Ϲһα⍴tᥱr 73

1 1 0
                                    

"Ini tidak bisa di biarkan, " ucap Bella setelah mendengarkan cerita dari Rathi.

"Kak Bella kumohon jangan beritahu siapa-siapa, " ucap Rathi memohon kepada Bella. Di saat yang bersamaan, tiba-tiba terdengar suara tangisan seorang mahasiswi yang menolak untuk pergi bersama seorang pria tua. Bahkan gadis itu juga di tampar oleh Sharma saat itu. Melihat itu Bella tidak bisa tinggal diam, dan memutuskan untuk membela gadis itu. Rathi dan Selin yang khawatir langsung berlari dan menarik Bella kembali. Kerusuhan antara mereka bertiga di ketahui oleh Sharma dan diam-diam mengeceknya.

"Kakak ini gila apa? Bagaimana kalau nyawa kakak dalam bahaya nanti?"

"Dia benar. Kalian tidak tau betapa kejamnya Sharma dan juga Ajay, " Bella tertunduk lemas karena tidak tau harus melakukan apa lagi. Sementara itu mereka di ketahui oleh Sharma yang diam-diam menguping pembicaraan mereka. Sharma lalu pergi dan tak berselang lama Rathi membawa mereka berdua untuk segera pergi dari tempat itu.

----------------


Malam harinya, Selin dan Bella berkemas untuk segera pulang besok. Tak lupa Selin juga mengabari Candra bahwa dia akan segera pulang besok. Namun hal yang tak terduga terjadi, mendadak listrik di kota itu padam. Selin dan Bella merasa kebingungan dengan lampu yang mendadak mati. Anak buah Ajay ternyata diam-diam masuk ke hotel yang Bella dan Selin tempati. Mereka juga diam-diam melenyapkan seluruh bodyguard Bella dalam keadaan gelap gulita. Setelah berhasil melenyapkan semuanya, Bella dan Selin di serang dengan di pukul menggunakan kayu bagian belakang kepala mereka hingga pingsan. Tak berselang lama Bella dan Selin tersadar dari pingsan. Mereka kini berada di sebuah ruangan gelap di ikat oleh tali yang menyatu dengan kursi.

"Selin kamu gak papa?"

"Aku gak papa kak, "

"Tempat apa ini?" ucap Bella yang kebingungan saat melihat tempat tersebut. Bella terus berusaha melepas ikatan di tangannya. Hingga akhirnya Bella berhasil membuka ikatan itu dan membantu melepaskan ikatan Selin. Mereka kemudian berusaha untuk mencari jalan keluar agar bisa kabur dari sana. Namun sialnya mereka malah di hadapkan dengan Sharma.  Mereka berdua terkejut dan mulai berjalan mundur menjauh dari Sharma.

"Hallo nona-nona. Bagaimana kabar kalian?"

"Lepaskan kami, "

"Melepaskan kalian? Tentu noa tentu. Bersabarlah dulu. Hei kalian berikan kedua gadis ini kursi cepat, " ucap Sharma meminta anak buahnya memberikan kursi. Setelah kursi datang, Sharma juga meminta mereka berdua untuk duduk di kursi itu.

"Nona Bella. Apa yang kau lakukan di rumah sakit itu?"

"Apa yang aku lakukan di rumah sakit mu bukan urusanmu, "

"Oh tentu nona. Tentu ini menjadi urusan ku. Bagaimana pun itu semua yang datang ke rumah sakit ku harus aku ketahui ada urusan apa, "

"Aku sudah tau semua kebusukan mu tuan Sharma, "

"Lalu? Aku harus apa? Apakah harus takut? Ahh ya tuhan aku takut sekali pada mereka, " ucap Sharma yang mengejek Bella dan juga Selin. Terlihat semua anak buah Sharma menertawakan mereka saat itu. "Nona  Bella. Biar ku beri penawaran padamu. Aku akan memberikan 1 proyek ku untuk mu, tapi dengan syarat kau tidak boleh membongkar siapa aku yang sebenarnya kepada publik, " ucap Sharma.

"Tapi-"

"Dengar. Kami tidak membutuhkan proyek mu, kami hanya mau bebas. Dan kami berjanji agar tidak membocorkan siapa dirimu yang sebenarnya, " ucap Selin. Mendengar itu tentu membuat Bella terkejut. Selin memberi isyarat agar Bella menurut saja dengan perkataan Selin.

"Aku sangat bersujud syukur pada mu nona. Kau bukan hanya cantik, dan baik hati. Tapi juga sangat rendah hati. Kau menolak kekayaan dari ku hanya demi keselamatan mu. Baiklah, silahkan kalian pergi. Aku membebaskan kalian, " ucap Sharma. "Hai kalian beri mereka jalan cepat, " Selin dan Bella bergegas pergi keluar dari tempat itu.

"Sharma. Apa kau yakin pada mereka?"

"Ajay, Ajay, Ajay. Yang sudah masuk dalam lingkungan Sharma tidak akan pernah bisa selamat, " ucap Sharma dengan senyuman dan tatapan licik.

Sementara di hotel, Bella kesal dengan tindakan Selin yang hanya mementingkan diri sendiri.

"Apa kau sudah gila Selin? Bagaimana nasib para gadis di rumah sakit itu kalau kita tinggal diam, "

"Kak Bella. Ini bukan negara kita. Jadi kita tidak boleh ikut campur, "

"Apa maksud mu? Mereka juga manusia. Perbedaan negara, agama, kasta, dan adat istiadat bukanlah penghalang untuk kita saling tolong menolong. Kita harus menegakkan keadilan pada gadis-gadis itu dan memberikan hukuman pada mereka yang bersalah, "

"Kak kita ini hanya wanita, kita bisa apa?"

"Karena kita seorang wanita bukan berarti kita lemah Selin. Bibi ku Velyn juga wanita, tapi berkat pendiriannya dia berhasil menjebloskan seorang pria yang berani melecehkan gadis muda yang tak ia kenali di Amerika. Bibi ku Kyara pernah menghajar pria yang berusaha melecehkannya tanpa takut di Paris. Ibuku pernah memberikan suaranya pada masyarakat miskin saat tanah mereka ingin di rampas oleh pemerintah saat ibuku sedang liburan ke Swiss bersama ayahku, "

"Selin ini bukan tentang apa yang membedakan kita, tapi ini tentang mereka yang membutuhkan perlindungan, " sambung Bella. Namun di sini Selin tidak ingin mendengarkan Bella dan memilih untuk kembali ke Dubai. Bella sama sekali tidak melarang kepergian Selin malam itu. Bella bingung harus melakukan apa lagi, dia lalu pergi ke kantor polisi untuk melaporkan Sharma. Namun di sini polisi yang sudah bekerja sama dengan Sharma malah menahan Bella dan berkata akan segera mengirimnya pada Sharma. Bella tidak bisa tinggal diam, dia mencoba memberi perlawan dengan menghajar polisi itu. Inilah kenapa Zyan mengajarkan bela diri kepada anak-anaknya dari kecil, agar kelak bisa dia gunakan saat dalam kesusahan. Jumlah polisi yang cukup banyak membuat Bella akhirnya kalah dan terjebak di antara kerumunan polisi lainnya. Salah satu polisi tidak sengaja menarik kancing baju atas Bella hingga terbuka dan memperlihatkan kalung perak dengan liontin lambang keluarga Hernandes. Ketua komisaris yang melihat dan mengenal kalung itu sontak menjadi takut. Bella yang marah karena bajunya di robek ingin menghajar ketua komisaris tersebut.

"AH TIDAK NONA. A-AKU MINTA MAAF. Aku mohon maafkan kami. Sungguh kami tidak tau kalau kau adalah putri Hernandes, " ucap komisaris tersebut yang langsung bertekuk lutut dan meminta maaf pada Bella. Salah satu polisi memberikan jacket untuk menutupi dadanya yang terbuka.

"Kalian ingin di ampuni? Kalau begitu catat laporan ku mengenai Sharma Vikram, "

"Maaf nona. Kami tidak bisa. Jika kami menentang tuan Sharma maka keluarga kami dan seluruh keturunannya akan binasa di habisi anak buahnya, " mendengar itu membuat Bella semakin yakin bahwa tidak ada lagi yang bisa menolong gadis-gadis itu kecuali dirinya. Bella lalu menelfon taksi online untuk mengantarkannya kembali ke rumah sakit itu. Mengetahui Bella hendak ke rumah sakit itu, Sharma yang ternyata menyadap ponsel Selin dan Bella langsung bergerak ke rumah sakit.

HERNANDES : The Kindness Monster'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang