PERKENALAN
Mungkin di antara memberdeul ada yang gak terlalu suka karya populer yang itu-itu saja. Bad boy, CEO, tema apa pun itu yang menjadi tren, pesan/hikmahnya apa? Atau mungkin ada yang gak suka dibilangin sifat dan perbuatan karakternya kurang realistis atau kurang logis. Kenapa logika fiksi harus persis sama dengan logika dunia nyata?
Feel (atau perasaan) adalah unsur dalam cerita yang bisa membangkitkan emosi/perasaan tertentu pada pembaca. Gregetan, kesel, sedih, senang, mau berteriak histeris kyaa kyaa, tegang, menakutkan, lucu sampai ketawa ngakak... Semua ini adalah perubahan emosi pembaca yang tadinya datar. Perubahan emosi inilah yang akan membuat pembacamu gak pernah bosan.
Logika adalah unsur dalam cerita yang dapat memberitahukan suatu pemikiran dan pengetahuan kepada pembaca. Sifat karakter, tindakan karakter, situasi logis, masalah dan reaksi masuk akal, pesan implisit dari cerita itu... Semua ini membutuhkan pemikiran dan pengetahuan penulis, serta akan memengaruhi cara berpikir pembaca.
RISIKO BERAT SEBELAH
Feel tanpa logika bisa menjerumuskan pembacamu. Banyak karya populer yang seperti ini, makanya kita sekarang punya yang namanya "generasi micin". Mungkin ada yang berpikir bahwa ini cuma pemikiran berlebihan, tapi percayalah. Es krim enak, tapi makan kebanyakan bisa bikin gendut dan diabetes. Ada saatnya yang kelebihan adalah unsur negatifnya karena sudah ditumpuk kelewat lama.
Logika tanpa feel bisa membuat pembacamu jenuh dan bosan, karena ceritamu datar. Bahkan kadang, ada yang arogansi (kesombongan) penulis terasa pada tulisannya yang berlogika tinggi.
TIPS UNTUK MENGIMBANGI
Bagi kalian yang menganggap diri kalian berlogika tinggi dan sering riset, tapi bermasalah pada bagian feel:
1. MULAILAH RISET PEMBACAMU JUGA
Siapakah target pembacamu? Mereka suka hal-hal seperti apa? Idola-idola mereka siapa saja? Mimpi mereka apa? Kegiatan mereka bagaimana? Masalah yang biasanya mereka hadapi apa? Tempat apa yang ingin mereka kunjungi? Hal apa yang paling penting untuk mereka? Dsb. Silakan mulai catat dan adakan survey. Pakai ini untuk menciptakan karakter yang bisa membuat simpatik, peduli, ingin ikuti ceritanya, mereka idolakan, mereka sukai. Pakai juga ini untuk menetapkan tema dan konflik yang pas, agar semakin dekat dengan pembacamu. Jawablah pertanyaan: perasaan apa yang ingin kamu timbulkan pada pembaca-pembaca ini, jangan hanya terpaku pada pesan yang ingin disampaikan.
2. KEMBANGKAN NARASI DAN DIALOGMU
Feel datar juga bisa dirasakan gara-gara narasi dan dialogmu masih standar atau malah di bawah rata-rata. Carilah buku-buku yang bisa dijadikan referensi. Banyak-banyaklah bermain dengan narasi dan dialog. Sering memakai pola kalimat dan diksi yang sama adalah tanda bahwa tulisanmu mengarah ke membosankan. Jangan menyerah untuk terus menggali potensi narasimu.
3. TURUNKAN EGO DAN HINDARI NIAT UNTUK MENCERAMAHI PEMBACA
Ketika kamu menaikkan ego dan niat untuk menceramahi pembaca, di situ kamu bisa lupa dengan ceritamu sendiri dan malah membuat dirimu (penulis) tampak mencolok di depan pembaca. Kamu ingin pembaca menikmati ceritamu dan mengambil hikmah dari ceritamu, bukan menikmati omonganmu dan mengambil hikmah dari ceramahmu. Suaramu sendiri harus samar-samar tersembunyi dalam cerita. Jangan sampai pembaca dengan jelas dapat melihat wajahmu di sana, karena kalau begitu, ceritamu malah jadi ketutupan.
Nah, bagi kalian yang merasa mahir mempermainkan feel pembaca, tapi bermasalah dan ingin memperbaiki logika:
1. MULAILAH BELAJAR MENGENDALIKAN EMOSI
Kritik yang menjatuhkan memang membuat kesal dan Animon pun gak setuju dengan alasan kritik kasar demi membangun mental penulis. Tapi, mengambil sisi positif dari hal-hal seperti itu adalah salah satu latihan melogiskan sesuatu. Dari situ, setiap ada kejadian atau masalah, kita jadi bisa lebih menganalisa kenapa teman kita berbuat A dan bukan B, kenapa suatu hal buruk harus terjadi, kenapa cerita kita kurang berhasil, dsb.
2. PERBANYAK RISET DAN REFERENSI
Bisa dari memperhatikan sekitar, membaca buku, menonton film, dan lain sebagainya. Riset tidak sesulit yang dibayangkan dan logika tidak serumit yang diduga. Tidak perlu terlalu takut sebelum mencoba.
Sekian teori dari Animon kali ini. Buat yang mau menambahkan atau menanyakan, silakan komen. Mudah-mudahan, kita bisa menulis cerita yang seimbang antara feel dengan logikanya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Serba-Serbi Kepenulisan
RandomDikumpulkan dari diskusi Komunitas Novel Online Indonesia. Semua hal menyangkut kepenulisan.
