Syafa POV
" Sayang nak makan apa hari ni ? Biar mama masak . " soalku sambil memandang Asha yang duduk di atas troli - tempat baby .
" Acha nak makan gula - gula ! " jawab Asha riang .
" Asha , tak nak lah makan gula - gula . Hmm , mama masak spaghetti untuk Asha lah . Okay ? "
Asha mengangguk laju .
Aku mengusap lembut kepala Asha .
Kemudian , aku pergi ke bahagian barang - barang untuk membuat spaghetti .
" Spaghetti dah ambil , sos spaghetti cendawan pun dah ambil , daging Ramly ada lagi dekat rumah . Hmm , apa lagi eh ? Oh , sosej belum ambil lagi . " aku terus membawa Asha pergi ke bahagian frozen .
Setelah semuanya selesai , kami pergi ke kaunter untuk membuat bayaran .
" Semuanya RM 23.90 , puan . " aku memandang beg duit yang berada di tanganku .
Alamak , aku cuma ada RM 21 je ni . Lagi RM 2.90 mana nak cari ni .
" Err , saya cuma ada RM 21 je ni . " jawabku resah . Kenapa lah aku tak bawa duit lebih tadi ? Aduh...
" Kalau macam tu , puan terpaksa lah tolak satu barang puan . "
" It's okay , saya bayarkan semua sekali . " kata seorang lelaki yang tiba - tiba muncul di belakangku .
" Eh , takpe lah encik . Saya tak nak menyusahkan encik . " aku menolak pelawaannya . Bukan apa , aku tak nak lah terhutang budi dengan orang yang aku tak kenal .
" Cik , tolong kira barang puan ni dan juga barang saya . " dia boleh tak layan aku ?
Aku memandang wajahnya sekali lagi .
Wait a minute , kenapa aku rasa macam kenal je lelaki ni .
Bulu roma aku dah naik bila aku tiba - tiba teringatkan seseorang yang aku paling benci .
Tak , tak . Mustahil dia .
Selepas dia membayarkan barang - barangku , aku terus mengucapkan terima kasih dan cepat - cepat aku beredar daripada situ .
" Maira Nur Syafa Binti Muhammad Amri Iskandar , saya tahu tu awak . " aku mematikan langkahku apabila lelaki tersebut memanggil nama penuhku .
" Syaf...pandang saya . " rayu lelaki itu .
Aku mendukung Asha kemudian cepat - cepat melarikan diriku daripada lelaki tersebut .
Aku tak nak jumpa dengan dia !
" Mama , kenapa kita kena lari ? Acha nak jumpa uncle tu . Uncle tu baik , mama . Acha kenal dengan uncle tu . " jawab Asha . Macam mana Asha boleh kenal dengan dia ?
Jangan - jangan 'uncle' yang Asha selalu puji tu ialah lelaki yang panggil aku tadi ?
" Dia orang jahat , Asha ! Asha tak boleh jumpa dia ! " kataku dengan nada suara yang sedikit meninggi .
" Tak , mama . Uncle tu baik . Acha nak jumpa uncle tu . " pinta Asha .
" Mama kata tak boleh , tak boleh lah ! Asha tak faham bahasa ke , hah ?! " Asha terus menundukkan kepalanya setelah dimarahi olehku .
" Syaf , please bagi saya peluang untuk bercakap . " lelaki tersebut cuba untuk menghalang laluanku .
" Siapa awak ? Saya tak kenal . Lebih baik awak pergi dari sini sebelum saya menjerit . " ugutku tanpa memandang wajahnya .
Aku dah jijik nak tengok muka dia .
" Syaf , saya nak minta maaf dengan awak . Saya tahu saya banyak buat salah dengan awak . Saya juga tahu yang saya tak dapat nak kembalikan balik maruah awak . Kalau awak tak dapat maafkan saya , saya tak kisah . Yang penting , awak tak bencikan saya . " huh , dia ingat aku ni anak patung ke ? Nak maafkan dia ? Jangan harap .
YOU ARE READING
𝗠𝗘𝗔𝗡𝗧 𝗧𝗢 𝗕𝗘
Teen Fiction(UNEDITED) [WARNING: Cerita ini ditulis waktu 2016, and i am a high schooler at that time jadi ada banyak cacat cela dan part yang cringe so read at your own risk, enjoy!] 𝐌𝐮𝐡𝐚𝐦𝐦𝐚𝐝 𝐀𝐝𝐚𝐦 𝐂𝐚𝐥𝐯𝐢𝐧 Peribadinya tidak seindah namanya. Ego...