Ϲһα⍴tᥱr 05

4 1 0
                                    

"AYAH MEMBESARKAN MU AGAR MENJADI ANAK YANG BAIK, TAPI APA YANG SUDAH KAMU PERBUAT LEYNA?"

"Kau permainkan perasaan ayah. Kau sia-siakan pengorbanan ayah selama ini untukmu, "

"Hanya karena ayah lebih memperhatikan Candra, Kirana, dan Bella bukan berarti kamu bisa menyebut ayah tidak peduli dengan mu. AYAH PEDULI DENGAN MU NAK, AYAH PEDULI, " teriak Varez yang mulai meneteskan air mata karena perbuatan putri nya.

"Kau mau bersekolah di tempat yang layak, ayah usahakan. Kau ingin berlibur ke luar negeri, ayah luangkan waktu untuk mu. Kau mau beli ini itu, selalu ayah beri. Lalu apa yang kurang dari ayah nak, apa?"

"KAU KURANG MEMBERIKAN PERAN PADAKU AYAH, " teriak Leyna.

"LEYNA, "

"DIAM IBU. Kalian sudah banyak berbicara, maka sekarang giliranku yang berbicara, "

"Ayah ibu ingat, waktu kecil saat kita masih berempat. Kita bahagia, kita menjadi keluarga yang harmonis, kita bermain bersama. Sampai semuanya berubah, kak Veyna meninggal, keluarga ini datang. Ayah lebih mengutamakan mereka dari pada kita ibu, apa ibu sadar? Tidak. Ibu tentu tidak sadar, karena ibu dan ayah sama saja.  Aku kesulitan belajar adakah kalian menemani ku? Iya aku akui aku tidak berprestasi di bidang akademik seperti Candra, Kirana, dan Bella. Tapi apa ayah memberiku semangat? Ayah justru memintaku untuk terus mencontoh mereka terus menerus. Perlu ayah ketahui, semua anak di muka bumi ini tidak ada yang sama. Mereka mempunyai kelebihan dan kekurangan mereka masing-masing, "

"Kehidupan luar membuatku menemukan jati diriku yang sebenarnya, lebih baik aku hidup menjadi brandal dari pada hidup serba ada tapi seperti di kurung seumur hidup, " sambung Leyna.

Varez dan Velyn terdiam mendengar ungkapan Leyna.

"Baiklah. Itu mau mu Leyna? Ayah turuti. Mulai hari ini dan seterusnya ayah bebaskan dirimu, kau mau pergi kemana pun ayah tidak akan menanyakan nya lagi. Kau ingin pergi dengan siapapun itu ayah tidak peduli. Bahkan kau ingin pulang sampai larut malam pun pintu akan terbuka untukmu. Kehidupan mu, ayah lepas tangan. Ayah tidak tau harus mendidik mu dengan cara apa lagi, "

Varez sebagai seorang ayah tentu merasa sakit hati dengan perkataan putrinya. Selama ini Varez selalu berjuang untuk bisa memberikan waktu pada Leyna, hanya saja waktu yang di berikan Varez selama ini masih kurang bagi Leyna. Bukan Varez yang salah dalam hal ini, Leyna yang salah karena tidak pernah mau mengerti keadaan Varez yang tanggung jawabnya lebih besar.

Leyna menepis Varez dan masuk ke dalam kamarnya, Varez terduduk di anak tangga sambil menghela nafas panjang. Velyn menghampiri Varez dan langsung memeluknya serta menenangkan hati Varez kembali.

Zyan dan yang lain merasa tidak enak dengan kondisi keluarga mereka, dia kemudian berpamitan dan mengajak yang lainnya untuk pulang ke rumah masing-masing. Semalaman Varez tidak bisa tidur, dia terus memikirkan soal Leyna. Dia takut suatu hari nanti Leyna meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Semenjak saat itu, Varez menjadi orang yang tidak banyak berbicara. Setiap Leyna hendak melakukan apapun itu, Varez tetap tidak peduli lagi dengannya. Namun hal itu tidak membuat Leyna sadar namun justru sering kali meminta uang pada Varez untuk berfoya-foya setiap hari bahkan sampai membuat Velyn istrinya marah kepadanya.

"Kenapa kau memberikannya? Uang itu hanya digunakan untuk berfoya-foya oleh Leyna, "

"Itu yang dia mau selama ini, "

"Tapi kamu salah Varez. Kamu ayahnya harusnya menuntun dia ke jalan yang lebih baik, bukan membiarkan dia hidup liar di luar sana, "

"Aku harus apa Velyn. Aku sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk anak itu, tapi aku tidak mengerti apa yang kurang dari itu semua, "

"Tidak ada yang kurang darimu sayang, Leyna hanya kurang mengerti situasi dirimu. Tanggung jawab mu sangat banyak, kau seorang suami, ayah, kakak pertama, paman, serta kakak ipar untuk semua keluarga mu. Belum lagi di pekerjaan mu, kau adalah seorang bos yang harus memimpin karyawan mu dan perusahaan mu. Tanggung jawab sangat besar sayang, " ucap Velyn yang kemudian memeluk erat suaminya itu. "Aku juga tidak mau putri ku kehilangan sosok ayahnya, aku juga tidak menginginkan itu. Jika di beri kesempatan sekali lagi, aku ingin mengubah semuanya. Aku ingin hidup menjadi seorang lelaki yang mempunyai tugas sebagai ayah untuk putra putriku, " ucap Varez. Tanpa mereka sadari, Leyna tidak sengaja mendengarkan pembicaraan kedua orang tuanya. Leyna terdiam dan perlahan air matanya mulai menetes, entah apa yang dia rasakan saat ini ketika melihat orang tuanya kecewa dengan dirinya.

Keesokan harinya, Candra merasa suntuk di rumah dan berniat untuk berkeliling kota menggunakan sepeda.

"Ibu... " bisik Candra.

"Candra, kamu kenapa bisik-bisik?"

"Ayah mana?"

"Ayah sedang membersihkan halaman belakang, kenapa?"

"Aku mau pergi bersepeda, tapi jangan bilang-bilang ayah ya, "

"Emang kenapa?"

"Nanti ayah menyuruhku untuk membawa Kirana juga, "

Esmes tertawa melihat tingkah putranya, ia kemudian memperbolehkan Candra pergi bersepeda. Namun saat ingin keluar rumah, Zyan tiba-tiba muncul hingga membuat Candra terkejut.

"A-ayah.. "

"Mau kemana kamu?"

"Aku cuma mau bersepeda ayah, "

"Sendiri?"

"Ayah kumohon. Biarkan hari ini aku bersepeda sendirian, "

"Tanpa saudarimu?"

"Hum, "

"Dan tanpa ayah?"

"A-ayah serius mau bersepeda dengan ku?"

"Kau pikir usia ayah ini tidak mampu lagi bersepeda, "

Candra sangat senang dengan itu, sudah lama sekali dia tidak jalan berdua dan menghabiskan waktu dengan ayahnya. Zyan lalu mengambil sepeda dan pergi berkeliling dengan putranya.

HERNANDES : The Kindness Monster'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang