Roller-Coaster Feeling by StefaniJovita

1.9K 116 5
                                    

Kali ini, Animon ingin bagi teori rahasia nih. Soal, Roller-coaster Feeling ^^/

Apa sih Roller-coaster Feeling? Ini lebih kepada pembentukan suasana/mood cerita. Ada kalanya karena kita terpaku teori, kita lupa pentingnya "feel" atau perasaan. Banyak sekali Animon membaca cerita-cerita dengan struktur tulisan yang rapi, EBI bagus, deskripsi memanfaatkan panca indera selain mata, dan lain sebagainya, tapi ketika dibaca bahkan dalam 1 chapter saja, gak kerasa perubahan suasana apa pun. Begitu pula ketika membaca chapter setelah dan setelahnya lagi. Datar. Nah, gak mau toh dibilang "datar"?

Roller-coaster feeling adalah pembentukan suasana adegan yang naik-turun, di mana kita bisa membawa pembaca untuk naik terbawa suasana senang, jatuh dalam depresi karakter, lalu misteri yang lebih mendatar, hingga naik ke pertarungan klimaks, dan dibawa turun lagi ke solusi. Kadang, ada yang merasa "Gak bisa bikin humor" atau "Ini horror, kenapa harus ada humor?" Tapi memang karena begitu kayanya feeling yang dirasakan pembaca, maka dia gak akan ngerasa bosan.

Pernah nonton Transformer yang battle-nya seru? Tapi karena battle-nya kepanjangan, lama-lama tense-nya udah gak berasa lagi dan jadi datar. Inilah kenapa, kita gak bisa terus-terusan bilang "Gak bisa bikin humor", "Gak bisa nulis horror", atau genre-genre lainnya. Coba deh bayangkan kamu ngebaca Beauty and The Beast (setahu Animon, ada bukunya sih, tapi Animon belum baca :'D). Pas Belle ketemu Beast, atau pas bapanya Belle masuk ke istana sepi, pasti seenggaknya ada horror-nya. Romance gak melulu romantis :)

Terus, gimana jadi tipsnya untuk membangun Roller-coaster feeling ini?

Bisa dengan pemahaman teori dan kesadaran bahwa kamu harus membangun banyak feel dalam 1 chapter, lalu bangun feel berbeda lagi di chapter berikutnya. Selama sadar, pas editing pun kita bisa menyadari, misalnya ada yang datar dan perlu ditambah, atau udah cukup. Memang, pada akhirnya, tahap editing itu penting untuk kita baca ulang dan menyadari kekurangan cerita :)

Jika belum terbiasa, bisa juga dengan membuat grafik per chapter. Misalnya, chapter satu itu pengenalan (Mood ceria naik, Mood kesel turun). Nah, untuk bikin kesel, berarti harus ada pertengkaran karakter di situ, misalnya. Pembuatan grafik mood ini juga bisa memberi ide untuk sisipan-sisipan adegan yang kadang kita sulit buat.

Animon pernah menyisipkan adegan pemeran utama cowok yang kesel harus nyamar jadi cewe dan pake gaun, menimbulkan kesan lucu, sebelum masuk ke dia ngebunuhin orang. Atau ada juga yang setelah karakternya ditampar dan lagi serius, tiba-tiba karakter lain pas duduk di pertemuan kerajaan itu, malah salah duduk bangku dan geser sambil ngedeham, bikin yang lain ngelirik.

Jadi, sudah siap bikin adegan yang ngebuat pembaca seakan naik "Roller-coaster"? Silakan share adegan-adegan yang menurutmu sudah pakai itu ya :D

Oya, sekedar memberi tahu, dulu Animon pernah mengikuti seminar dari seorang script writer asal Prancis yang namanya JC Deveney. Dia memberi banyak teori dan inspirasi, yang salah satunya mengenai teori Sumbu Cerita, yang menginspirasi Animon untuk memahami soal Mood dan Roller-coaster Feeling ini. Buat yang mau baca lebih lengkap soal seminarnya, bisa baca rangkuman Animon di sini ya:

https://ernestalice15.tumblr.com/tagged/catatan%20penulis

Serba-Serbi KepenulisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang