HERNANDES : The Kindness Monster's

Ϲһα⍴tᥱr 97 (END)

Kini pertarungan semakin kuat. Walaupun anak buah Fikron tinggal sedikit, tapi mereka sangatlah kuat dan bengis melebihi anak buah Hernandes. Hingga akhirnya pertarungan ini hanya menyisakan Varez, Zyan, dan juga Gohar. Gohar terluka parah di pergelangannya, Zyan kondisinya semakin lemah.

"Kak... Sekarang kita harus apa?" Tanya Zyan dengan nafas yang mulai terengah-engah. Varez bingung melihat kondisi adiknya yang mulai melemah, di tambah pasukan Fikron yang mulai mendekati mereka.

"Gohar. Kau bawa Zyan kabur dari sini, " mendengar itu Zyan yang terbaring lemah terkejut dan langsung bangkit perlahan jalan mendekati kakaknya.

"Kau ingin kami pergi dari sini dan meninggalkan mu sendirian?" Ucap Zyan.

"Tidak ada pilihan lain. Jika kita bersama kalah di tangan mereka, siapa yang akan melanjutkan kisah Hernandes dik?"

"Apa maksud mu? Kita akan melanjutkan kisah ini bersama, "

"Zyan. Tidak ada pilihan lain. Jika kita kalah bersama siapa yang akan melindungi keluarga kita? Pasukan kita semua sudah kalah di tangan mereka, kini yang tersisa hanya kita berempat, "

"Aku... Aku pasti akan kembali. Percaya padaku, " ucap Varez meyakinkan Zyan untuk meninggalkannya. "CEPAT LARI, " teriak Varez. Gohar merangkul Zyan dan mereka pun lari lewat jalan rahasia. Varez menarik sebuah kotak besi yang cukup besar sendirian untuk menutup pintu jalan rahasia itu. Ia kemudian memakai mesin panah dan mulai memanah satu persatu anak buah Fikron. Bukan cuma satu panah namun sekali tembak langsung mengeluarkan lima panah sekaligus. Di saat Varez sedang menghadapi semua anak buah Fikron, tanpa ia sadari dari jauh Fikron sedang membidik dirinya dengan pistol. Ketika sudah pas, Fikron menarik pelatuk tersebut yang mengenai paha kanan Varez. Tembakan itu membuat Varez terjatuh ke tanah. Seluruh pasukan Fikron yang masih tersisa langsung mengeroyok Varez hingga tak berdaya. Carlos mempunyai dendam besar terhadap Varez, dia ingin memenggal kepala Varez namun Fikron menghentikannya. Karena di saat yang bersamaan kepolisian Dubai sampai tentara datang mengepung mereka.

"Sekarang bagaimana?" Tanya Jeff ketakutan. Fikron tentu tidak takut, dia justru menarik rambut Varez dan membawanya dengan cara di seret. Dia mengancam semua yang menghalangi jalan nya. Jika mereka sampai berani maju maka Fikron akan memenggal Varez di hadapan mereka semua. Kedudukan Varez di kota itu setara bahkan lebih dari presiden. Hal itu membuat seluruh polisi maupun tentara ketakutan dan menjatuhkan senjata mereka. Salah satu jurnalis di bawa secara paksa untuk merekam kejadian itu dan di sebarluaskan ke seluruh siaran televisi di Uni Emirat Arab.

"Kalian lihat ini. Orang yang kalian banggakan telah kalah di tangan ku. Mulai dari sekarang kepemerintahan negara ini jatuh di tangan ku. Jika ada yang berani menentang peraturan ku, maka akan ku hadapkan dengan kematian, " ancam Fikron dalam siaran tersebut. Berita itu cepat menyebar luas hingga ke pelosok desa sekali pun. Melihat datangnya kehancuran baru, banyak pemerintah yang mengundurkan diri dari jabatan mereka. Bahkan sampai ada yang bunuh diri. Mereka memilih mati dari pada harus menjadi anggota pemerintahan yang curang dan salah. Melihat berita itu, hati keluarga Hernandes sangat hancur. Terutama Velyn istri Varez dan juga Veyna putri dari Varez.

"Kak sekarang kita harus bagaimana lagi?"

"Tidak ada gunanya lagi kalian di sini. Jika kalian terus di sini, Fikron akan terus mengejar kalian dan keluarga kalian akan dalam bahaya, " ucap Gohar.

"Yang di katakan paman Gohar itu benar ayah. Kalian semua akan ikut dengan ku ke India. Kita akan hidup bahagia di sana, "

"Tidak. Ayah tidak akan meninggalkan paman mu sendirian di sini, "

"Jika kalian ingin pergi ke India, silahkan. Tapi ayah tidak akan pergi sebelum membebaskan paman mu nak, "

Tak berselang lama Fikron beserta anak buahnya telah datang dan mendobrak pintu rumah Selin. Dicto, Gohar, dan Rakesh langsung pasang dada untuk melindungi keluarganya.