Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Teenlit = teen literature. Bacaan tentang remaja yang ditujukan untuk pembaca remaja. Biasanya di kisaran usia 15-20 tahun. Tokoh utamanya remaja, topiknya berkaitan dengan remaja sehari-hari.
Teen di sini adalah pada tokoh cerita dan tema cerita. Bukan mengacu pada usia penulis. Jadi, tidak disebut teenlit jika penulisnya berusia 17 tahun tapi menulis cerita dengan tokoh utama berusia 25 tahun dan bercerita tentang pernikahan.
Sedikit tip dari saya untuk menulis teenlit.
1. Pilih topik yang dekat dengan keseharian remaja. Tidak melulu tentang PDKT, jadian, pacaran, dan sejenisnya. Kemasannya bisa menjadi romance, komedi, horor, dan sebagainya. 2. Gunakan istilah-istilah yang akrab di kalangan remaja. 3. Jangan lupakan sesuatu yang sedang menjadi tren di kalangan remaja. Misalnya film, musik, pakaian, makanan, dan semacamnya. 4. Tetap beretika. Remaja bukan makhluk yang bebas dari norma-norma, kan? 5. Tidak menggunakan bahasa alay. Well, bahasa alay memang jadi tren di kalangan (sebagian) remaja. Namun, hindari menulis dialog dan narasi dalam bahasa alay. Oya, bedakan antara bahasa tulis yx aLaiiy'a bikin q pucying dengan bahasa tutur gaul.
Sedikit saran untuk para penulis novel (tidak hanya penulis teenlit) 1. Banyak baca novel, terutama yang satu segmen. Bukan untuk disontek atau diplagiat, melainkan untuk dipelajari. 2. Banyak baca karya tertulis selain novel. Bisa buku, artikel, berita, kisah inspiratif atau yang lainnya. Gunanya untuk memperkaya pengetahuan penulis. Penulis yang berpengetahuan luas kelihatan kok dalam karya-karyanya. 3. Tidak memplagiat, apa pun alasanmu.
Menulis fiksi memungkinkan kita bebas berimajinasi. Namun, semua imajinasi ada pertanggungjawabannya.
Tulisan-tulisan ringan saya seputar dunia penulisan bisa dibaca di blog saya (di menu Tentang Menulis) dan di fanspage saya.