Untuk mengakhiri bulan Juli dan memasuki bulan Agustus, kali ini Animon ingin membahas sesuatu yang ringan (sekaligus ribet), yaitu EBI.
EBI adalah singkatan dari Ejaan Bahasa Indonesia, meliputi pemakaian huruf (kapital, miring, tebal, dst.), penulisan kata (imbuhan, kata depan, kata dasar, partikel, dst.), dan pemakaian tanda baca (titik, koma, titik dua, dst.). Secara lengkap, bisa memberdeul lihat di PUEBI daring (online): https://ivanlanin.github.io/puebi/
Banyak sekali penulis yang tidak memperhatikan EBI maupun memeriksa di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Ada yang beranggapan itu tidak penting karena yang penting ceritanya, ada yang beranggapan nanti dibersihin editor, dan banyak alasan lain. Tidak jarang Animon mendapati penulis yang tadinya terbit di penerbit major, ketika terbit sendiri (indie), tiba-tiba berantakan.
Kenapa EBI begitu penting dan seberapa penting sih EBI? Kok repot banget?
1. EBI SALAH, JADI MEMBINGUNGKAN
Ada beberapa kata yang ketika penulisan salah, arti pun bisa salah. Contoh: "di balik" dan "dibalik". Ketika judul atau nama sama dengan suatu kata Indonesia, tapi tidak dijadikan kapital sehingga membingungkan. Contoh: "namanya saya" dan "namanya Saya".
2. PENULISAN TANDA BACA ANEH, DIBACA PUN ANEH
Ketika membaca, kita sebenarnya menyuarakan kata-kata itu di dalam hati tanpa sadar, yang berarti, ada nada, pengambilan napas, serta titik henti seperti halnya kita bicara lantang. Coba, member-deul baca kalimat ini baik-baik sesuai, dengan tanda baca yang tertulis tetapi, memberdeul harusnya sudah mulai paham kalau, ada yang gak enak bukan.
3. KETEMU HAL ANEH, PEMBACA KELUAR DARI CERITA
Enaknya membaca adalah bisa hanyut dalam cerita dan dunia yang diciptakan penulis. Typo dan kesalahan EBI fatal bisa membuat pembaca seperti menemukan tulang dalam ikan yang lagi enak-enak dimakan. Kayak merasa, "Eh, kok?" Dan bayangkan kalau tulangnya banyak. Repot keluarin tulang dari mulut, bikin makanan yang seharusnya enak jadi ngeselin. Sama kalau ketemu yang EBI-nya berantakan.
4. "YANG PENTING CERITA BAGUS DAN BANYAK YANG SUKA?" EBI SAMA PENTINGNYA
Menurut Animon, penulis seharusnya mementingkan banyak aspek, bukan hanya EBI, bukan hanya cerita bagus, bukan hanya yang penting banyak yang suka. Semua itu penting. Kalau kamu memang tidak mau memperbaiki EBI-mu, akuilah bahwa bagian itu masih kurang, dan karenanya tulisanmu juga masih kurang baik. Banyak juga yang plot kurang greget, tapi tulisan sudah bagus dan rapi. Tentu itu juga kelebihan tersendiri.
Akhir kata, Animon ingin menyampaikan, BERBANGGALAH. Kita semua punya kelebihan masing-masing dalam tulisan kita, dan terus berjuang di sini itu gak gampang. TAPI JANGAN LUPA DIRI. Tidak ada tulisan yang sempurna, tapi bukan berarti kita boleh jadi malas untuk memoles tulisan kesayangan kita sendiri untuk mendekati kesempurnaan itu. Pada akhirnya, semakin kita berjuang meningkatkan tulisan kita, semakin terbukti betapa sayangnya kita terhadap tulisan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serba-Serbi Kepenulisan
DiversosDikumpulkan dari diskusi Komunitas Novel Online Indonesia. Semua hal menyangkut kepenulisan.
