Ϲһα⍴tᥱr 54

3 1 0
                                    

Singkat cerita, Rakesh mengikuti pelatihan dengan seluruh anak buah Hernandes di bawah kepemimpinan Gohar. Rakesh termaksud pria yang lembek, sangat tidak suka kekerasan. Dia sering kali menjadi bahan ketawa karena dirinya yang selalu kalah ketika sedang menjalankan tes. Setiap malam, Gohar selalu memberikan obat agar badannya tidak terasa lelah, dan juga memberikan sedikit pijatan agar penatnya berkurang. Hingga suatu hari, saat Rakesh sedang pergi untuk membeli makanan di luar, tiba-tiba Zyan menghentikan Rakesh untuk meminta bantuan.

"Rakesh. Kau mau kemana?"

"Sa-saya mau pergi keluar cari makan, "

"Apakah paman mu tidak masak?"

"Paman ku masak tuan, hanya saja hari ini aku ingin makan makanan di luar. Oh ya ada apa tuan memanggilku?"

"Em ini. Putriku Bella sedang kurang sehat, dia mau pulang tapi tidak sanggup bawa mobil sendiri. Apa aku bisa meminta mu untuk menjemput putriku?"

"Em bisa tuan. Ta-tapi saya tidak tau di mana putrimu bekerja, "

"Aku akan mengirimkan alamatnya pada mu. Apa sudah masuk?"

"Oh iya tuan sudah masuk. Baik saya akan menjemputnya dulu, "

Rakesh lalu pergi untuk menjemput Bella di perusahaannya. Beberapa menit kemudian, Rakesh tiba di kantor Bella. Rakesh masuk ke dalam kantor dan dia kebingungan harus bertanya pada siapa tentang ruangan Bella. Hingga akhirnya dia di pertemukan oleh Leyna.

"Kak Rakesh? Kau di sini, "

"Ah jangan memanggilku kak. Kau putrinya tuan Varez bukan? Aku merasa tidak enak, "

"Paman Gohar sudah seperti keluarga bagi kami. Apakah salah jika aku memanggilmu kak?"

"Ah iya kau benar. Ya sudah jika itu mau mu. Oh ya kalau boleh tau di mana ruangan nona Bella?"

"Kak Bella? Ada apa?"

"Apa kau tidak tau? Tuan Zyan mengatakan kalau dia sakit dan aku di minta untuk menjemputnya, "

"Benarkah? Aku sangat sibuk sekali hari ini, sampai-sampai tidak membuka notif ponsel, " kata Leyna yang langsung mengajak Rakesh pergi ke ruangan Bella. Setibanya di ruangan Bella, mereka melihat tubuh Bella yang cukup lemas.

"Kakak maaf aku tidak membuka ponsel ku sama sekali, "

"Tidak apa-apa dik, " jawab Bella lemas.

"Tuan Zyan meminta ku untuk menjemput mu nona, " ucap Rakesh saat Bella menatapnya.

"Ley, kakak ijin pulang ya. Kalau ada tuan Windar datang katakan meeting nya di tunda karena aku kurang sehat, " ucap Bella.

"Baiklah kak, "

Leyna membantu Bella untuk berjalan menuju keluar. Kepala yang pusing membuat Bella hampir kehilangan keseimbangan dan Rakesh dengan cepat memegang tangannya. Rakesh lalu meletakkan tangannya di pundak dan membantunya berjalan. Bella merasakan tangan Rakesh kini di pinggangnya, dan dia menatap heran ke arah Rakesh.

"Ma-maaf nona. Aku hanya ingin membantu mu saja, " ucap Rakesh.

Rakesh lalu membantunya berjalan hingga ke mobil. Setelah masuk ke dalam mobil, Rakesh lalu segera membawa Bella pulang ke rumah. Di tengah perjalanan, Rakesh terus memperhatikan Bella dari kaca spion atas mobil. Bukan karena tertarik melainkan karena khawatir  melihat kondisinya yang mulai kurang sehat.

"Nona apa sebaiknya kita ke rumah sakit? Wajah mu sudah sangat pucat, "

"Tidak, aku lebih senang beristirahat di rumah, "

Rakesh tidak menjawab apa-apa dan menurut untuk mengantarkan Bella sampai ke rumah. Setibanya di rumah, Bella terbaring dengan mata yang terpejam. Rakesh menggerak-gerakkan tubuhnya untuk memberitahukan bahwa mereka telah sampai rumah namun tidak ada jawaban sama sekali. "Apa jangan-jangan nona Bella pingsan?" Batin Rakesh. "Aduh, aku tidak berani menggendongnya. Bagaimana ini?" Ucap Rakesh yang takut untuk menggendong Bella. Tanpa pikir panjang Rakesh lalu menggendong Bella dan membawanya masuk ke dalam rumah. Saat ini dia tidak memikirkan apa-apa selain Bella yang harus segera sampai di kamarnya. Zyan yang dari tadi menunggunya terkejut melihat Rakesh membawa Bella yang tak sadarkan diri.

HERNANDES : The Kindness Monster'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang