Oleh: honeydew1710
Scifi tidak bisa dikerucutkan hanya pada space traveller atau time machine saja karena genre ini sebenarnya luasssss sekali.
Berikut ini adalah yang perlu diperhatikan saat menulis Scifi:
1. Scifi bukanlah genre fantasi dengan robot
Kalau disuruh nyari contoh scifi, orang mesti akan menyebutkan Star Wars sebagai contoh. Orang akan langsung memikirkan soal mesin, robot yang bisa berpikir dan bertindak seperti manusia, atau hal-hal tentang luar angkasa. Padahal, scifi adalah scifi, genre yang jauh lebih luas daripada sekedar robot luar angkasa dan alien.
Scifi merupakan sebuah cerita fiksi tentang science.
Scifi bisa tentang political science, pengobatan, historical science, dan buanyak lagi contohnya. Dalam membuat karya scifi, penulis bisa memutarbalikkan penemuan science menjadi sebuah pertanyaan besar. Ini oke. Gak masalah.
Da vinci code dimasukkan ke dalam fiksi karena membahas teori sejarah yang masih dibicarakan panas di dunia. Dalam hal ini Dan Brown membuat sebuah kesimpulan berani dengan mengatakan di mana Holy Grail berada. Padahal sudah jelas bahwa bentuk Holy Grail sendiri sampai sekarang masih diperdebatkan. Dalam bukunya, Dan Brown menuntun pembaca dengan mencampurkan teori-teori yang ada dengan imajinasi fiktif atau kesimpulan kontroversi. Dan Brown tidak berusaha meyakinkan pembaca. Dia hanya mencoba menggiring asumsi pembaca pada teori buatannya sendiri.
Seperti yang dinasihatkan Tere Liye, "Kalau tidak bisa meyakinkan pembacamu, sekalian bikin bingungkan saja."
Dalam membuat Scifi, yang perlu dilakukan adalah menggiring asumsi pembaca melalui teori-teori masuk akal. Perkara itu benar atau tidak, bisa menjadi hak pembaca untuk menyimpulkan.
Nah, hal ini yang membuat beberapa kalangan ilmuwan membenci scifi. Menurut mereka, mengaburkan science dengan mencampurkannya ke dalam fiksi lalu membuat teori baru akan menjadikan science blur atau samar. Ini akan menjebak pembaca dalam fantasi-fantasi berlebihan terhadap science. Contohnya saja, ALIEN atau IT atau UFO. Belum ada bukti sains terhadap benda-benda itu. Tetapi jelas keberadaannya dipercaya banyak orang melalui buku-buku scifi.
2. pastikan siapa yang membaca karyamu
Kamu harus bisa menilai kemampuan pembaca naskahmu. Kalau kamu membuat novel genre teenlit scifi, sebaiknya pastikan kamu memakai penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh generasi remaja.
Pernah baca doraemon petualangan luar angkasa, kan?
Di dalam seri komik doraemon itu, ada penjelasan mengenai teknologi WARP. Penjelasannya hanya sekilas saja, sangat berbeda dengan penjelasan dalam film Interstellar dan film Guardian of the galaxy. Perbedaan ini dikarenakan perbedaan konsumen yang menikmati tontonan tersebut. Tapi, inti mengenai teknologi ini tetap sama.
3. Kenali benar ceritamu
Kamu harus tau sejauh mana ceritamu akan berlari. Hukum ilmiah apa saja yang harus dan akan dibahas dalam ceritamu.
Kalau ceritamu mengisahkan tentang perburuan penjahat dengan kode-kode simbologi seperti dalam trilogi Da Vinci Code karya Dan Brown, pastikan Kamu membatasi sejauh mana ulasan dalam ceritamu. Jangan sampai ceritamu menjadi buku sejarah dan buku teks simbologi yang kering. Tapi, jangan juga membuat scifi jadi terrasa seperti tempelan dalam ceritamu.
Seperti apa scifi tempelan?
Scifi yang hanya judulnya saja yang scifi. Di dalamnya sama sekali tidak menguak tentang hukum-hukum ilmiah dan tidak membahas tentang sesuatu berdasar kondisi keilmiahan. Misalkan kamu menulis tentang bayi tabung. Tapi sama sekali tidak menjelaskan tentang proses dan bagaimana bayi tabung itu dilakukan. Tau-tau bayinya ada aja di dalam perut. Kan aneh jadinya.
4. Riset Riset Riset
Tanpa riset, scifi-mu hanya akan menjadi cerita biasa. Malah bisa jadi kamu menuliskan sesuatu yang salah. Sekarang, kamu gak perlu kok jauh-jauh risetnya. Cukup klik-klik di google aja busa dapet banyak sekali bahan. Pengen tahu tentang luar angkasa? NASA udah punya website dan video-video keren di youtube. Pengen tahu tentang persenjataan? Ada banyak sekali situs yang menerangkan tentang persenjataan.
Yah, memang tidak semua riset bisa dilakukan di google. Bahkan beberapa riset akan berbeda rasanya jika dilakukan langsung.
Misalkan untuk riset persenjataan. Kamu jelas akan merasa sangat hidup kalau benar-benar memegang senjatanya, memainkan dan merasakan bagaimana membidik sasaran.
Pertama kali memegang busur, Honey jadi tahu bagaimana rasanya menjadi Katniss yang berburu dengan berbekal perlengkapan panah sederhana buatan sendiri. Honey jadi tahu kenapa Katniss dibuatkan panah khusus yang membuat tembakannya jadi lebih presisi setelah mencoba memenah dengan berbagai macam jenis busur dan anak panah.
Juga tentang komputer. Setelah ikut belajar tentang pemrograman (walau hanya seciprit), Honey jadi—paling tidak—memahami betapa cerdasnya seorang Edward Snowden yang bisa mengelabuhi sistem NSA.
5. Jangan takut untuk memunculkan hal baru
Memberdeul, ini fiksi. Kamu bisa bergerak dengan sangat leluasa di sini. Kamu bisa membuat orang mempertanyakan bentuk bumi. Kamu bisa membuat orang berpikir ada teori fisika baru. Kamu bisa membuat orang berpikir tentang mesin yang luar biasa canggih untuk menentramkan kehidupan orang banyak. Kamu bisa melakukan apa saja. Kamu bisa memasukkan kemungkinan-kemungkinan baru dalam dunia sains.
Tapi, ingat satu hal. Kamu juga harus berpegang pada logika fiksi. Dunia barumu, hukum barumu, kehidupan barumu harus berkaitan dengan cerita dan logika fiksimu.
Silakan jika ada pertanyaan mengenai genre ini bisa komen atau langsung ke akun Honey Di @honeydee1710 ya.
Semoga bermanfaat.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Serba-Serbi Kepenulisan
RandomDikumpulkan dari diskusi Komunitas Novel Online Indonesia. Semua hal menyangkut kepenulisan.
