Dari latihan yang kita lakukan minggu lalu, banyak yang masih terikat pada pandangan bahwa harus ada orang kaya/berpangkat yang menjadi penyelamat Cinderella. Apakah hal ini betul 100%?
Nah, minggu ini Bigsis akan ajak kalian berkenalan dengan seseorang berjuluk Cinderella Man. Mungkin, dari sini, Memberdeul bisa mempelajari sesuatu di luar Cinderella yang harus diselamatkan seorang pangeran barulah bisa hidup bahagia.
Perkenalkan, Om James J.Braddock. Beliau ini bukan seorang upik abu adem ayem, melainkan seorang petinju profesional. Dalam perjalanan kariernya, Braddock pernah mengalami cedera-cedera berat. Karena cedera pula, beliau dipaksa berhenti dari dunia tinju.
Saat itu, Amerika Serikat sedang memasuki masa The Great Depression. Jadi, sangatlah sulit mencari penghidupan. Braddock kemudian terpaksa bekerja kasar di dermaga. Dia juga terpaksa meminta dana bantuan sosial untuk menafkahi keluarga. Braddock baru bisa kembali ke dunia tinju pada tahun 1935. Dia bertarung melawan Max Baer dalam perebutan gelar kelas berat dan berhasil menang. Karena perjuangannya inilah, Braddock kemudian dijuluki 'Cinderella Man' .
Tahun 2005 lalu, kisah Braddock diangkat ke layar lebar oleh Ron Howard. Film ini berhasil memperoleh banyak reviu positif dan diganjar 3 nominasi Academy Awards.
Dari kisah di atas, ada beberapa poin yang Bigsis tangkap:
(1) Tokoh utama hidup normal.
(2) Ada sebuah keadaan yang menekan dan menyudutkan (cedera-dipaksa berhenti).
(3) Ada sebuah desakan (The Great Depression).
(4) Fase berjuang (kerja kasar, mengumpulkan dana sosial),
(5) Datang kesempatan (tawaran bertanding)
(6) Tokoh bangkit dan menang (tentu dengan perlawanan keras dan latihan sebelumnya).
Poin-poin inilah yang sebenarnya ada di sebagian besar kisah Cinderella.
(1) Dari situasi normal (hidup bersama ayah).
(2) Muncul sebuah keadaan yang menekan dan menyudutkan (hadirnya ibu dan saudara tiri-meninggalnya ayah).
(3) Muncul desakan (dirundung ibu dan saudara tiri),
(4) Fase berjuang (disiksa/mengerjakan tugas-tugas pembantu rumah tangga).
(5) Datang kesempatan (pesta dansa/festival, dll).
(6) Tokoh bangkit dan menang (lewat sihir dan pangeran tampan).
Demikian kira-kira poin-poin plot Cinderella yang Bigsis tangkap. Sayangnya, hingga kini, lebih banyak pencerita terfokus pada poin 6 dan mengarahkan jalan instan untuk menyelesaikan semua masalah. Padahal, bisa saja kita bermain dengan penyelesaian yang lebih dalam, tentunya ini tergantung pada kreativitas masing-masing penulis.