"Karena kalian semua sudah datang, mari kita bahas proyek besar kita, " ucap Edward yang kemudian mempersilahkan mereka untuk duduk.
"Bagaimana kau bisa ke sini duluan Dicto?"
"Aku memberitahunya terlebih dahulu dan rupanya dia datang duluan, " jawab Edward.
"Kenapa kau tidak memberitahu kami? Kita kan bisa berangkat sama-sama, "
"Maaf kak. Tadi aku kebetulan lagi di jalan jadi sekalian ke sini, " jawab Dicto.
"Bagaimana pak Edward dengan proyek kita?"
"Santai lah tuan Varez, kalian pasti belum sarapan kan? Kita makan dulu baru setelah itu kita kembali ke pembahasan, "
Tak lama kemudian beberapa pelayan datang mengantarkan makanan untuk mereka sesuai dengan pesanan Edward. Di tengah mereka sedang sarapan, Dicto mendapatkan pesan singkat dari seseorang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah membaca pesan singkat itu, Dicto menatap tajam ke arah Edward dan terus melanjutkan makannya. Singkat cerita pembahasan antara keluarga Hernandes dengan Edward telah selesai. Sebelum pulang Edward menahan Dicto dan berbisik padanya. "Jika kau bocorkan rahasia kita pada kakakmu lihat saja kau, " bisik Edward. Dicto tidak menggubris nya sama sekali dan langsung pergi meninggalkan Edward di restoran tersebut.
Sepanjang perjalanan Dicto hanya diam di saat keluarganya sedang berbincang sambil bercanda. Dia terus memikirkan apa yang harus dia lakukan agar rencana Edward gagal di jalankan.
----------------
Sementara itu, hari ini merupakan hari di mana Candra dan Selin harus balik ke Dubai. Namun kepulangan mereka di batalkan karena adanya kendala pada pesawat-pesawat di kota Oman.
"Hallo kak Candra, "
"Kakak belum bisa kembali ke Dubai. Ada sedikit masalah di sini, "
"Oke kakak selamat berkencan, "
"Kiranaaa, "
"Bercanda kakak tapi kalau beneran juga gak papa, Selin baik kok cantik lagi, "
"Sudahlah Kirana, "
Kirana tertawa dan langsung mengakhiri panggilan mereka. Candra kembali masuk ke dalam apartemennya dan melihat Selin yang nampak suntuk di sofa.
"Apa kau suntuk?"
"Sangat, "
"Kau mau jalan?" Mendengar tawaran Candra, Selin langsung bersemangat kembali dan mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Mau, mau. Tapi kemana?"
"Bersiaplah, aku akan bawa mu ke suatu tempat dan aku yang membayarnya, " ucap Candra. Selin yang senang bersorak dan tak sengaja langsung memeluk Candra.
"Oke, tunggu bentar. Aku ganti baju dulu, " ucap Selin yang langsung berlari masuk ke kamarnya. "Gadis aneh. Kadang dia emosi, kadang nangis, kadang cuek, dan sekarang dia bahagia seperti anak kecil, " batin Candra yang memperhatikan Selin dari belakang. Setelah Selin siap, dia langsung keluar dan langsung menarik tangan Candra agar cepat. Sepanjang perjalanan, Selin tersenyum melihat indahnya pemandangan kota Oman. Candra mengajak Selin ke tempat-tempat wisata yang ada di Oman, bahkan mengajaknya berbelanja. Mereka berjalan-jalan sampai malam hari, dan saat ini mereka berhenti di sebuah taman tepi pantai. Di sana Selin sedang duduk sendirian menunggu Candra yang membeli makanan. Tak berselang lama, Candra datang dengan membawa makanan dan minuman yang cukup banyak.
"Makanan telah sampai, "
"Yeyy, banyak sekali, "
"Kita belum ada makan dari tadi siang kan?"
"Kau benar. Oh ya Candra, aku mau bertanya tapi kau jangan tersinggung ya?"
"Katakan apa itu?"
"Kau kan hanya seorang supir tapi bagaimana bisa kau punya uang sebanyak itu?" Tanya Selin. Pertanyaan itu tentu membuat Candra sedikit keselek, dan dengan cepat Selin memberikan minum padanya. "Uang ini adalah uang tabungan ku, dan tak jarang tuan Hernandes memberiku bonus, " ucap Candra berbohong.
"Wow, ternyata bekerja menjadi supir keluarga Hernandes tidak buruk ya, "
"Tentu, "
"Candra, "
"Hum?"
"Apa kau punya pacar?" Tanya Selin. Pertanyaan itu membuat Candra terdiam dan menatap Selin. "Ke-kenapa? Apa kau keselek lagi?" Tanya Selin.
"Apa kau ingin tau semuanya dari ku?"
"Tidak semua, hanya sedikit saja, "
"Dari ribuan pertanyaan kenapa harus status?"
"Ya takutnya karena berjalan dengan ku kau akan di sebut tukang selingkuh oleh kekasihmu, "
"Aku tidak punya pacar, "
"Benarkah?"
"Kenapa kau sangat senang?"
"Em tidak papa, "
Selin dan Candra melanjutkan makan, dan nampak dari wajah Selin dia nampak tersenyum bahagia. Saat sedang makan, seseorang menyetel musik dengan sangat nyaring dan berteriak meminta mereka semua untuk menari bersama. Semua orang yang datang di taman itu pun langsung berdiri dan menari-nari bersama walau mereka tak saling kenal.
"Candra ayoooo, "
"Kau ingin menari?"
"Iyaa, "
"Tapi... " Candra menghentikan ucapannya saat melihat wajah Selin yang seperti menginginkan Candra menari bersama.
"Oke, baiklah.. "
Selin yang senang langsung berlari sambil menggandeng tangan Candra dan menari bersama nya di kerumunan banyak orang. Nampak dari wajah mereka berdua bahwa mereka sangat menikmati moment tersebut. Musik semakin kencang dan membuat semua orang semakin beramai-ramai datang untuk menari bersama. Suatu kejadian di mana beberapa pria ikut menari dan mendekati Selin, awalnya Candra dan Selin sama sekali tidak memperdulikan mereka. Hingga salah satu pria mulai mendekati Selin dan mencoba menari dengan jarak yang begitu dekat. Hal itu membuat Selin sangat merasa terganggu dan tak nyaman. Candra yang menyadari itu langsung menarik Selin dan mengajaknya pergi.
"Kau tunggu sini, " ucap Candra meminta Selin menunggu di mobil. Sementara Candra pergi ke tempat di mana orang-orang sedang menari. Candra mengambil botol minuman dan langsung memukulkan botol tersebut ke kepala pria yang sudah membuat Selin merasa tak nyaman. Banyak orang yang memperhatikan Candra, saat dia memukul pria itu. "Ini adalah peringatan untuk mu. Jika sampai aku melihat mu berlaku tidak pantas dan membuat wanita merasa tak nyaman kau akan habis di tangan ku, " ucap Candra yang kemudian pergi meninggalkan tempat itu menuju mobil.
"Kau dari mana Candra?"
"Tas mu ketinggalan, " ucap Candra sambil memberikan tas milik Selin.