Tidak jarang mungkin memberdeul membaca atau mendengar teori tentang pembuatan karakter. Di KANOI, pembuatan karakter juga sering dibahas. Coba cek judul-judul berikut di Serba-serbi Kepenulisan pada Wattpad KANOI:
1. Penokohan
2. Pembuatan Karakter by Stefani Jovita
3. Karakterisasi Novel Teenlit by Ken Terate
4. Menciptakan Karakter Tokoh by Eka Kurniawan
5. Membuat Tokoh Yang Kuat by Aiu Ahra
6. Membuat Karakter Yang Tak Bisa Diprediksi Pembaca oleh Hanny Dewanti
Masing-masing dari teori di atas memperjelas jenis penokohan, gimana caranya supaya kamu bisa menciptakan karakter yang kuat, menarik, dan realistis, yah intinya meningkatkan karakterisasi kamu. Akan tetapi, tidak jarang Animon mendapati cerita-cerita di mana tokoh utama, terutama karakter cewek, yang reaktif dan pasif, tidak kuat.
Kayak gimana tuh "yang reaktif"? Anggap saja, yang gak ngapa-ngapain kalau plot gak datang atau gak maksa gerak. Banyak banget didapati di cerita-cerita romance pada umumnya. Cewek disukai cowok, lalu pihak cowok memaksa cewek untuk suka balik. Yang bergerak lebih banyak adalah cowok, bukan ceweknya.
Sebenarnya, banyak pembaca menyukai cerita seperti ini, karena kepiawaian penulis dalam pengembangan plot yang bikin greget dan tokoh cowok yang menarik. Contoh yang paling populer adalah Twilight dan Dilan. Tapi, apakah selalu bekerja? Tidak. Apakah bisa menjadi cerita yang mengesankan? Tidak selalu. Apakah sulit membuat karakter utama yang lebih kuat dan lebih baik? Tidak. Apakah karakter utama yang kuat membuat cerita jadi lebih baik? Selalu.
Sebelum memasuki tips-tips, ada baiknya kita mengenal dulu. Apa sih tokoh utama yang kuat itu? Tokoh utama yang kuat, bukan berarti kuat secara fisik maupun mental. Tokoh utama yang kuat adalah dia yang menonjol, mengendalikan jalan cerita, berkesan dan dapat diingat oleh pembaca meski pembaca membaca buku-buku lain.
Terkait School Life, tokoh remaja sebenarnya adalah tokoh yang paling enak untuk jadi tokoh utama yang kuat, karena remaja itu tidak dewasa dan pasti banyak salahnya. Kesalahan-kesalahan itulah yang mengendalikan jalan cerita.
Nah, sekarang mari kita cek tips-tips mudah (sekaligus "agak" sulit) untuk memperkuat tokoh utamamu:
1. HINDARI MASUKNYA DIRI SENDIRI ATAU KEMAUAN PRIBADI DALAM TOKOH UTAMAMU
Salah satu ciri dari pemasukan diri sendiri dalam tokoh utama, adalah reaksi tokoh utama yang 90% sama dengan penulis, kalau penulis yang dihadapkan pada situasi tersebut. Ciri kedua, reaksi itu bisa (malah banyak) ditemukan dalam cerita lain. Ciri ketiga, mudahnya pembaca mengganti tokoh utama dengan diri pembaca sendiri, yang mana ciri ketiga ini adalah kelebihan tersendiri untuk pemakaian metode seperti ini.
Contoh saja Twilight (buku pertama) atau Dilan. Orang-orang suka sama Edward dan Dilan-nya, bukan tokoh ceweknya. Malah bisa berhasrat memosisikan diri mereka sendiri sebagai Bella atau Milea yang diincar oleh Edward atau Dilan. Tentu saja, tokoh cowoknya sendiri sudah unik dan kuat, dengan vampir seksi yang saat itu masih jarang, atau cowok remaja yang gombalannya bisa dijadikan quote.
Lalu, bagaimana kalau kamu sudah punya juga karakter cowok dan plot sekuat dan semenarik itu? Masih perlukah tokoh utama yang kuat? Tergantung. Kamu mau tokoh utamamu ikut menonjol juga, atau selama orang ingat dan terbuai sama cowoknya sudah cukup? Kalau mau tokoh utamamu ikut menonjol, silakan terus baca tips ini.
2. JANGAN LUPAKAN TUJUAN TOKOH UTAMA, JADIKAN ROMANCE SEBAGAI HAMBATAN/KONFLIK UNTUK ITU
Ini tips paling mudah sebenarnya, karena cukup dengan memberi tujuan, apa pun itu, kepada tokoh utamamu, unsur greget dan beda untuk ceritamu akan lengkap, apabila kamu sudah punya tokoh cowok yang kuat dan plot romance yang menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serba-Serbi Kepenulisan
RandomDikumpulkan dari diskusi Komunitas Novel Online Indonesia. Semua hal menyangkut kepenulisan.
