Penulisan Angka dan Lambang Bilangan by Elsa Alina

3K 49 0
                                    


Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau Romawi.
Angka Arab : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
Angka Romawi : II, II, III, IV, V, dst

Angka digunakan untuk menyatakan (i)ukuran panjang, berat, luas dan isi, (ii)satuan waktu, (iii)nilai uang, dan (iv)kuantitas.
Misalnya :
0,5 sentimeter
5 kilogram
1 jam 20 menit
17 Agustus 1945
2.000 rupiah
Rp.5000,00
$5.10*
US$3.50*
50 dolar Amerika
*tanda titik disini merupakan tanda desimal.

Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen atau kamar pada alamat. Misalnya :
Jalan Tanah Abang I No. 15
Hotel Indonesia, Kamar 122

Angka digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci. Misalnya :
Bab X, Pasal 5, halaman 254
Surah yasin: 9

Penulisan lambang bilangan yang dengan huruf dilakukan sebagai berikut:
Bilangan utuh. Misalnya :
dua belas     12
dua ratus dua puluh lima    225
Bilangan pecahan. Misalnya :
Setengah   ½
Seperseratus  1/100
Satu dua persepuluh 1,2

Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
Paku Buwono X; pada awal abad XX; lihat Bab II, Pasal 5; di daerah tingkat II itu; ditingkat ke-2 itu dsb

Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran  -an mengikuti cara berikut. Misalnya:
Uang 5000-an atau uang lima ribuan
tahun ’50-an atau tahun lima puluhan
lima uang 1000-an atau lima uang seribuan

Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan. Misalnya:
Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang memberikan suara blangko.
Kendaraan yang ditempuh untuk pengangkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 helicak, 100 bemo.

Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat. Misalnya :
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
(Penulisan yang salah)
15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Darmo

Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian biar lebih mudah dibaca. Misalnya:
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 450 juta rupiah.
Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 120 juta orang.

Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Misalnya :
Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
(Penulisan yang salah)
Kantor kami mempunyai dua puluh (20) orang pegawai.
Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.

Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat. Misalnya :
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus) rupiah.

Sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia

Serba-Serbi KepenulisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang