Ϲһα⍴tᥱr 31

2 1 0
                                    

"Ya tuhan terima kasih sudah menyelamatkanku, " ucap Gadis itu berterima kasih pada tuhan.

"Kau tidak mau berterima kasih dengan ku juga?"

"Ngapain? Kau sama sekali tidak berbuat apa-apa. Bukannya membantu malah mencari kesempatan. Ya aku tau aku sangat cantik, tapi lihat-lihat kalau mau cari kesempatan, "

Gadis itu tidak mengucapkan apa-apa dan pergi meninggalkan Candra. Candra hanya tersenyum kecil melihat kelakuan gadis itu, sampai dia tersadar bahwa gadis itu meninggalkan tasnya. "Tuhan, lihatlah hambamu itu. Dia terlalu emosi sampai lupa dengan tasnya sendiri. Apa sebaiknya aku tinggalkan tas ini di sini? Ah tidak bagaimana kalau ada orang jahat yang  menemukannya, "  ucap Candra. Dia lalu memutuskan untuk membawa tas itu bersamanya. Setelah cukup lama berjalan, Candra melihat Dicto di pinggir jalan menunggunya.

"Bagaimana Candra, apakah dramanya sudah selesai? Kau mendapatkan nomornya? Siapa nama gadis itu?"

"Paman, kenapa kau meninggalkan ku tadi?"

"Maaf Candra, paman mau lihat sejauh mana kau melindungi gadis tadi, '

"Paman tau kan aku tidak suka berkelahi depan wanita, "

"Baiklah, paman minta maaf kalau begitu, "

Candra lalu masuk kedalam mobil dan mereka pun kembali melanjutkan perjalanan pulang. Setibanya di rumah, Candra langsung pergi ke kamarnya untuk beristirahat. Sekilas Candra terus memandangi tas wanita tadi, dan berniat untuk mengembalikkan nya besok. Keesokan harinya, semua sedang sarapan pagi bersama.

"Kirana dimana kakakmu?"

"Oh ya, aku lupa memberitahukan ibu. Kak Candra bilang ayah dan ibu masih belum bangun, jadi dia memberitahuku kalau dia tidak bisa ikut sarapan pagi bersama, karena ada yang harus dia urus secepat mungkin, " ucap Kirana.

"Ya sudah, ibu siapkan makanan untuk Candra nanti kamu bawa ke kantor ya, "

"Iya bu, "

Tak lama kemudian, Calianna datang untuk sarapan pagi.

"Anna sayang, kenapa kamu baru bangun nak?"

"Maaf ayah, Anna seperti tidak ada semangat sekolah, "

"Ada apa ini? Katanya kamu ingin menjadi seperti kak Bella dan kak Kirana, "

"Ayah, aku tidak betah dengan sekolahku. Teman-temannya sangat membosankan, mereka tidak ada yang bisa di ajak main. Kebanyakan dari mereka selalu bermain ponsel setiap jam istirahat, "

"Apa kau ingin ponsel juga?"

"Tidak ayah, aku kan masih ada tab dari mu, "

"Lalu apa yang kau inginkan nak?"

"Pindah sekolah, "

"Kau yakin ingin pindah sekolah?"

"Iya kakak, Anna tidak suka lingkungan sekolah Anna yang sekarang, "

"Anna mau sekolah di mana?"

"Aku mau sekolah di Dubai's premier primary school, "

"Pilihan mu sangat bagus nak. Baik, besok ayah akan ke sekolahan mu mengurus surat pindah, "

Mereka lanjut sarapan, dan seperti biasa Zyan mengantarkan Calianna, Launa, dan Laura untuk pergi ke sekolah. Sementara Bella bersama Leyna pergi ke kantornya, dan Kirana terpaksa berangkat sendiri karena Candra sudah berangkat. Sementara Candra, dia pergi sendirian ke tempat kejadian tadi malam. Rupanya dugaan dia benar, gadis itu kembali mencari tasnya di situ. Candra turun lalu menghampiri gadis itu untuk memberikan tasnya.

"Kau mencari ini?"

"Ah iya. Terima kasih su-"

"Kau?" ucap gadis itu setelah melihat Candra.

"Oh aku tau sekarang niatmu. Kau sengaja tidak memanggilku tadi malam agar kita bisa bertemu lagi, benar bukan? Ternyata kau licik juga ya jadi pria, "

"Hei, dengar dulu. Semalam kau sudah jauh baru aku menyadari kalau tas mu ketinggalan. Lagian apa pentingnya tas mu itu, "

"Jadi kau anggap tas ku ini tidak penting? Di dalam ada berkas-berkas lamaran untuk aku bekerja. Jika berkas-berkas ini menghilang maka aku akan sulit mencari kerjaan, " ucap gadis itu sambil memperlihatkan beberapa berkas-berkas dirinya. Tiba-tiba gadis itu tidak sengaja menjatuhkan sebuah foto, dan Candra pun mengambil foto tersebut.

"Ini-"

"Kenapa? Kau tidak kenal dia siapa?" Tanya gadis itu sambil merampas kembali foto tersebut.

"Dia adalah tuan Zyan Hernandes yang menyumbangkan dana untuk membangun sebuah universitas gratis di Turki. Berkat beliau aku bisa kuliah tanpa harus membayar sepeser pun, "  ucap gadis itu.

"Apa kau sangat mengidolakan ay- em tuan Zyan?"

"Tentu. Kau tau aku jauh-jauh terbang dari Turki kemari agar bisa bekerja di... Di... Apa nama perusahaanya?"

"Hernandes group unit 2, "

"Nah itu, "

"Apa kau ingin bekerja di sana? Aku bisa bantu kau masuk di sana, "

"Bisa apa? Bisa memasukkan ku di sana? Asal kau tau ya, perusahaan itu adalah perusahaan terpandang dan tidak sembarang orang bisa bekerja di sana. Dan kau bilang bisa memasukkan di sana, melawan 3 pria tadi malam saja kau tidak bisa, " ucap gadis itu yang langsung pergi meninggalkan Candra.

Candra lalu pergi ke mobilnya, namun saat dia berada di mobil. Candra kembali melihat 5 pria yang mengawasi gadis itu, salah satu dari mereka adalah pria tadi malam yang juga mengikuti gadis itu. Candra menjalankan mobilnya menghampiri gadis itu.

"Masuk, "

"Oh setelah mengambil kesempatan kau juga ingin membawa ku kabur?"

"Aku tidak ada waktu berdebat dengan mu, lihatlah kebelakang mu, " ucap Candra. Gadis itu lalu melirik pelan ke belakang dan dia terkejut melihat 5 pria sedang mengawasinya dari kejauhan. Mau tidak mau gadis itu masuk kedalam mobil Candra, dan ikut bersamanya.

"Siapa sebenarnya mereka? Kenapa mereka terus mengikuti mu?"

Gadis itu sama sekali tidak mendengarkan pertanyaan Candra, dia terus menatap kosong ke arah jalan-jalan. Hingga tiba-tiba, dia melihat sekelompok anak yang sedang mengemis di lampu merah. Sekilas Candra melihat gadis itu mengeluarkan semua uangnya yang hanya tersisa 2 lembar di tasnya. Namun gadis itu tidak peduli dan tetap memberikan uang tersebut pada anak-anak itu.

"Apa kau sudah makan?"

"Tidak, aku sudah kenyang, "

"Kalau begitu kita beli makanan untuk kau makan nanti siang sebagai tanda permintaan maafku, "

"Aku bisa beli sendiri, "

"Uang mu ada?"

Gadis itu hanya diam sambil menggenggam erat tasnya. Dia sama sekali tidak memegang uang sepeser pun. Candra tidak lagi bertanya dan mengajak gadis itu ke sebuah rumah makan untuk membeli makanan agar bisa di makan oleh gadis itu siang hari.

"Dengar, bukan maksud ku ingin terus mengikuti mu. Dan takdir mempertemukan kita saat kau sedang dalam bahaya seperti tadi. Aku juga punya adik perempuan, itulah kenapa aku tidak mau meninggalkan mu, "

"Terima kasih, "

Setelah makanan selesai di bungkuskan, Candra membayar makanan tersebut lalu mengajaknya pergi. Saat di luar, Candra kembali melihat pria tadi di sebrang rumah makan. "Kenapa mereka terus mengikuti kami?" batin Candra yang lalu diam-diam memotret wajah mereka satu persatu.

HERNANDES : The Kindness Monster'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang