Sebelum masuk ke langkah-langkah membuat komedimu, perlu diperhatikan bahwa komedi adalah salah satu unsur penting dalam penceritaan, karena ini merupakan salah satu cara untuk meringankan suasana cerita. Seberat dan sekelam apa pun, bagian ringan itu perlu, bukan hanya untuk memberi ruang istirahat kepada pembaca dan supaya gak monoton, tapi juga memberi tonjokan lebih sakit ketika bagian sedih atau kelamnya muncul.
Nah, berikut langkah-langkah untuk menciptakan komedi dalam ceritamu:
1. BELAJAR DARI REFERENSI
Seperti biasa, untuk bisa menulis dengan baik, kamu harus punya banyak sumber untuk dibandingkan dan dipelajari, lalu dipraktikkan ke cerita. Komedi barat biasanya berbeda dengan Jepang ataupun Indonesia.
Komedi Jepang biasanya berasal dari budaya Manzai Kombi, atau stand-up comedy yang dulunya dipakai untuk merayakan tahun baru. Ada 2 peran mencolok di sini, yaitu boke dan tsukkomi. Boke biasanya yang bodoh dan malah salah mengerti suatu pernyataan, sementara tsukkomi adalah peran yang dengan cara agak lebay ngasih tahu benernya gimana. Kadang, si tsukkomi bisa geplakin kepala orang yang salah.
Sementara itu, barat biasanya lebih memakai interaksi karakter yang berbeda dan/atau tipe-tipe karakter tertentu yang berpotensi lucu, seperti karakter yang sarkastik atau bodoh. Film-film Marvel adalah contoh ketika interaksi karakter yang sangat bertolak belakang membuat pembicaraan jadi hidup dan terkesan lucu.
Kedua cara ini sama-sama bisa berhasil untuk orang yang tepat. Perhatikan juga bahwa ada lagi yang namanya parodi. Parodi biasanya menggunakan referensi karya-karya atau orang tertentu sebagai bahan lelucon, tapi berisiko gak bakal dimengerti sama orang yang gak tahu referensinya. Misalnya, menjadikan Black Pink lelucon, tapi pembaca gak tahu artis-artis Korea.
2. FOKUS PADA CERITA DAN KARAKTER, BUKAN KOMEDINYA DULU
Pahamilah bahwa komedi itu hanya cara untuk menyampaikan cerita, bukan sebaliknya. Ada banyak penulis komedi amatiran yang membuat cerita tidak logis dengan tema meleber ke mana-mana cuma karena mau bikin lelucon. Cerita dengan unsur komedi dominan memang tidak perlu terlalu logis, tapi sama seperti cerita dengan genre lain, ceritamu harus punya tema dulu, baru komedi dijadikan alat untuk menyampaikannya.
Misalnya, novel Catatan Harian Menantu Sinting bercerita tentang kehidupan cewek sama suami dan mertuanya yang sok nyindir, gak tiba-tiba kepeleset ke soal alien datang dan zombie nongol. Iya, ada yang bikin semacam itu cuma gara-gara mau bikin full comedy. Gak bisa.
3. SESUAIKAN KOMEDI DENGAN KARAKTER
Seperti yang sudah diberitahukan di nomor 1, ada karakter-karakter seperti boke, tsukkomi, sarkastik, dan sebagainya, untuk membantu membangun adegan komedi di ceritamu. Pahamilah bahwa komedimu harus tersampaikan tanpa out of character alias keluar dari karakternya. Jangan sampai karena kamu suka komedi nyarkas, maka tiba-tiba semua karaktermu jadi tukang nyindir di satu adegan doank.
Perhatikan karakterisasi. Buatlah komedimu terjadi secara alami karena tokohmu seperti itu. Misalnya, dalam film The Mummy ada tokoh sampingan yang bodoh dan selalu bikin masalah karena serakah. Ini adalah tokoh comic relief yang bisa bikin pembaca ngakak tiap kali dia muncul, tapi jangan sampai tokoh lain ikut-ikutan begitu, mentang-mentang kamu mau bikin adegan lucu tapi tokohnya lagi gak ada.
Contoh tokoh-tokoh komedik lain yang cukup terkenal adalah Mr. Bean dan tokoh-tokoh kartun seperti Donal Bebek dan Squidward. Mereka adalah karakter yang unik di cerita mereka.
4. TRIAL AND ERROR
Ada aturan gak tertulis yang dipakai penulis-penulis seperti Stephen King. Bila separuh beta reader-mu bilang ceritamu sudah oke, dan separuhnya lagi gak suka, maka perbaiki atau gak, itu tergantung pilihanmu. Akan tetapi, komedi lebih sulit. Kalau terjadi kasus demikian, ada baiknya diperbaiki. Karena ketika kamu ngelucu di depan penonton atau orang banyak, gak kebayang kan yang ketawa sepi, cuma setengahnya. Gagal itu. Satu-dua orang gak ketawa sih masih okelah.
Sama seperti tulisan secara keseluruhan, ini hanya bisa dipoles dengan banyak latihan dan revisi setelah dilempar ke orang lain. Kalau kamu biasanya takut ngasih cerita karena takut dijiplak atau gak pede, cuma bagian komedi yang bener-bener gak bisa gak dibaca sama orang lain. Gak bisa kamu nilai sendiri. Gak perlu semua orang nangis sama adegan sedihmu, tapi kamu perlu 80-90% orang ketawa sama adegan komedimu.
5. WAKTU PENGGUNAAN ADALAH SEGALANYA
Banyak yang mengeluhkan komedi di beberapa film Marvel gak tepat penggunaannya. Di saat serius, bisa tiba-tiba keluarin humor, dan ini memang gak sebaiknya ditiru. Setiap adegan punya timing yang tepat. Begitu pula komedi. Tanpa timing, efeknya akan beda dari yang penulis harapkan.
Ingat soal bagian ringan bisa bikin bagian kelammu tambah nonjok di atas tadi? Gimana kalau sedang depresi-depresinya malah dikasih lelucon? Suasana kelamnya akan meringan sedikit. Film Guardian of Galaxy 2 juga dikeluhkan susah dianggap serius karena komedinya kebanyakan. Antagonis utamanya pun bisa dibikin lelucon. Lagi serius bisa komedik. Ini menyebabkan tensinya lemah sebelum berhasil sampai di titik paling tegang. Setiap kali mo nyampe, dikendurin lagi pake komedi.
Nah, kita harus bisa mengatur porsi dan waktu adegan komedi agar efeknya ke pembaca sesuai dengan yang kita inginkan, ya.
6. NARATOR JUGA BISA BERKOMEDI
Baik PoV 1 maupun 3 bisa menggunakan gaya bahasa santai dan komedik untuk menyampaikan cerita, meskipun dalam kasus PoV 1, berarti tergantung karakterisasinya. Yang penting have fun, ya. Narator gak harus kaku bahasanya gitu-gitu mulu kok.
Sekian teori Animon kali ini. Semoga membantu pembuatan komedimu :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Serba-Serbi Kepenulisan
DiversosDikumpulkan dari diskusi Komunitas Novel Online Indonesia. Semua hal menyangkut kepenulisan.
