Memberdeul, bulan ini kita akan membahas tentang cerita yang bisa membangkitkan perasaan dan memberikan harapan kepada pembaca.
Hmmm... Rooftop Buddies banget. Hahahahha...
Nah, beberapa waktu lalu, ada teman yang bertanya tentang bagaimana sih cara membuat pembaca menangis saat membaca cerita kita?
Saya jawab dengan, "kasih bonus bawang merah di setiap lembarnya, kak."
Memberdeul, pembaca itu bukan robot yang bisa disetel ke modus tangis atau marah sesuka kita. Pembaca itu memiliki level empati sendiri-sendiri. Tapi, kita bisa berusaha untuk membuat pembaca jadi tersentuh dengan tulisan kita dengan memanving empatinya.
Caranya bagaimana?
Membuat mereka mencintai karakter yang kita buat.
Kalau orang sudah cinta, pasti bakalan melakukan apa saja yang diperintahkan, bukan?
Nah, begitu juga dengan fiksi. Kalau kita bisa membuat pembaca menyukai karakter kita, bahkan sampai jatuh cinta, inshaaAllaah karakter sedih atau marah pembaca bakalan ikut terbawa.
Untuk membuat karakter yang simpatik, kita tidak harus menampilkan sosok malaikat beerpenampilan manusia, kok. Kita tidak perlu membuat manusia yang sempurna.
Di Savanna, work yang masuk dalam longlist Wattys 2018, saya membuat tokoh utama yang antihero. Dia cengeng, mengkhianati tunangan, depresif, tindakannya seringkali tidak dipikirkan matang-matang, dan suka lari dari masalah. Sebenarnya dia yang membuat masalahnya sendiri. Pembaca marah pada Savanna. Pembaca emosi sampai pengin jambak Savanna. Namun ternyata, inilah yang membuat mereka kecanduan sama Savanna dan tokoh-tokoh di dalamnya.
Jadi, bagaimana sebenarnya membuat tokoh yang simpatik itu?
1. Rencanakan tokohmu sematang mungkin
Rencanakan tokoh mulai dari dia lahir sampai cerita berakhir. Jadi, tokoh kita bukan hanya memiliki bentuk fisik saja. Tetapi juga latar belakang keluarga hingga kebiasaan buruk yang membentuknya menjadi pribadi tertentu. Sekalipun tidak semua hal ini disampaikan di dalam novel, tapi sangat perlu untuk direncanakan agar tokoh kita semakin kuat karakternya.2. Berikan masa lalu yang menyebabkan dia memiliki sifat dan perilaku seperti saat ini
Manusia itu tidak begitu saja memiliki sifat yang saat ini kita lihat, loh. Manusia itu dibentuk oleh lingkungan hingga memiliki sifat seperti saat ini. Dulu saya adalah anak yang cengeng. Kehidupan menempa saya menjadi seorang yang kuat dan tahan banting. Kehidupan macam apa? Inilah yang harus kita kulik dari tokoh yang kita buat, memberdeul.3. Hubungan dengan tokoh lain yang terencana dengan baik
Jangan sembarangan membuat tokoh dalam cerita. Tokoh-tokoh pembantu itu harus tampil semua dalam cerita dan memiliki hubungan yang memang bisa membantu menggulirkan cerita. Tidak boleh ada tokoh yang terbuang percuma.4. Berikan dia kehidupan nyata seperti manusia sekalipun kita tidak menceritakan seluruh kehidupannya dalam novel.
Berikan tokoh jadwal harian. Sekalipun jadwal itu tidak ada dalam cerita, tetap ditulis agar kita bisa mudah menentukan timeline dan kebiasaan tokoh. Pasti nanti jadi hidup sekali tokoh kita.
Savanna punya rutinitas membosankan setelah lulus kuliah. Pagi hari dia pergi kerja dengan Dave sampai sore Dave menjemputnya. Terus, dia makan malam dengan Dave sebelum mengerjakan hobinya; merajut, mewarnai buku gambar, atau membaca buku. Membosankan sekali! Tapi, bagi Savanna ini cukup karena dia cewek yang berusaha mencari level aman.5. Biarkan dia bertindak seperti sifatnya
Seorang pemalas pasti akan marah jika alarm berbunyi. Tindakan ini jelas berbeda dengan seorang yang rajin. Jadi, jika tokoh yang kita buat adalah tokoh yang pemalas, biarkan dia bertindak dan menyelesaikan masalah sesuai dengan level kemalasannya. Jangan dibikin tiba-tiba dia jadi rajin hanya karena mau upacara. Kecuali ada hal lain yang begitu kuat sehingga dia terpaksa melawan sifat dasarnya.Salam,
Honey Dee
KAMU SEDANG MEMBACA
Serba-Serbi Kepenulisan
De TodoDikumpulkan dari diskusi Komunitas Novel Online Indonesia. Semua hal menyangkut kepenulisan.