Happy Reading****
Kreekk
"Huhh ... Akhirnya kelar juga. Hoaamm." Pelangi meregangkan otot tubuh nya yang kaku. Mungkin karena terlalu lelah sampai suara kreteknya terdengar cukup renyah.
Gadis itu menguap panjang saking ngantuk nya ia bergelut dengan urusan sekolah yang dibebankan kepada dirinya.Pelangi baru saja akan terpejam namun kegiatannya terganggu karena tiba tiba ia teringat sesuatu.
"Bella kok gak ada suaranya, ya?"sambil bergumam gadis itu masih tidak menoleh ke arah tempat Bella berkutat dengan sesuatu. Akhirnya pelangi pun mengedarkan pandangannya mencari sosok sahabat yang dari tadi anteng tak bersuara.
Akan tetapi, baru saja matanya melihat ke arah Bella, pelangi sudah dibuat pusing sekaligus gemas dengan gadis itu. Ia pun mendekat dengan mata membola syok.
"RUBIK GUE LO APAIN BELLA??!!!" pekik pelangi merampas benda kubus di tangan Bella.
"Apa sih? minjem doang Aelahh. Pelit amat jadi orang." Ucap Bella dengan watados. Ia mencebik. Sementara pelangi sedang berusaha mengatur emosi nya yang nampaknya susah terkontrol.
"Liat nih! Rubik gue ancur! Balikin gak kayak semula!" Ketus nya mendorong rubik itu ke Bella untuk diperbaiki.
Bukan karena apa pelangi kesal melainkan karena rubik rubik kesayangannya yang dibuat tak beraturan oleh Bella, padahal tadinya warna rubik itu sudah sempurna eh malah di kacaukan oleh tangan ajaib Bella.Kan, pelangi tidak salah mengira. Tangan sahabat nya ini memanglah ajaib. Semua yang ia sentuh niscaya akan rusak dan buktinya ada didepan mata.
Pelangi menatap Bella dengan tatapan jengkel setengah mati. Bella hanya menanggapi dengan cengiran aneh lengkap dengan tangan menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Ia bingung. Pelangi memintanya merapikan rubik yang ia buat kacau tapi ... Bella kan taunya merusak bukan memperbaiki.
Gadis itu menyengir lebar, "hehe ...gu-gue ... Gak bisa. Tadinya gue udah coba eh! Malah makin ancur. He-he-he." Ia terkekeh canggung. Kekehan yang membuat air muka pelangi semakin kusut.
Tuk
"Ck, makanya jadi orang gak usah kepo! Hihh gue rauk juga muka lo!" Gemasnya menyentil dahi mulus Bella sementara sang empu hanya tersenyum pahit, niat hati ingin menghujat tapi Bella ingat pelangi kalau marah bawaannya ingin melahap orang hidup hidup.
'calm down bella! hufffttt.'
Tak ingin berlama-lama dengan Bella pelangi memilih pergi meninggalkan rak buku miliknya.
"Eh, ini gimana?" Tanya Bella memperlihatkan beberapa Rubik di tangannya.
Pelangi mendelik. "AMBIL AJA BUAT LO!" Sewotnya kesal sekali. Bella meringis mendengar nya.
Pelangi sedang tidak ada tenaga lebih untuk mengurusi Bella, lagipula mau marah pun Rubik nya tidak akan bisa jadi baik lagi kan? Jadi ya sudahlah biarkan saja rubik itu hancur toh nanti pelangi bisa menyelesaikan nya kalau lagi senggang.
Bella sebenarnya merasa bersalah tapi dia juga tidak tau bagaimana cara memperbaiki rubik itu. Setiap kali ia mencoba selalu gagal malahan makin abstrak yang ada. Hufftt. Pelangi menghela nafas pendek melihat usaha keras Bella. Gadis itu bahkan sampai berkeringat.
Gemas dengan Bella yang tidak selesai-selesai dengan satu rubik, pelangi pun menghampirinya lagi.
"Siniin! Ngerjain satu rubik doang ampe keringetan. Cih!" Ejek nya yang dibalas tatapan protes dari Bella tapi ia tetap menyerahkan rubik itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
sibling's
RandomJANGAN LUPA VOTE YA GUYS!!!❤️ Ini kisah pelangi yang indah disandingkan dengan Embun yang penuh dengan kesederhanaan. •Dua gadis, dengan dua karakter yang berbeda. •Kisah yang di bumbui dengan tragedi, serta teror misteri pembunuhan berantai. •sebua...