Paragraf Naratif, Tea for Writer

914 34 0
                                        

PARAGRAF NARATIF

A CUP OF TEA FOR WRITER

Selamat pagi, Memberdeul ^^)/

Minggu ini minggu terakhir Bigsis dapat tugas di kelas teori. Tampaknya teori-teori berkaitan dengan Cinderella Story sudah Bigsis bagi semua, ya :'v Jadi minggu ini, Bigsis share tentang teori dasar dan tips menulis saja. Semoga bisa bermanfaat buat Memberdeul semua ^_^

Pertama-tama, mari kita bahas mengenai paragraf naratif:

Paragraf naratif adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada para pembaca suatu peristiwa dalam urutan dan kurun waktu tertentu (Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, 189: 136). Titik sentral karangan naratif adalah kisah, melukiskan perbuatan dan tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Selain itu adanya tokoh yang dikisahkan, adanya alur/plot dalam penyampaian merupakan ciri yang dapat dijadikan untuk membedakan karangan naratif dengan bentuk karangan lainnya.

Tujuan dari paragraf narasi adalah menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa dengan nyata sehingga seolah-olah pembaca melihat dan mengalami sendiri peristiwa atau kejadian tersebut. Paragraf naratif seringkali digunakan dalam penulisan prosa dalam karya sastra. Paragraf naratif bisanya mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu.

Tulisan narasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu narasi nonfiksi dan narasi fiksi.

■ Narasi nonfiksi, yaitu karangan yang mengisahkan hal-hal yang nyata, berdasarkan pengalaman atau pengamatan. Contoh: sejarah, biografi (kisah seorang tokoh), atau autobiografi, (kisah pengalaman pengarangnya sendiri).

■ Narasi fiksi, yaitu karangan yang mengisahkan hal-hal yang bersifat khayal atau imajinasi. Contoh: cerpen, novel, dongeng, dan hikayat.

Tulisan narasi ada yang bersifat narasi ekspositoris dan narasi sugestif.

■ Narasi ekspositoris merupakan narasi yang mengisahkan berlangsungnya suatu peristiwa secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa tersebut secara tepat. Narasi ekspositoris disebut narasi kejadian seperti dalam bentuk biografi dan autobiografi.

■ Narasi sugestif berupa narasi yang mengisahkan rangkaian peristiwa yang berlangsung dalam kesatuan waktu sehingga dapat menggugah daya khayal dan memunculkan dorongan perasaan pada pembacanya. Narasi sugestif biasa juga disebut narasi runtun peristiwa seperti dalam bentuk cerpen dan novel.

Perbedaan antara paragraf narasi fiksi dan paragraf narasi nonfiksi dapat ditinjau dari segi penggunaan bahasa, fungsi dan tujuannya. Berikut ini adalah beberapa perbedaan teks naratif fiksi dan nonfiksi:

Perbedaan Naratif Fiksi dan Nonfiksi

NARATIF FIKSI

Bahasa cenderung figuratif dan menitikberatkan penggunaan konotasi.

Menggugah imajinasi.

Menyampaikan informasi yang memperluas pengetahuan.

.

NARATIF NON FIKSI

Bahasanya cenderung informatif dan menitikberatkan penggunaan makna denotasi.

Memperluas pengetahuan/wawasan.

Menyampaikan informasi yang memperluas pengetahuan.

.

Untuk contoh-contoh paragraf dimaksud, silakan langsung baca di sini:

https://blogbahasa-indonesia.blogspot.com/2018/01/perbedaan-paragraf-narasi-fiksi-dan-nonfiksi.html

.

A CUP OF TEA

Next, Bigsis akan sedikit berbagi tips buat kalian yang pengin serius menulis dan ingin banget jadi penulis profesional. Sebelumnya, Bigsis mau kasih catatan kalau tips ini hanya pelengkap, sementara yang paling utama tetaplah konten cerita dan apa yang kalian punya dalam tulisan kalian. Tetap belajar itu penting, lho. Dan ini berlaku buat semua bidang.

Seperti yang kita semua tahu, menulis itu susah-susah gampang. Ketika Bigsis memulai dulu pun, sangat susah mencari rupiah dari menulis. Namun, meski susah, hal ini sangat mungkin dilakukan. Kuncinya adalah: kerja keras dan open minded.

Waktu masa susah dulu, Bigsis sering tanya ke diri sendiri: Apakah penulis harus pintar jualan atau pintar menulis?

Bigsis cukup senang lihat banyak penulis sekarang pintar banget jualan. Nggak hanya jualan buku saja, mereka juga berani bertanding memperjuangkan branding dan citra mereka. Ini bagus banget, lho. Soalnya, gimanapun penerbit bakalan sayang sama penulis yang followernya banyak dan berhasil menjual banyak buku (namanya juga industri). Jadi, ilmu marketing itu beneran berguna banget buat penulis memasarkan bukunya. Bonus lain: kalian juga bisa mendapat banyak keuntungan endorse, kiriman buku gratis buat direviu, dan lain-lain.

Sayangnya, marketing ini butuh tenaga dan energi juga, lho ... Memberdeul. Dulu, Bigsis pernah pakai strategi utamakan marketing ini dalam novel The Beast Lover. Bigsis bikin kover sendiri, promo terus-terusan, lihat view terus-terusan (kebetulan di wattpad), dan akhirnya, cerita ini berakhir mangkrak sampai sekarang (maaf, Mbak Dyah dan Mbak Ninna T_T). Kalau dibaca lagi, Bigsis sendiri malu baca ceritanya. Sempat nyesal juga, sih. Tapi namanya hidup, kita belajar dari kesalahan. Jadi, Bigsis putuskan, cara ini nggak pas buat Bigsis karena Bigsis nggak punya cabang-cabang energi berlebih buat melakukan semua sendiri.

Balik ke jualan dan nulis, yang mana yang lebih penting?

Sebenarnya, ya, dua-duanya penting. Kalau memang ada penulis bisa membangun brand dan bikin cerita excellence secara berbarengan, SENDIRIAN PULA, itu bagus banget, lah. Cuma yang perlu diingat, hal ini jangan dijadikan beban dan tekanan. Setiap orang toh punya jalan yang berbeda-beda. Pada akhirnya, kita ini memang cuma manusia yang bergantung sepenuhnya sama Tuhan.

.

So, just do the BEST and let The God do the rest. Jangan banding-bandingin dirimu dengan penulis lain, karena kamu kan nggak pernah merasakan pake sapatunya dia (Cinderella yey xD). Ada kalanya, Seni Bersikap Bodo Amat itu berguna. Memahami diri sendiri itu jauh lebih penting sebelum kita sok-sokan mengoreksi orang lain. Contohlah: ketika rame Dilan kemarin, kalau yang kita lakukan sibuk ngolok-ngolok Pidi Baiq, yang kita dapat cuma TS emak-emak sepernyinyiran. Tapi, kalau kita sibuk mikirin tokoh apa yang bisa kita buat untuk menyaingi bahkan melampaui Dilan, nah ... itu bakalan beda lagi ceritanya.

.

Akhir kata, sebenarnya tips ini sedikit curcol dan reminder buat Bigsis juga. Saya berharap, sharing ini bisa berguna buat kita semua.

Tiada gading yang tak retak.

Kirang langkung ampurayang.

.

Satu hal terakhir yang kembali Bigsis ingatkan adalah: Janganlah kacang lupa akan kulitnya. Setinggi-tingginya pencapaian kita, kita ini tidak ada apa-apanya dibandingin Tuhan. Sombong sedikit bakal rugi banyak. Tuhan benci orang sombong.

.

"Aku mau kautuliskan 劍 untukku. Namun, kenapa kau memberiku kertas kosong?"

"Kauingin melihat wuyi tertinggiku dari kaligrafi itu, kan? Itulah dia (kosong)."

Dari film: 英雄 (HERO – 2002).

(teringat adegan ini, kalau salah kutip, tolong bantu perbaiki, ya xD)

Gbu <3

Serba-Serbi KepenulisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang