Selamat pagi penulis-penulis KANOI yang ketje poenya!
Pagi ini saya bakal sharing lagi sedikit yang saya ketahui tentang penulisan fiksi. Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat untuk teman-teman semua.
Seperti biasa, baca disclaimer dulu yak!DISCLAIMER: Segala hal yang saya tulis pada panduan di grup ini adalah metode yang berhasil untuk saya. Tidak ada jaminan bahwa metode ini cocok untuk dipakai oleh teman-teman semua. Kuncinya, use if it works, don't if it doesn't. Ambil yang bermanfaat, yang nggak cocok silakan dibuang. Kalau saya mengatakan bahwa bentuk cerita adalah ABC, bukan berarti ABC adalah satu-satunya bentuk cerita yang ada di muka bumi. Tidak ada yang mutlak di dalam seni. Cerita punya banyak bentuk. Silakan gunakan bentuk cerita "ala saya", atau ala penulis lain, atau buatlah bentuk cerita yang paling pas menurut teman-teman. Pada akhirnya, seni bukan tentang benar atau salah. Seni adalah tentang cocok atau tidak cocok.
Deal?Deal!Oke deh kalo begitu, yuk mari kita cap cusss!
Hari ini bakal kupas-tuntas segala hal soal adegan. Apa sih adegan? Seperti apa saja bentuknya? Bagaimana cara paling mudah membuat adegan?Tenang, saya nggak bakal kasih teori yang panjang-lebar. Seperti biasanya, teori dari saya bakalan singkat dan bisa langsung dipraktikkan secara langsung.Nulis novel mah nggak usah kebanyakan teori. Yang penting praktek, praktek, dan praktek.Jadi, apa itu adegan?
Adegan adalah cerita dalam bentuk yang terkecil. Beberapa waktu lalu kita sudah bahas soal cerita. Ingat, kan? Masih ingat apa saja elemen dalam cerita?Karakter UtamaMasalahTujuan UtamaRintanganResolusiSecara prinsip, sebuah adegan juga mengandung elemen tersebut (entah beberapa, atau keseluruhannya). Karena itulah, adegan disebut dengan cerita dalam bentuk terkecil.Sebuah bab di dalam novel bisa mengandung beberapa bab. Ada beberapa penulis yang membuat satu adegan untuk satu bab. Saya sendiri biasanya membuat 1-3 adegan untuk masing-masing bab, tergantung kebutuhan. Tidak ada aturan baku, teman-teman bisa bereksperimen dan memakai bentuk yang teman-teman suka.Jika sebuah bab memiliki lebih dari satu adegan, teman-teman bisa memakai tanda bintang tiga (***) untuk memisahkan adegan satu dengan adegan lainnya. Ini simbol yang umum dipakai, meskipun teman-teman bisa memakai simbol apa pun yang teman-teman inginkan. Yang penting konsisten.Secara umum, ada 2 jenis adegan:AktifReaktifSekali lagi, ini bukan aturan baku. Ini hanya sebuah alat yang saya harap bisa memudahkan teman-teman membuat adegan. Kalau teman-teman memiliki cara yang lebih mudah dan efektif, silakan pakai cara teman-teman sendiri.Kita bahas kedua jenis adegan itu satu per satu.1. Adegan AktifPada adegan jenis ini, sang karakter utama berjuang secara aktif meraih suatu tujuan. Bukan Tujuan Utama di dalam cerita, melainkan tujuan yang sifatnya lebih kecil.A = Tujuan UtamaB = ResolusiDi antara kedua hal itu, ada begitu banyak tujuan-tujuan kecil (dilambangkan dengan A1, A2, sampai A9).Sebagai ilustrasi, teman-teman ingin ke bandara pagi ini. Tujuan Utama-nya adalah bandara. Tujuan kecilnya adalah menuju pintu kamar, sarapan secepat mungkin, menuju pintu rumah, mencari taksi, dan seterusnya sampai teman-teman mencapai bandara.Kira-kira, seperti itulah adegan aktif.Adegan aktif memiliki 3 elemen penting:TujuanRintanganResolusiTentu saja, Karakter Utama dan Masalah bisa teman-teman masukkan pula. Namun 3 elemen di atas adalah yang terpenting.Sebagai contoh:Tujuan: Ravel ingin memastikan kepada Jerry bahwa kamera tua yang ia temukan adalah kamera biasa.Rintangan: Sulit menemukan Jerry, kamera tidak berfungsi, Rana merasakan aura aneh dari kamera itu.Resolusi: Ravel berhasil menemui Jerry, namun ia mendapatkan fakta bahwa kamera tua yang ia temukan bukan kamera sembarangan.Contoh di atas saya ambil dari bab 2 novel terbaru saya (promo mode: on). Hehe...Sebagai bahan pembelajaran, teman-teman bisa baca adegan aslinya di Wattpad melalui link ini: Untuk membuat konflik semakin besar, berikan Rintangan yang semakin sulit. Kalau Rintangannya terlalu mudah, adegan bisa terasa datar.Pastikan Karakter Utama mengalami kegagalan pada bagian Resolusi. Ini adalah trik yang saya pakai untuk membuat pembaca penasaran dengan nasib Karakter Utama selanjutnya.Satu-satunya keberhasilan yang didapatkan Karakter Utama hanyalah pada bagian akhir. Itupun kalau kita membuat happy ending. Kalau sad ending, berarti sepanjang cerita Karakter Utama tidak mendapatkan keberhasilan sama sekali.2. Adegan ReaktifSetelah menemui kegagalan pada Adegan Aktif, apa yang kemudian terjadi?Kita tunjukkan seperti apa reaksi Karakter Utama terhadap kegagalan tersebut. Itulah alasan kenapa adegan ini disebut Adegan Reaktif. Tapi bukan hanya "reaksi" saja yang terdapat pada adegan ini.Sama seperti Adegan Aktif, Adegan Reaktif memiliki 3 elemen:ReaksiPilihanKeputusanCara membuat adegan ini sangatlah mudah. Pertama, tunjukkan seperti apa reaksi Karakter Utama terhadap kegagalan yang ia dapatkan pada akhir adegan sebelumnya. Kemudian, berikan beberapa pilihan yang bisa diambil oleh Karakter Utama. Terakhir, paksa Karakter Utama memilih salah satu dari semua pilihan yang ada.Keputusan inilah yang nantinya akan menjadi Tujuan pada Adegan Aktif selanjutnya.Secara garis besar, seperti inilah saya menyusun adegan-adegan dalam novel saya:Adegan AktifAdegan ReaktifAdegan AktifAdegan ReaktifAdegan AktifAdegan ReaktifYa, Adegan Aktif dan Reaktif berselang-seling sampai Karakter Utama mencapai Resolusi pada bagian akhir cerita. Terkadang saya membuat 2 adegan reaktif, lalu disambung dengan 1 adegan aktif. Terkadang, saya malah membuat 2 adegan aktif, lalu baru disambung adegan reaktif. Tidak ada patokan pasti, lakukan saja sesuai kebutuhan.Sekali lagi, pola di atas bukan sesuatu yang mutlak. Teknik ini hanya bertujuan untuk memudahkan teman-teman membuat novel. Silakan dipakai kalau bermanfaat, atau buang kalau malah menyusahkan.Contoh Adegan Reaktif:Reaksi: Ravel shock berat melihat penampakan wanita bermuka penuh darah di kamarnya.Pilihan: Bunuh diri, minta bantuan dukun, atau menerima bantuan Rana.Keputusan: Menerima bantuan Rana untuk menemui pamannya yang "sakti".Untuk membaca adegan aslinya, silakan teman-teman baca melalui link berikut: Pada novel Kamar Gelap yang saya tulis, setelah adegan reaktif tersebut, saya membuat adegan aktif pada bagian selanjutnya. Pada bagian aktif tersebut, Tujuan si Karakter Utama berhubungan dengan keputusan yang ia buat pada bagian reaktif sebelumnya. Begitulah adegan-adegan terus berhubungan sampai akhir cerita.Teknik ini juga lazim digunakan oleh penulis skenario di Hollywood. Silakan teman-teman tonton kembali film favorit teman-teman. Jika dibedah per adegan, teman-teman akan mendapati pola seperti ini sepanjang cerita.Sekian yang bisa saya sampaikan pada kali ini. Semoga tips-tips ini bisa memudahkan teman-teman dalam menulis karya fiksi.Selamat menulis!
KAMU SEDANG MEMBACA
Serba-Serbi Kepenulisan
RandomDikumpulkan dari diskusi Komunitas Novel Online Indonesia. Semua hal menyangkut kepenulisan.
