022 | Dating ·˚ ༘

16.9K 660 28
                                    

Syafa POV

" Maira , jom kita masuk butik pengantin dekat situ . " ajak Fariz .

Aku mengangguk .

Kami berdua pun masuk ke dalam butik pengantin tersebut .

" Ada apa - apa yang boleh saya bantu ? " soal seorang wanita kepada kami berdua . Pekerja butik ni agaknya .

" Mmm , kami datang nak cari baju untuk wedding kami . Boleh bagi cadangan tak ? " tanya Fariz .

" Oh , boleh . Sekejap , ya ? Saya ambilkan dulu beberapa contoh design baju yang latest dalam butik kami . Encik dan bakal isteri encik boleh duduk dulu dekat sofa tu . " pekerja itu mengukirkan senyumannya dan berlalu pergi .

Kami pun duduk di sofa yang ditunjukkan oleh pekerja tersebut .

" Maira , awak nak tema warna apa ? " Fariz tiba - tiba menyoalku .

" Saya tak kisah . Saya ikut awak je . Tapi , kalau boleh saya nak warna putih . " ya , aku memang nak sangat warna tema wedding aku warna putih . Harap Fariz tak kisah .

" Okay , lah . Saya setuju . Kita buat black and white . Okay ? " aku mengangguk laju . Setuju sangat .

Mesti handsome bila Fariz pakai coat warna hitam nanti .

Aku dah boleh bayangkan .

Memang dia dah pernah pakai sebelum ni , tapi untuk wedding nanti mesti dia bertambah handsome .

" Maira , termenung apa tu ? " tegur Fariz .

" Ya ? Mana ada saya termenung . " jawabku .

Ish . Orang nak berangan sikit pun tak boleh .

" Saya tahu lah awak tengah imagine wedding kita nanti , kan ? Betul tak ? " wait , Fariz ni boleh baca fikiran aku ke apa ni ?

" Ish , perasannya . Mana ada saya fikir pasal tu . Saya cuma terfikir , mesti saya nampak cantikkan bila pakai baju wedding nanti ? " aku tak ada niat pun nak perasan , tapi nak buat macam mana ? Mulut aku automatik sebut pasal tu .

" Iya , Maira . Awak pakai baju tidur sekalipun memang nampak lawa . " Fariz tergelak .

" Mana awak tahu ? " aku membuat muka terkejut .

" Sebab setiap malam saya perhatikan awak senyap - senyap . " Fariz membuat muka gatalnya .

Aku memukul bahunya .

Eeee , geramnya ! Sengaja nak menyakat aku .

" Gatalnya awak ni ! Sejak bila perangai gatal awak ni muncul ? " soalku .

" Sejak kita nak kahwin . " boleh pula Fariz ni buat wink dekat aku .

Fariz , Fariz . Perangai tak pernah berubah .

" Cik , maaf mengganggu . Ni ada beberapa design yang cik boleh tengok . Kalau cik tak berkenan , kami ada lagi design yang lain . " kata pekerja itu .

Dekat depan mata aku sekarang , ada 5 design yang lawa - lawa .

" Eh , tak pe . Design yang awak bagi dekat saya ni pun semuanya lawa . Saya pun tak tahu nak pilih yang mana . " sumpah aku cakap , lawa sangat sampai aku rasa nak ambil semua je .

" Fariz , awak rasa mana yang okay ? " aku meminta pendapat Fariz .

" Saya pun tak tahu lah , Maira . Awak pakai yang mana - mana pun tetap lawa . Tapi , saya rasa yang belah kiri hujung sekali paling sesuai untuk awak . " sempat lagi Fariz ni puji aku . Malu aku dibuatnya . Pekerja butik ni pula daripada tadi tersenyum - senyum tengok aku dengan Fariz .

𝗠𝗘𝗔𝗡𝗧 𝗧𝗢 𝗕𝗘Where stories live. Discover now