Personal Branding (Honey Dee)

590 51 0
                                        

Oleh: @honeydee1710

Pernah dengar tentang personal branding?
Personal branding adalah cara melabel dan memasarkan diri secara individu.
Dengan personal branding, kita akan lebih mudah dikenal dan mengumpulkan orang-orang yang menyukai kita. Hal ini akan membuat jalan kita sebagai penulis jadi lebih lancar karena kita akan dengan mudah mengumpulkan orang-orang yang memang menyukai karya kita.

Sebenarnya, ada banyak sekali materi mengenai personal branding. Namun, saya akan menyampaikan beberapa hal penting yang sering sekali disalahartikan oleh penulis pemula mengenai personal branding ini.

Yang pertama perlu kita ketahui adalah personal branding ini merupakan titik temu antara apa yang ingin kita perlihatkan ke publik dan apa yang dilihat publik tentang kita.

Kalau kita mati-matian memperlihatkan bahwa kita ini adalah penulis yang humble, tapi ternyata publik melihat kita sombong (dari cara kita bertutur dan berinteraksi misalnya) ya brandingnya ancyuurrr beibeh

Sekalipun kita jungkir balik berusaha meyakinkan publik kalau kita ini penulis yang menebar manfaat, tapi ternyata publik tidak merasakan manfaat dari tulisan kita atau bahkan ternyata kita tidak pernah menulis sama sekali, yaaa... terus gimana cara publik menilai, Malih?

Personal branding juga bisa dilihat dari cara kita dalam berinteraksi dan menyelesaikan masalah di depan publik.

Kok bisa?

Saat kita menyelesaikan atau menghadapi masalah publik, biasanya aka terlihat bagaimana karakter kita yang sebenarnya.

Ada orang yang menghadapi dengan tenang. Ada orang yang malah menjadikan masalah sebagai bahan guyonan. Ada orang yang langsung emosi dan memaki-maki. Ada juga yang baper dan melow banget

Semua ini menjadi penilaian tersendiri loh terhadap branding kita.

Misalkan kita membuat pernyataan:

Karena banyak yang bully dan bosan dengan Facebook, saya memutuskan untuk tidak memakai Facebook lagi. Saya akan menutup akun Facebook dan buat yang berkepentingan boleh wa saja.

Etapi ternyata masih keliaran aja di Facebook. ini yang namanya inkonsistensi. Publik akan menilai kita sebagai orang yang nggak bisa dipegang omongannya.

Branding ini ada dua jenis, branding alami dan branding buatan. Branding alami adalah apa yang ditangkap oleh orang lain terhadap sosok kita. Branding buatan adalah apa yang berusaha kita tampilkan di depan orang lain. Ada loh agensi yang khusus mengatur soal branding buatan ini. Misalkan saya pengin punya branding sebagai cewek kaya yang dermawan, maka si agensi ini yang mengatur apa-apa yang perlu dilakukan, bagaimana cara kita berpenampilan, acara apa yang harus didatangi, bagaimana postingan medsosnya, dan lain sebagainya.

Jadi, daripada repot dengan branding buatan, lebih bagus kalau kita berusaha memperbaiki diri dan memulai branding yang apik. Iya, kan?

1. Branding harus dilakukan secara konsisten
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, branding ini adalah apa yang dilihat publik atas diri kita. Naaahhh, itu artinya secara konsisten kita harus 'nampang' di publik dengan karakter tersendiri. Sebagai penulis, kita harus nampangin tulisan dong jelas. Biar tulisan kita dikenal. Buat apa orang mengenal kita kalau nggak tahu kita bisa nulis? Iya, kan?

Kalau memang kita ingin dikenal sebagai penulis teenlit, cobalah sasar pasar pembaca teenlit dengan menampilkan tulisan yang merangkul remaja. Biar mereka kenal dulu sama karakter tulisan kita.

Nah, siapa kira-kira pembaca tulisan kalian? Rangkul mereka.

Kalau kalian mengenal seorang yang famous, minta saja bantuannya untuk share cerita kalian.

2. Jadilah pribadi yang original
Jangan meniru orang lain hanya karena kita melihat branding orang lain itu bagus dan seru. Itu namanya copycat alias tukang contek alias fake. Sekalipun kalian berhasil copy-paste cara mereka branding, kalian nggak akan bisa meniru kepribadiannyam suatu saat kalian akan lelah dengan kepura-puraan itu dan stres sendiri.

Banyak banget loh pegiat media sosial yang stres begini. Dia merasa tertekan karena terus menerus posting sesuatu yang "nggak gue banget".

Cari mati sih namanya 🙈🙈🙈

Saya contohin saya sendiri deh. Saya bisa menulis di beberapa tempat sekaligu, membuat ulasan panjang, menulis striping untuk wattpad dan lain sebagainya itu karena memang saya suka ngoceh. saya orangnya kritis banget dan suka greget kalau nggak bisa menyampaikan curahan hati saya. (Sanguinis banget siii)

Akhirnya, setiap melihat fenomena sosial, saya punya pandangan sendiri dan saya merasa pandangan tersebut harus disampaikan untuk mengedukasi orang lain sekaligus menjadi catatan bagi diri sendiri.

Ini yang membuat saya tidak kehabisan ide. Selain itu saya juga sangat suka kepo. nggak peduli bacaan apa pasti saya lahap kalau lagi pengin.

Dalam setiap ulasan, saya menggunakan bahasa yang santai dan menurut orang lain nyeleneh karena saya nggak suka jaim. Saya suka memperlihatkan diri apa adanya agar orang dekat dengan saya bukan hanya sekedar ingin kepo tetapi juga untuk menjadi teman. Nanti akan terseleksi sendiri kok. Jadi kalian jangan takut kehilangan teman atau jadi tidak disukai. Manusia di muka bumi ini banyak sekali. Jangan takut untuk tidak disukai kalau kalian memang berdiri di tempat yang benar.

Be yourself and show yourself.

3. Presentable dan Searchable
Kalian harus mudah dilihat dan dicari. Sekalipun belum famous seperti penulis-penulis hebat Indonesia yang sudah mastah, kita harus bisa menampilakn diri dalam bentuk yang eksklusif. Kita harus punya style sendiri. Sebuah gaya yang membuat orang mudah mengenali kita sebagai penulis.

Oh si A ini penulis politik. Dia bakal rajin ngomongin politik nggak peduli dihujat atau dihina orang.

Oh si N ini penulis humor dia bakal melihat masalah dari sudut humornya.

Ini sebenarnya cara mereka untuk dikenali.

Sekali lagi, be yourself yak.

4. Kembangkan pribadi positif yang memberi manfaat pada orang lain
Buat apa sih kalian repot membranding diri kalau nggak ada faedahnya bagi orang lain?
Kalian capek nulis cerita di wattpad atau facebook atau platform lain tapi ternyata nggak ada faedahnya buat orang lain. Nggak menghibur dan nggak memberikan kehangatan jiwa buat orang lain. Suatu hari, kalian akan dilupakan karena orang sadar nggak ada faedahnya bergaul dengan kalian.

Nah, cobalah untuk memikirkan sesuatu dalam diri kalian yang mungkin berguna untuk orang lain.
Ingat yaaa manusia terbaik adalah manusia yang bermanfaat bagi orang di sekitarnya.

5. Personal branding bukan hashtag
Banyak yang memasang hashtag untuk meyakinkan orang lain siapa dirinya. Sebenarnya hashtag bukan branding.

hashtag itu gunanya agar orang bisa mudah mencari tulisan kalian di media sosial. Percuma kalian memasang hashtag ABC kalau ternyata nggak sesuai dengan kepribadian kalian.

Dalam hal ini kita kembali ke penjelasan awal mengenai branding yak.

Dengan personal branding yang baik, proses menggaet pasar dan memasarkan buku kita akan jadi semakin mantap. Orang akan dengan mudah mengenali kita di mana pun kita berada. Mau bikin akun di wattpad, storial, sweek atau di bulan sekali pun kalau kita sudah punya branding yang mantap, pembaca pasti akan dengan mudah mengenali dan mencari kita.

Jadi, daripada sibuk memelototi angka readers dan vote dalam akun kita, sebaiknya kita mulai fokus mencari jati diri dan mengembangkan personal branding kita sendiri.

Nah, sampai di sini dulu penjelasan saya mengenai materi dasar personal branding. Silakan save, share, dan diskusi di kolom komentar. Tapi jangan copas untuk disebarkan. Malu lah kalau majang tulisan hasil copas. Itu penulis apa pencontek?

Serba-Serbi KepenulisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang