Outline

16.3K 681 39
                                    

Kali ini kita akan bahas materi nulis yang selanjutnya. Setelah minggu lalu bahas penokohan, sekarang kita akan bahas unsur penting dalam menulis, yaitu : Outline! 

Hal pertama yang sebaiknya dilakukan untuk mempermudah menulis sebuah novel adalah membuat outline. Nah, apa itu Outline?

Outline adalah rangkuman singkat yang berisi inti dari novel yang akan ditulis. Di dalam outline kamu bisa menulis judul tulisan kamu, sinopsis singkat, kerangka dari novel kamu bab per bab, daftar tokoh-tokoh utama, serta setting tempat dan waktu. Outline akan memudahkan penulis dalam membuat cerita yang mengalir dari satu kisah ke kisah lainnya secara runut.

Contoh penulisan outline novel:
-Langkah pertama: Tentukan genremu!

Tentukan dulu kita mau bikin novel genre apa? Apa itu Romance, Crime, Teenlit, Metropop, dan lain-lain.

-Langkah kedua: Menentukan premis

Apa itu premis? Premis adalah pernyataan yang berfungsi sebagai kesimpulan. Dalam membuat novel kita harus membuat premis agar kita tahu apa kesimpulan dari novel kita. Misalnya kita memutuskan bikin novel bergenre romance, lalu kita menyusun ide cerita dalam bentuk premis.

Contoh Premis:
"Seorang cowok yang suka sahabatnya sejak kecil tapi karena masa lalu dan keegoisannya, hubungannya dengan sahabatnya justru memburuk." (Contoh premis dari Novelku yang berjudul SKY)-modus promosi terselubung *dipentung*

Itu adalah premis yang kita buat, sekarang kita kembangkan premis tersebut

Langkah tiga : Membuat pembukaan (opening/prolog)

Hindari membuat pembukaan novel yang dimulai dengan bangun tidur, sinar matahari pagi masuk bla bla. Mulailah adegan novel kamu dengan adegan yang menjadi inti dari masalah itu atau kayak sesuatu yang berhubungan dengan endingnya, sedikit spoiler aja. Pembukaan harus dibuat semenarik mungkin agar pembaca greget dan penasaran apa yang ada di balik setiap halaman. Ada banyak pembaca yang meletakkan buku bacaan karena nggak ngeh sama halaman pertama. Yup! Halaman pertama itu adalah pemikat setelah kaver yang cantik ^^

Langkah keempat: Menentukan Ending.

Dari premis di atas, kita bisa menentukan berbagai alternatif ending.
Misalnya ending seperti ini : dua sahabat tadi akhirnya berpisah karena tak bisa memperbaiki hubungan mereka.
Atau, mereka berbaikan setelah cukup lama tidak saling berkomunikasi. Keduanya sadar saling membutuhkan dan lain-lain.
Atau, ending yang lain-lain. Pokoknya kita punya gambaran ending cerita kita supaya nantinya nggak bingung ceritanya mau dibawa ke mana. Dan dengan kita tahu ending kita sendiri, kita bisa menemukan adegan-adegan dan runtut cerita menuju ending itu tadi ^^

Langkah kelima: menentukan karakter (yang ini udah kita bahas minggu kemaren, kan? Masih pada ingat dong ^^)

Karakter adalah jiwa dari sebuah novel. Novel yang bagus adalah novel dengan karakter kuat. Dari premis di atas tadi kita mendapat tokoh utama seorang cowok dan sahabatnya, cewek. Selanjutnya buat detail tokoh-tokoh itu, tambahkan tokoh sampingan yang dibutuhkan untuk jalannya cerita dan konflik.

Langkah keenam: Membuat kerangka cerita

Nah kerangka cerita ini adalah runtutan adegan atau perjalanan cerita dari awal sampai akhir. Dulu sekali, mimin Orionara belum pake metode outline lengkap dengan kerangka karangan. Makanya nggak sedikit novel yang berakhir tragis (baca : nggak selesai dan bikin semak (?) folder lappy). Jadi susunlah kerangka ceritamu. Caranya, tentukan dulu target bab dan halaman supaya cerita nggak melebar ke mana-mana.

Contoh outline : (sekali lagi contohnya dari novelku ^_^v)

Prolog (nggak wajib opening diawali dari prolog, ini optional aja, kita bisa langsung mulai di bab 1 kok)
- Lyn berada dalam mobil yang melaju, baru saja dijemput orangtuanya di bandara. Di mobil yang melaju itu ia melamun, memikirkan tentang seseorang, sahabatnya yang selama setahun ini tak lagi terdengar kabarnya. (Lyn, baru saja pulang dari Kuala Lumpur—dari tempat tantenya)

Bab 1 : BIRU (judul pada bab juga optional, bukan kewajiban. Beberapa penulis bikin judul, ada pula yang bikin nomor aja)
- Kay pergi ke lapangan belakang rumah untuk menyusul Lyn—sahabatnya yang sedang berlari sore seperti biasa. Ia dan gadis itu bertemu di bukit yang jauh dari keramaian lalu membicarakan sesuatu, tentang perubahan dan lain-lain.

Bab 2 : Penghuni baru di kelas
- Suasana acara lomba lari tingkat SMA, Kay berada di tengah keramaian, menunggu Lyn yang sedang bertanding. Gadis itu berjanji bahwa ia akan menang dengan cara keren tahun ini.
-Di ruang tak terpakai dengan piano tua, Kay memainkan piano dengan perasaan berkecamuk, memikirkan masa lalu tentang ibunya yang meninggal dengan cara yang menakutkan. Lalu permainan pianonya terhenti karena kedatangan Lyn—gadis itu datang membawa milkshake dan keripik balado. Ia datang sambil menyengir. Kemudian keduanya mengobrol hal-hal biasa.

Dan seterusnya.
Tips : sebaiknya tulis kerangka dengan detail (nggak detail juga nggak apa-apa sih), maksudnya supaya kita bisa ingat gambaran cerita dalam kerangka itu tadi. Ini mencegah kita stuck di tengah-tengah menulis ^^

Oh ya, mimin Orionara punya tips nih. Bila diperlukan, tulislah adegan atau kutipan oleh tokoh kita yang bakal muncul dalam cerita. Ini mencegah kita lupa adegan apa yang akan ada di dalam cerita tadi.

Terus, mimin Orionara punya kebiasaan yaitu, nggak pernah bikin kerangka cerita sampai tamat! Maksudnya sembari nulis kerangka, mimin Orionara langsung nulis ceritanya dalam versi lengkap (novel) jadi kerangka sama drafnya saling kejar-kejaran gitu.Soalnya kadang-kadang setelah kita nuntasin kerangka, yang ada kita jadi malas ngerjain karena.... cerita udah selesaiselesai dalam kerangka. Itu nggak memicu keinginan kita untuk nuntasi, toh udah selesai (walau yang tahu cuma kita ajah) Tapi itu sih kembali ke kita sendiri, cara kita sendiri ^^


Refferensi : 

http://www.kampungfiksi.com/2013/04/membuat-outline-novel.html

https://shatik4h.wordpress.com/2013/10/14/outline-naskah-itu-apa-gimana-cara-bikinnya/


Penulis : 

Serba-Serbi KepenulisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang