Mempelajari Subgenre Fantasi

1.2K 82 4
                                        

Oleh: 

Minggu ini kita akan membahas tentang fantasi.

Seperti namanya, dalam genre fantasi, kita membicarakan tentang keajaiban, hal-hal di luar kemampuan manusia normal, dan berbagai hal yang berada jauh di dalam dunia imajinasi. Dalam fantasi, Memberdeul bisa mmebuat dunia baru yang sama sekali berbeda. Penulis bisa saja membuat hukum baru dalam dunia tersebut yang mendukung keberlangsungan cerita. Penulis bisa saja membuat ras makhluk baru yang memungkinkan untuk terjadinya konflik. Dalam genre ini yang membatasi hanyalan imajinasi penulisnya saja.

Namun, ingat, jika telah menetapkan sebuah hukum dalma dunia ajaibmu, cobalah untuk mempertahankan hukum tersebut. Misalkan kamu bikin vampir yang tidak bisa muncul di siang hari karena akan terbakar di matahari. Nah, gak mungkin kamu bikin adegan seperti dalam twilight di mana Bella dan Edward jalan-jalan di siang hari. Ceritamu secara keseluruhan harus mendukung hukum yang telah kamu buat.

Fantasi sendiri memiliki berbagai macam subgenre, diantaranya ada: (The Creative Penn)

1. epic fantasy

Genre ini melibatkan banyak tokoh, ceritanya beralur panjang, ceirtanya melibatkan banyak generasi, dan berragam adegan fantasi.

2. high fantasy

Biasanya merupakan fantasi tradisional atau yang mirip-mirip dengan Tolkien, lah. Hehehe...

3. dark fantasy

Fantasy yang disisipi dengan horor atau tema-tema kematian

4. grimdark

Fantasi yang mengandung tema distopia dalam kondisi dunia fantasinya atau di dalam plotnya.

5. steampunk

Percampuran antara fantasi dan gaya victorian dalam ceritanya, mesin waktu atau hal-hal berbau zaman revolusi industri.

6. arcanepunk

Percampuran antara scifi dan fantasi

7. historical fantasy

Perpaduan antara dunia fantasi dengan historical fiction. Biasanya dicampurkan dengan main pedang-pedangan dan penyihir gitu.

8. urban fantasy

Percampuran antara keajaiban dan kehidupan modern.

Nah, hal terpenting dalam fantasi adalah tentang world building, di mana penulis harus membuat dunia yang memang menimbulkan masalah. 50%-60% cerita fantasi ditentukan oleh konsistensi penulis dalam menciptakan dunia barunya sendiri.

Dalam dunia ini, penulis dihadapkan pada keharusan untuk membuat hukum dan logika sendiri. Penulis tidak harus kok mengikuti hukum yang sudah ada.

Dalam dunia fantasi, penulis dibebaskan untuk membuat logika baru yang mendukung jalannya cerita. Manusia yang berjalan dengan tangan? oke. Adanya makhluk angkasa luar yang bisa jalan-jalan di pasar tradisional? Oke. Bumi yang datar? Oke. Kenapa tidak?

Penulis bisa menciptakan apapun dalam kualitas bagaimana pun. Asalkan semua itu jelas logikanya.

Serba-Serbi KepenulisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang