Di hari terakhir tema Psikologi Cinta bulan ini, Animon ingin mengajak memberdeul untuk mencoba meningkatkan lagi pemahaman terhadap tokoh-tokoh yang memberdeul bikin. Nah, ini salah satu cara aja nih. Sekalian main-main juga. JEJEJENG!
Wawancara Karakter dan Roleplay!
Meskipun Animon biasanya hanya bikin seadanya, beberapa penulis suka mewawancarai karakter mereka demi meningkatkan pemahaman mereka akan karakter. Apa aja sih yang biasanya ditanyain selain nama, umur, dan tempat tinggal?
- Tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Jadi, kita ingin karakter ini punya mimpi juga selain konflik yang dihadapinya saat ini, bahwa dia punya kehidupan nyata sendiri di luar cerita. Itulah gunanya tujuan jangka panjang.
- Keluarga, teman, pacar, musuh, dan seperti apa hubungan tersebut.
- Kepercayaan, prinsip.
- Kelebihan dan kekurangan.
- Ketakutan, kegagalan, penyesalan terbesar.
- Kebiasaan, kecanduan.
- Apa yang dilakukan ketika senang, sedih, marah, terkejut, dan stress? Apa yang bisa memicu perasaan-perasaan ini?
- Makanan, warna, tempat, hewan favorit.
- Tipe orang yang disuka dan tidak disuka.
Meskipun masih banyak lagi yang bisa ditambahkan, kira-kira itulah yang penting untuk dipikirkan. Nah, pas wawancara karakter, kita beri jawaban dengan jadi karakter itu tuh asyik. Kenapa? Karena gaya jawabannya bisa beda-beda tuh. Biasanya di sini, kita dilatih untuk berpikir layaknya karakter tersebut. Disebut Roleplay.
PRAKTIK
Nah, mungkin kalian masing-masing ingin mencoba Roleplay untuk melatih karakterisasi. Silakan perkenalkan karaktermu dalam 300 kata, dengan mengambil tema salah satu dari daftar di atas. Berikut contohnya dari Animon:
******
Hah! Aku selalu menghadapi semuanya dengan tenang, tidak gampang berubah emosi. Memangnya anak kecil? Yah, meskipun aku sering bentak-bentak orang kalau kerjaan mereka tidak becus, tapi itu bukan marah. Itu tegas. Aku cuma ingin mereka jadi lebih baik ... Apa? Sampai memukul orang? Pfft ... Siapa yang bilang? Oh ... Ada bukti? Kautahu kalau aku bisa kapan saja membubarkan kantormu kan? Ganti pertanyaan itu!
Oke, sampai di mana kita tadi? Ah ya, aku belum jawab soal kalau aku senang, bukan? Aku tidak mudah dibuat senang. Pekerjaan bagus itu memang tugas standar seorang staf. Oh ... iya, aku memang sepertinya memberi perhatian lebih pada seorang wanita. Well, mengajaknya makan malam, memberikannya beberapa hadiah, tapi memang tidak banyak yang bisa memuaskanku dalam hal pekerjaan, jadi mungkin, itu juga karena dia ... spesial. Ah, ckk! Coret itu. Jangan pakai kata spesial. Lebih dari biasa. Iya, iya. Itu lebih tepat. Hah? Mukaku merah? Ah! Di sini panas. AC-nya nyala?
Hmm? Kalau sedih? Aku tidak biasa mengorek hal-hal yang membuatku sedih, tapi mungkin, kalau ada yang begitu menyedihkan sampai aku tak bisa menahannya, aku bisa saja menangis. Tapi kurasa, sampai saat ini belum ada yang bisa membuatku begitu. Hah! Pertanyaan-pertanyaan ini sungguh konyol.
(193 kata)
******
Sekian materi kali ini. Untuk yang ingin coba praktik, jangan lupa untuk menghayati peranmu dalam wawancara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serba-Serbi Kepenulisan
RandomDikumpulkan dari diskusi Komunitas Novel Online Indonesia. Semua hal menyangkut kepenulisan.
