Syafa POV
" Maira , jom kita masuk butik pengantin dekat situ . " ajak Fariz .
Aku mengangguk .
Kami berdua pun masuk ke dalam butik pengantin tersebut .
" Ada apa - apa yang boleh saya bantu ? " soal seorang wanita kepada kami berdua . Pekerja butik ni agaknya .
" Mmm , kami datang nak cari baju untuk wedding kami . Boleh bagi cadangan tak ? " tanya Fariz .
" Oh , boleh . Sekejap , ya ? Saya ambilkan dulu beberapa contoh design baju yang latest dalam butik kami . Encik dan bakal isteri encik boleh duduk dulu dekat sofa tu . " pekerja itu mengukirkan senyumannya dan berlalu pergi .
Kami pun duduk di sofa yang ditunjukkan oleh pekerja tersebut .
" Maira , awak nak tema warna apa ? " Fariz tiba - tiba menyoalku .
" Saya tak kisah . Saya ikut awak je . Tapi , kalau boleh saya nak warna putih . " ya , aku memang nak sangat warna tema wedding aku warna putih . Harap Fariz tak kisah .
" Okay , lah . Saya setuju . Kita buat black and white . Okay ? " aku mengangguk laju . Setuju sangat .
Mesti handsome bila Fariz pakai coat warna hitam nanti .
Aku dah boleh bayangkan .
Memang dia dah pernah pakai sebelum ni , tapi untuk wedding nanti mesti dia bertambah handsome .
" Maira , termenung apa tu ? " tegur Fariz .
" Ya ? Mana ada saya termenung . " jawabku .
Ish . Orang nak berangan sikit pun tak boleh .
" Saya tahu lah awak tengah imagine wedding kita nanti , kan ? Betul tak ? " wait , Fariz ni boleh baca fikiran aku ke apa ni ?
" Ish , perasannya . Mana ada saya fikir pasal tu . Saya cuma terfikir , mesti saya nampak cantikkan bila pakai baju wedding nanti ? " aku tak ada niat pun nak perasan , tapi nak buat macam mana ? Mulut aku automatik sebut pasal tu .
" Iya , Maira . Awak pakai baju tidur sekalipun memang nampak lawa . " Fariz tergelak .
" Mana awak tahu ? " aku membuat muka terkejut .
" Sebab setiap malam saya perhatikan awak senyap - senyap . " Fariz membuat muka gatalnya .
Aku memukul bahunya .
Eeee , geramnya ! Sengaja nak menyakat aku .
" Gatalnya awak ni ! Sejak bila perangai gatal awak ni muncul ? " soalku .
" Sejak kita nak kahwin . " boleh pula Fariz ni buat wink dekat aku .
Fariz , Fariz . Perangai tak pernah berubah .
" Cik , maaf mengganggu . Ni ada beberapa design yang cik boleh tengok . Kalau cik tak berkenan , kami ada lagi design yang lain . " kata pekerja itu .
Dekat depan mata aku sekarang , ada 5 design yang lawa - lawa .
" Eh , tak pe . Design yang awak bagi dekat saya ni pun semuanya lawa . Saya pun tak tahu nak pilih yang mana . " sumpah aku cakap , lawa sangat sampai aku rasa nak ambil semua je .
" Fariz , awak rasa mana yang okay ? " aku meminta pendapat Fariz .
" Saya pun tak tahu lah , Maira . Awak pakai yang mana - mana pun tetap lawa . Tapi , saya rasa yang belah kiri hujung sekali paling sesuai untuk awak . " sempat lagi Fariz ni puji aku . Malu aku dibuatnya . Pekerja butik ni pula daripada tadi tersenyum - senyum tengok aku dengan Fariz .
YOU ARE READING
𝗠𝗘𝗔𝗡𝗧 𝗧𝗢 𝗕𝗘
Teen Fiction(UNEDITED) [WARNING: Cerita ini ditulis waktu 2016, and i am a high schooler at that time jadi ada banyak cacat cela dan part yang cringe so read at your own risk, enjoy!] 𝐌𝐮𝐡𝐚𝐦𝐦𝐚𝐝 𝐀𝐝𝐚𝐦 𝐂𝐚𝐥𝐯𝐢𝐧 Peribadinya tidak seindah namanya. Ego...