Setelah selesai membersihkan rumah, Varez dan Velyn mengajak Veyna untuk ikut pulang bersama mereka. "Ayo kita pulang bersama nak, " ajak Varez. "Tidak ayah. Aku akan pulang nanti menunggu teman ku datang, " jawab Veyna. Mereka berdua pun tersenyum lalu pergi meninggalkan Veyna sendirian di rumah.
"Hallo?"
"Ley kamu di mana?"
"Ini aku udah mau pulang, "
"Kenapa kau tidak memberitahukan kalau ayah dan ibu akan ke sini?"
"Mereka ke rumah?" Tanya Leyna dengan sangat panik.
"Iya. Tapi untungnya aku bisa berpura-pura menjadi dirimu, "
"Ah syukurlah. Tadi ayah memang menelfon ku, tapi karena ramai jadi aku tidak bisa mendengarkan suaranya. Apakah ayah dan ibu tau?"
"Tidak. Cepatlah kau kembali, ayah dan ibu meminta mu untuk cepat pulang, "
"Baik, "
Leyna pun segera pulang ke rumah bersama Kirana. Sore harinya, seluruh keluarga Hernandes sedang berkumpul di halaman belakang rumah. Ada yang bermain bola, sepeda, bahkan menunggangi kuda.
"Leyna. Kamu gak mau buat pesta di rumah barumu?" Tanya Candra.
"Ide bagus itu. Tapi kita tanyakan mereka dulu, "
"Eh gak usah. Sesekali kita mengadakan pesta tanpa mereka. Ya istilahnya pesta anak muda gitu, "
"Iya, kakak setuju sama yang di katakan Kirana. Gimana kita bikin pesta khusus anak muda, dan mengundang semua anak muda di kota ini untuk menghadiri pesta itu, "
"Wah. Berarti ramai dong?"
"Untuk undangan kakak yang akan mengurusnya, "
"Oke, mulai besok kita akan menyiapkan semuanya, "
Pesta yang cukup mewah akan di gelar di kediaman rumah Leyna yang baru. Dengan mengundang seluruh anak muda di kota Dubai dan juga mengundang beberapa kalangan artis anak muda. Pesta itu di sebut dengan new fire party, dimana seluruh tamu undangan wanita mengenakan dress berwarna merah dan pria mengenakan kemeja hitam. Party di mulai, satu persatu tamu mulai datang untuk memeriahkan pesta tersebut. Bella juga mengundang Rakesh maupun Zahir ke dalam acara tersebut. Selin juga hadis bersama dengan Candra ke party tersebut. Sementara itu Veyna yang sedang duduk di kamar mengurung diri dan tidak hadir di acara party tersebut karena takut jati diri nya terbongkar. Di sana juga ada Mijay yang ikut namun hanya ingin bersama dengan Veyna bukan ikut pesta.
"Apa kau nona Leyna?" Tanya seorang pria bertubuh kekar, tinggi, berkulit coklat.
"Ya. Ada apa?"
"Mau berdansa dengan saya?" Ucap pria itu yang mengulurkan tangannya. Leyna dengan senang hati menerima tawarannya dan pergi berdansa dengan pria yang tidak ia kenali. Semua mata tersorot pada tarian indah kedua pasangan tersebut. Cara mereka menari, dan menatap membuat semua terpanah dengan penampilan mereka. Selin yang melihatnya menarik tangan Candra dan mereka juga ikut berdansa bersama Leyna dan pria itu. Melihat mereka berdansa, semua tamu undangan mulai mencari pasangan mereka masing-masing untuk berdansa bersama.
"Hai, " sapa Zahir.
"Oh kamu? Hai.. "
"Mau berdansa dengan ku?"
"Tapi aku tidak bisa berdansa, "
"Tidak apa-apa. Akan ku ajari kau berdansa, "
Kirana tersenyum dan menerima tawaran Zahir untuk berdansa bersamanya. Mereka menikmati tarian itu dengan sangat lembut, sampai-sampai tangan Zahir memegang pinggang Kirana. Hal itu di lihat oleh Candra yang sangat tidak suka melihat adik nya di sentuh oleh pria asing. Candra menghampiri mereka dan langsung menghajar Zahir.
"Kak Can?"
"Jangan sentuh adikku. Dan kau Kirana, kenapa kau mau di sentuh-sentuh oleh dia? Seharusnya kau menolak nya. Dia pria asing, "
"Kak dia hanya mengajakku berdansa tidak lebih, "
"Lewat sentuhan kecil seperti itu bisa mengundang nafsu Kirana. Dan kenapa kau berdansa?"
"Aku hanya-"
"Kenapa kau tidak duduk di sana menunggu kami?"
"Apa salahnya aku berdansa? Kakak bebas berdansa dengan Selin. Sementara aku?"
"Kirana-"
"Kakak selalu melarang ku menari di setiap acara. Kau memang kakakku, tapi umur kita tetap sama kak. Jika kau boleh, kenapa aku tidak?" Kirana yang kesal pergi meninggalkan acara pulang ke rumahnya. Di susul oleh Candra yang juga ikut pergi untuk menghampiri adiknya. Melihat Candra pergi, Selin dan Bella bersama ikut menyusul mereka berdua di luar. "Dik buka pintunya sekarang, " mohon Candra saat Kirana hendak pergi menggunakan mobil. Kirana sama sekali tidak membukakan pintu itu dan pergi pulang meninggalkan Candra. "AGHHHH, " teriak Candra kesal.
"Candra sangat menyayangi Kirana. Itu sebabnya dia tidak suka jika melihat Kirana bersama pria lain, " ucap Bella pada Selin di mana mereka menatap Candra dari kejauhan.
"Tapi kak. Bukankah sifat Candra yang terlalu over tidak baik untuk kebebasan Kirana, "
"Kau benar Selin. Dulu almarhum ibu kami selalu menasihati Candra agar tidak begitu keras dalam melarang Kirana. Namun dia menjawab bahwa ini semua demi kebaikan Kirana. Kami tau maksud Candra baik, tapi caranya sangat salah, "
"Iya kak, "
Candra dengan perasaan kesal bercampur khawatir menghampiri Bella dan juga Selin.
"Kak Bel, aku-"
"Pergilah. Saat ini Kirana pasti membutuhkan mu. Nanti biar kakak yang bicara dengan Leyna, dan Selin biar kakak yang mengantarkan pulang, " ucap Bella.
"Makasih kak, "
"Selin. Maaf ya, "
"Iya tidak apa-apa. Hati-hati di jalan, "
Candra lalu pergi untuk segera menyusul Kirana dan meminta maaf. Sementara Bella dan Selin masuk ke dalam untuk melanjutkan pesta. Kirana telah sampai di rumah, dan ketika masuk dia melihat Zyan sedang berada di ruang tamu membaca majalah.
"Kau sudah pulang nak, kenapa cepat sekali?" Tanya Zyan. Kirana sama sekali tidak menjawab pertanyaan Zyan dan langsung melangkahkan kakinya pergi ke kamar.
"Adykirana. Ayah sedang bertanya dengan mu, " ucap Zyan dengan sedikit lebih nyaring. "Ayah tanyakan saja pada kak Candra, " jawab Kirana singkat dan terus berjalan masuk ke kamarnya. Zyan melipat majalahnya dan meletakkannya kembali ke tempatnya lalu duduk di sofa menunggu Candra pulang. Tak berselang lama, Candra datang dan langsung masuk ke dalam rumah.
"Ayah di mana Kirana?"
"Apa yang terjadi di pesta?"
"Ayah aku-"
"Apa kau memarahinya lagi?"
"Ayah dia-"
"Apa kau menegurnya di depan umum?"
Candra tidak menjawab sama sekali dia hanya tertunduk sambil menganggukkan kepalanya.
"CUKUP CANDRA. Kau tau ayah tidak suka memarahi anak-anak ayah, tapi perbuatan mu sudah tidak bisa di maklumi lagi, "
"Ayah tau kau sangat sayang pada adikmu. Itu sebabnya kau sangat menjaga adikmu dari pria-pria asing atau orang jahat yang ingin menyentuh Kirana. Tapi apa kau sadar Candra. Kirana itu sama seperti mu, dia sudah dewasa sudah waktunya untuk mengenal dunia luar, "
"Sekarang ayah tanya padamu. Jika ayah juga melarang mu dekat dengan wanita. Apa kau mau menjauhi Selin? Tidak kan?"
"Ayah masalahnya Kirana-"
"AYAH BELUM SELESAI BICARA ADYCANDRA HERNANDES, " tegas Zyan.
"Ini bukan soal siapa pria yang ia temui. Dan apa yang dia perbuat di luar Candra. Ini tentang kebebasan dan hak Kirana sebagai gadis muda di zamannya. Apa kau ingat Leyna yang dulu? Dia sangat keras kepala sampai-sampai terjun ke jalan yang salah akibat didikan ayahnya. Dan kau? Beruntung Kirana itu polos lugu tidak tau apa-apa dan pemalu. Jadi dia hanya bisa diam dan menurut dengan semua perkataan mu. Tapi jangan senang dulu Canda. Kau tentu harus ingat, di balik diamnya Kirana suatu saat dia akan menyimpan kebencian besar terhadap dirimu, " ucap Zyan menasihati Candra.

KAMU SEDANG MEMBACA
HERNANDES : The Kindness Monster's
Fantastik࿙⃛࿚⃛࿙⃛࿚⃛ ୨୧ ࿙⃛࿚⃛࿙⃛࿚⃛ T𝖾𝗋𝗶𝗆𝗮 𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵 𝘀𝗮𝗒𝗮 𝗎𝖼𝗮𝗽𝗸𝗮𝗻 𝗸𝖾𝗽𝗮𝗱𝗮 𝘁𝖾𝗆𝗮𝗻-𝘁𝖾𝗆𝗮𝗻 𝗒𝗮𝗻𝗀 𝘀𝗎𝗱𝗮𝗵 𝗆𝗮𝗎 𝗆𝖾𝗅𝗎𝗮𝗻𝗀𝗸𝗮𝗻 𝘄𝗮𝗸𝘁𝗎𝗻𝗒𝗮 𝗎𝗻𝘁𝗎𝗸 𝗆𝗮𝗆𝗽𝗶𝗋 𝗸𝖾 𝗻𖦹𝘃𝖾𝗅 Μ𝗶𝗆𝗶𝗻 𝗒𝗮𝗻𝗀 𝗯𝖾𝗋𝗷𝗎𝗱𝗎𝗅 Н...