Ϲһα⍴tᥱr 44

1 1 0
                                    

Candra turun dari mobil dan langsung menanyakannya pada ayahnya.

"Ayah, apa yang terjadi? Kenapa mereka membawa paman Dicto?"

"Dicto terjaring kasus narkoba, "

"Apa?"

"Iya nak. Semua barang bukti juga di temukan dari rumah Dicto. Bahkan siang ini dia mengantarkan beberapa barang itu ke kota bagian timur, "

Candra masih tidak percaya bahwa pamannya melakukan itu. Mereka semua akhirnya kembali ke rumah masing-masing. Namun tidak dengan Bella, Kirana, dan juga Leyna yang memilih menghampiri Kyara di rumahnya. Mereka tau saat ini keadaannya sedang tidak baik-baik saja, itu sebabnya mereka datang untuk membantu menjaga Altan.

"Zyan. Apa kamu marah dengan Dicto?"

"Tidak Mes. Aku tidak marah tapi aku sangat kecewa dengannya, "

"Zyan, maaf sebelumnya. Entah ini hanya firasatku saja atau bagaimana, tapi aku yakin bahwa Dicto tidak bersalah. Walaupun dia adik mu, tapi aku yang membesarkan dia dari umur 7 tahun sampai dewasa, "

"Dan aku tidak menuduh tuan Edward maupun pak Emir. Tapi sekilas aku melihat raut wajah mereka yang cukup mencurigakan, "

"Kau sungguh melihatnya?"

"Iya, aku melihat jelas bagaimana reaksi tuan Edward saat polisi membawanya, "

Zyan terdiam saat mendengarkan ucapan Esmes. Dia percaya bahwa apa yang di katakan oleh istrinya tidak pernah salah. Apalagi ini menyangkut Dicto yang sama sekali tidak pernah melakukan hal seperti itu.

"Varez. Apa kau masih kesal?"

"Bagaimana aku tidak kesal Velyn? Adikku sendiri melakukan perbuatan kotor seperti itu. Iya aku tau aku juga dulu seperti dia, tapi aku menyadari bahwa itu salah dan berjalan di jalan yang benar. Tapi dia? Dia malah melakukannya, "

"Dan dia juga menuduh tuan Edward pelakunya. Apa dia lupa siapa tuan Edward, dia merupakan pengusaha ternama di Paris. Dan sekarang bagaimana caranya aku meminta maaf pada tuan Edward, "

"Sudahlah. Tadi Emir mengatakan besok adalah hari sidang pemberian hukuman untuk Dicto. Emir meminta kita untuk datang besok, dan siapa tau kau bisa bertemu dengan Edward untuk meminta maaf langsung, "

"Jika hanya datang meminta maaf aku mau, tapi datang ke persidangan Dicto aku tidak mau, " ucap Varez yang kemudian langsung pergi meninggalkan Velyn di kamar. Saat keluar, Varez terkejut melihat Kyara yang dari tadi berdiri di depan kamarnya.

"Kyara?"

"Aku meminta maaf atas perbuatan suamiku kak. Dan jika kakak keberatan untuk datang ke persidangan Dicto besok, tidak apa-apa. Dan untuk tuan Edward, ini adalah kesalahan suamiku. Aku sendiri yang akan datang untuk meminta maaf pada tuan Edward, "

"Jangan katakan itu dik, " ucap Varez yang langsung memeluk Kyara. "Kau tidak perlu meminta maaf, " sambung Varez.

----------------


Singkat cerita, Kyara sudah tiba di sebuah hotel tempat Edward menginap. Setelah mendapatkan nomor kamar Edward dia bergegas pergi untuk menghampirinya di kamarnya. Namun setibanya di sana, dia melihat dari luar pintu yang sedikit terbuka kalau tuan Edward bersama istrinya sedang berbicara dengan Emir.

"Kerja bagus Emir. Berkat trik mu kita berhasil membuka kedua kakak itu percaya bahwa adiknya telah melakukan transaksi narkoba, "

"Tapi tuan ada satu yang ku tak mengerti, bagaimana bisa dia mau bekerja sama dengan mu?"

"Dia hanya kucing kecil yang bisa di jinakkan, "

Mendengar itu tentu membuat Kyara kaget. Ternyata yang di katakan oleh suaminya memang benar, kalau dia hanya di fitnah bukan pelaku. Kyara lalu mengusap-usap wajahnya agar tidak terlihat seperti sedang panik, dan setelah itu dia mengetuk pintu tersebut. Istri Edward berjalan membukakan pintu itu dan mereka seketika terkejut saat melihat Kyara datang.

"Nyonya Kyara? Kau sedang apa kemari?"

"Saya kemari ingin bertemu dengan suamimu, untuk meminta maaf atas perlakuan suami saya, "

Istri Edward mempersilahkan dia untuk masuk dan juga memintanya untuk duduk.

"Tuan Edward kedatangan saya kemari ingin meminta maaf atas apa yang sudah suamiku tuduhkan kepadamu, "

"Nyonya Kyara, saya sudah memaafkan suami anda. Lagipula dalam dua minggu ke depan perusahaan keluarga anda dengan perusahaan ku akan melakukan kerja sama dalam proyek besar, "

"Terima kasih sebelumnya, dan maaf juga aku meninggalkan putra ku sendirian di rumah. Jadi aku mohon pamit, "

"Baiklah, hati hati di jalan. Sayang antarkan nyonya Kyara ke depan, " ucap Edward meminta istrinya mengantarkan Kyara sampai ke parkiran depan. Setelah di perjalanan, Kyara hanya diam memikirkan suaminya yang selama ini diam dalam tekanan Edward. "Pak, kita ke kantor polisi dulu, " ucap Kyara pada supir pribadinya.  Setelah tiba di kantor polisi, Kyara menghampiri petugas dan meminta waktu untuk bertemu dengan suaminya. Beberapa polisi kemudian pergi menghampiri Dicto untuk mengeluarkannya dari penjara. Dicto senang melihat Kyara datang untuk menemuinya, dia langsung menghampiri Kyara yang sedang duduk.

"Kyara, kau sendiri? Dimana Altan, "

"Dia di rumah, "

"Aku senang kau kemari untuk menjengukku, "

"Dicto. Kenapa di saat aku meminta mu bercerita dengan ku, kau menolak?"

"Aku-"

"Cukup Dicto. Aku sudah tau semuanya, aku tau kalau kau hanya dalam tekanan Edward. Aku juga tau kau hanya di fitnah oleh Edward dan polisi itu pak Emir, "

"Jadi kau sudah tau semuanya?"

Kyara menganggukkan kepalanya dan langsung memeluk Dicto. "Aku sudah salah memahami mu Dicto. Aku minta maaf padamu, aku sungguh minta maaf, " ucap Kyara yang terus meminta maaf pada suaminya.

"Tidak Kyara, kau tidak salah sayang. Jangan meminta maaf begitu, ayo berhentilah menangis. Ibunya Altan gak boleh cengeng, malu sama Altan nanti, "

"Diam, gak ada Altan di sini, " ucap Kyara dengan suara manjanya. Dicto kemudian perlahan melepas pelukannya dan menghapus air mata Kyara.

"Besok adalah hari persidangan ku. Besok sudah pasti Edward datang, apapun yang terjadi terus perlihatkan sifat mu yang kecewa dengan ku, "

"Tapi-"

"Sayang, jika kau bersimpati pada ku. Edward akan curiga dan aku takut dia akan menyakiti mu. Oh ya, mulai malam ini dan seterusnya sampai aku kembali kau tidurlah di rumah kak Varez, nanti biar aku yang meminta izin padanya besok, "

"Dicto, kak Varez sangat kecewa padamu. Dia bahkan tidak mau hadir di persidangan mu besok, " mendengar itu Dicto terdiam. "Dicto jangan bersedih, " ucap Kyara menenangkan suaminya.

"Tidak sayang. Aku tidak akan bersedih, kak Varez tidak tau apa yang terjadi sebenarnya. Lagipula, aku tau betul kak Varez itu seperti apa, dan aku percaya dia akan datang besok ke persidangan ku, " ucap Dicto meyakinkan dirinya.

Petugas menghampiri mereka dan menyampaikan bahwa jam bertemu mereka telah habis. Dicto memeluk Kyara kembali untuk terakhir kalinya, lalu kembali masuk ke dalam sel penjara. Sementara Kyara kembali pulang ke rumahnya untuk bersiap di hari esok.

HERNANDES : The Kindness Monster'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang