeslyn tidak ingin menambah beban pikiran dengan mendengar ocehan-ocehan Yena yang tidak berguna. Lebih baik Yeslyn mengobrol dengan Sony dan mendengar lelucon receh Sony.

Can't Stop [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang