Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Quotes Nelson Mandela ini termasuk salah satu quotes yang manusiawi banget. Dalam pemahaman Bigsis, rasa takut itu bukan untuk dipunahkan, akan tetapi untuk dikontrol. Rasa takut perlu ada, akan tetapi harus ada dalam kuasa kita, begitu lho :3 Hihihi
Sebagai penulis, tentu ada banyak banget ketakutan yang bersiap mengadang kita. Bigsis sendiri sudah pernah mengalami berbagai masalah yang Tuhan izinkan. Puji Tuhan, Tuhan kuatkan dan akhirnya Bigsis masih menulis sampai hari ini.
Minggu kemarin, Bigsis sempat membuka TS tentang ketakutan-ketakutan yang dihadapi penulis. Hari ini, Bigsis akan mencoba share pengalaman bagaimana Bigsis menghadapi ketakutan-ketakutan ini.
TAKUT TIDAK PROFESIONAL
Bersikap profesional memang perlu bagi seorang penulis. Akan tetapi, memang ada masa-masanya seorang penulis mempertanyakan eksistensinya sendiri. Ada yang hingga kini masih repot tersinggung ketika tidak diakui sebagai penulis, ada juga yang masih menulis tergantung mood.
Kenyataannya, ketika seorang penulis berhadapan dengan pekerjaan yang memang menuntut profesionalisme, keadaan mau tidak mau menempatkan penulis pada tanggung jawab dan sanksi yang harus ditanggung jika tidak bisa menyelesaikan tulisannya. Contoh sanksinya adalah: kehilangan kepercayaan penerbit, kontrak hilang, masuk black list dan lain-lain.
Jadi, saran Bigsis ... kalau mau belajar bersikap profesional, tempatkanlah dirimu dalam lingkungan yang menuntut tanggung jawab dan tentunya sanksi (eh, kita malah bisa menggunakan rasa takut ini untuk lebih maju, ya xD)
.
Lanjut :3
.
WRITER'S BLOCK
Macet lagi macet lagi, gara-gara Dauming Si lewat xD #eh
Macet, tidak bisa menyelesaikan naskah ternyata masih menjadi 'hantu' bagi penulis. Eh, jangan salah, ini juga dialami penulis yang sudah bertahun-tahun malang melintang membujur hingga rebahan loh #hus xD
Bagaimana, sih ... sebenarnya mengatasi WB yang bukan Warner Brothers ini?
Menurut buku 25 Curhat Calon Penulis Beken karya Triani Retno A, ada 3 cara yang bisa dilakukan: pertama istirahat dan bersantai (otak juga bisa ngebul ternyata), kedua, jangan pikirkan naskah yang sedang macet (cooling down, Babe), dan yang terakhir adalah mencoba menulis naskah yang lain.
Om Saut Poltak Tambunan punya cara lain mengatasi WB ini, yaitu dengan outline dan jadwal kerja. Dengan kerja terstruktur begini, kecil kemungkinan akan mengalami WB.
Silakan dipilih cara yang sesuai. Semoga ada yang manjur xD eheheh.
.
KOMENTAR NEGATIF
:v
Maunya kasih emot T_T sekalian.
Untuk menghadapi komentar negatif yang menjatuhkan, tidak ada kata lain selain ABAIKAN dari Bigsis.
Bigsis bukannya anti kritik, tapi kelihatan, kok ... mana kritik yang membangun, mana yang niatnya pamer kehebatan sendiri, mana yang sok eksis, dan lain-lain.
FYI, kritik sastra itu sebenarnya ada mata kuliahnya dan untuk kritik ini rupanya juga ada pendidikannya, lo. Jadi nggak sembarang orang bisa ngatain dengan 'sampah' dan lainnya. Bigsis sendiri percaya, kritikus profesional justru memiliki attitude yang cukup baik hingga tidak mengeluarkan statement seperti itu.
Satu catatan buat yang masih suka pakai, "silakan dibantai" dan semacamnya: ada apa dengan kalian? Saat mempublikasikan tulisan, harusnya tulisan sudah melalui self editing dan nggak sampai 'dibantai' karena bantai menurut Bigsis adalah dibunuh secara sadis dan habis. Mau banget tulisan dibunuh secara sadis sampai habis? Bigsis sih nggak :'D
Jadi, Bigsis sendiri memilih orang yang benar-benar Bigsis percaya kompetensinya untuk didengarkan. Bigsis nggak akan peduli komentar yang destruktif, meski mungkin yang komen adalah 'suhu', 'mastah' atau yang dibilang keren dan ditakuti tapi punya tutur kata preman (sori).
Menulis memang penting. Tapi, kesehatan jiwa itu jauh lebih penting!
.
NGGAK LAKU
Jiaaah ... xD Ini ketakutan paling mainstream.
Tapi mengutip kata Mbak Arleen A, takdir naskah itu ada di tangan Tuhan. Do the best and let God take the rest itu sangat membantu buat Bigsis. Buat apa ikut tren, promosi mati-matian tapi nggak berdampak, kan. C'mon. Sering kali, kita harus mengakui kemampuan kita sebagai manusia biasa. Yang penting lakukan yang terbaik. Percaya menuliskan sesuatu yang layak dikonsumsi khalayak ramai, lakukan promosi semampunya, dan yang TERPENTING adalah: mempercayakan hasilnya kepada Tuhan.
SUDAH TERBUKTI ini xD
.
AKIBAT TULISAN
Bagus ada penulis yang sadar :'D
Memang tulisan itu bisa berdampak. Contohlah seorang pemuka agama yang menuliskan buku tentang nikah dini, langsung banyak yang bikin kampanye nikah muda karena menurut mereka itu lebih baik dari berzinah. Di dunia oranye pun akhirnya muncul fiksi-fiksi sejenis dengan kemasan ingin spiritualis.
Err ... -_-
Udah nggak usah dikomen dah -_-
Bigsis sendiri pernah ngalamin ketakutan ini hingga nggak berani meneruskan karier menulis. Tapi, ingatlah ... kalau kalian bisa membuat dampak baik melalui tulisan-tulisan kalian, mengapa hal itu tidak dilakukan?
Ayo, naikkan kelas tulisan kalian ke kelas amanah. Bigsis percaya, Tuhan pasti bantu ^_^
.
Nah, itu ketakutan-ketakutan yang sempat dicurhatkan Minggu kemarin. Ada beberapa curhat lagi tapi kayaknya semua mengacu dengan hal-hal di atas. Silakan, kalau masih ada yang mau ditanyakan bisa bertanya di kolom komentar atau kalau malu bisa inbox Bigsis (please di fanpage karena di akun pribadi sering nyempil dan nggak kebaca).