****
Mata Scarlett memerah. Urat-urat halus di sana bermunculan dengan cepat seiring amarahnya yang memuncak tak terkendali. Menatap Sofia dari jarak sedekat ini membuat rasa sakitnya semakin membara, seolah jantungnya sedang diremas kuat oleh tangan yang menggenggam bara api. Sangat menyakitkan. Tapi hanya Scarlett yang tahu—hanya dia yang merasakannya. Dunia di luar hanya melihat, dunia hanya akan melabeli dirinya sebagai seorang pembunuh. Seorang iblis yang hidup di raga manusia, tanpa pernah tahu seberapa dalam luka yang diukir keluarganya sendiri.
Sofia, saudara kembarnya itu, terlalu beruntung, bukan? Terlahir utuh, dengan fisik sempurna tanpa kekurangan sedikit pun. Hidupnya dipenuhi cinta, dimanjakan dengan kasih sayang, dan dikelilingi kekayaan yang melimpah. Kehadirannya dianggap sebagai malaikat kecil, sementara Scarlett diberi julukan iblis.
Ingatan Scarlett melayang jauh, membuka lembaran kelam masa lalu yang terus membayangi pikirannya. Seolah-olah, dirinya hanya diizinkan menyimpan ingatan akan luka dan rasa sakit.
Pernah suatu ketika, Scarlett kecil bertanya tentang alasannya diperlakukan berbeda dengan Sofia. Namun, yang ia dapatkan bukanlah kalimat penenang, melainkan pukulan, cambukan ikat pinggang, dan sumpah serapah. Scarlett kecil saat itu terlalu muda untuk memahami arti kata-kata kasar yang dilontarkan padanya. Tapi seiring waktu, ia mulai mengerti. Satu hal yang kini ia pahami dengan jelas: dirinya tidak pernah diinginkan oleh keluarganya.
Scarlett memejamkan mata erat. Seorang predator ganas seperti dirinya kini terlihat rapuh, seperti gadis kecil yang hanya ingin seseorang mengulurkan tangan.
"Kalian tahu… kenapa gue jadi kayak gini? Kenapa gue disebut iblis?"
Semua terdiam. Tatapan nanar mereka tertuju pada Scarlett yang tiba-tiba terisak.
Lagi-lagi, ingatan itu kembali menghantui. Kali ini, tentang Scarlett remaja yang menjadi korban perundungan.
Di hari pertama masuk sekolah, semua orang menatapnya dengan pandangan sinis dan merendahkan. Fakta bahwa ia adalah seorang gadis dengan disabilitas membuatnya dikucilkan, bahkan menjadi sasaran empuk siswa-siswi lain.
Lima tahun silam, Scarlett Shawn berhasil masuk ke Bagaskara International High School sebagai murid termuda. Kala itu, usianya baru 13 tahun. Scarlett memang terlahir dengan kekurangan fisik, tetapi dalam hal kecerdasan, ia luar biasa. Kemampuannya melampaui teman-teman seusianya, membuatnya sering melompati kelas hingga akhirnya bergabung dengan sekolah ternama di usia belia.
Namun, kecerdasan itu justru menjadi bencana. Scarlett menjadi buah bibir di sekolah, bukan sebagai inspirasi, tetapi sebagai target kebencian. Hanya tiga bulan sejak ia resmi menjadi siswi, sikap buruk teman-temannya mulai terlihat. Mereka terang-terangan memperlakukannya dengan semena-mena, dan yang lebih menyakitkan, para guru turut mendukung perlakuan itu.
Alasannya? Sesederhana ego dan kecemburuan. Guru-guru yang seharusnya menjadi teladan justru memandang Scarlett sebagai ancaman karena kejeniusannya. Terlebih, Scarlett kerap kali menyanggah penjelasan mereka yang menurutnya keliru, membuat para pengajar geram.
Puncak penderitaannya terjadi ketika ia tanpa sengaja terlibat konflik dengan Jassy dan gengnya. Setelah itu, tiada hari tanpa luka. Scarlett selalu pulang dengan tubuh penuh memar, bahkan pernah hampir tak mampu bangun dari tempat tidurnya.
"Kenapa tidak membalas?" tanya Bernard, lelaki tua itu, sambil mengusap rambut Scarlett yang lengket oleh darah. Namun gadis itu hanya menggeleng, seolah memberi isyarat bahwa ia tak ingin melawan mereka.
"Scarlett takut? Baiklah, biar Kakek yang memberi mereka pelajaran," ujar Bernard dengan senyum lembut.
Scarlett kembali menggeleng. "Tidak perlu, Kek. Biarkan saja. Scarlett masih kuat. Scarlett masih bisa menahan. Aku mau lihat sejauh mana mereka bisa bertindak bejat." Suaranya dingin, dan kapas bernoda darah di tangannya ia endus perlahan dengan mata terpejam.

KAMU SEDANG MEMBACA
sibling's
De TodoJANGAN LUPA VOTE YA GUYS!!!❤️ Ini kisah pelangi yang indah disandingkan dengan Embun yang penuh dengan kesederhanaan. •Dua gadis, dengan dua karakter yang berbeda. •Kisah yang di bumbui dengan tragedi, serta teror misteri pembunuhan berantai. •sebua...