Syafa POV
Kini , aku sudah sah bergelar isteri kepada Muhammad Adam Calvin . Ya , sekarang kami berdua sudah memegang status sebagai suami dan isteri .
Aku yakin dengan takdir Allah . Lepas buat solat istikharah , aku rasa aku tahu jawapan di sebalik semua yang berlaku ni .
Dah masuk seminggu usia perkahwinan kami .
" Awak , awak okay je kan kalau kita pindah sini ? Rumah ni tak lah besar berbanding dengan rumah keluarga awak . Saya harap awak tak kisah . " aku memandang sekeliling rumah yang telah dibeli oleh Adam ini . Tak besar dia kata ? Aku rasa ni dah terlebih besar dah ni . Lagipun , aku bukannya kisah rumah besar ke kecil ke , yang penting aku dengan Asha selesa .
" Saya okay je . Tinggal dekat mana - mana pun saya tak kisah , janji Asha ada dengan saya . " aku nampak muka dia berubah . Kenapa ? Dia harapkan aku untuk cakap 'janji awak ada dengan saya' ke ? Oh please , aku terima perkahwinan ni pun semuanya sebab Asha . Memang aku redha dengan jodoh yang Allah tetapkan , tapi tak bermakna aku dah boleh terima dia dalam hidup aku .
" Takpelah , jom saya tunjukkan bilik kita dekat atas . " ajak Adam .
Aku mengikuti langkahnya sambil memimpin tangan Asha .
Asha dari tadi asyik diam aje . Mungkin dia belum biasakan diri dengan Adam lagi .
Setibanya kami di atas , Adam menunjukkan aku bilik yang bakal dikongsi oleh aku dan juga dia .
" Ni lah bilik kita . Bilik Asha pula dekat sebelah . Saya dah hias cantik - cantik bilik Asha . Lepas ni kita pergi tengok , okay ? " aku mengangguk .
" Saya...tak nak tidur sekatil dengan awak . Awak tidur lah dekat atas katil . Biar saya tidur dekat sofa . " aku bersuara .
" Syaf , no . Biar saya yang tidur dekat sofa . Awak kan perempuan . Awak tidur dekat atas katil . Saya dah biasa tidur dekat sofa ni . "
" Eh takpelah , ni kan rumah awak . Jadi— "
" Correction , rumah kita . Syaf , sekarang ni kita dah kahwin . So , apa yang jadi hak milik saya sekarang dah jadi hak milik awak . Same goes to me . " okay , fine . Dia nak tidur sangat kan dekat sofa ? Ha , tidur lah puas - puas . Biar jatuh tergolek . Aku nak tidur dekat sofa , tak bagi . Nak tunjuk gentleman lah konon .
*****
Adam POV
" Asha . Come here . Sini lah . Kita tengok kartun sama - sama . " aku memanggilnya .
Perlahan - lahan dia datang ke arahku sambil membawa anak patung kesayangannya .
Aku mengangkatnya lalu diletakkan ke atas ribaku .
" Asha , Asha nak tengok kartun apa ? " soalku .
" Didi... " oh , rasanya aku tahu apa yang Asha cuba sampaikan . Hmm , aku tahu sangat kartun ni . Emir selalu buka , tu yang aku boleh tahu .
" Asha , tu dah start dah . Cepat nyanyi . "
Asha terus menyanyi mengikut rentak .
Alahai , comelnya .
" Uncle nyanyi lah sekali . " pelawanya .
Aku mengangguk .
" Tayar bas berpusing - pusing , pusing - pusing , pusing - pusing . Tayar bas berpusing - pusing , sepanjang hari . "
YOU ARE READING
𝗠𝗘𝗔𝗡𝗧 𝗧𝗢 𝗕𝗘
Teen Fiction(UNEDITED) [WARNING: Cerita ini ditulis waktu 2016, and i am a high schooler at that time jadi ada banyak cacat cela dan part yang cringe so read at your own risk, enjoy!] 𝐌𝐮𝐡𝐚𝐦𝐦𝐚𝐝 𝐀𝐝𝐚𝐦 𝐂𝐚𝐥𝐯𝐢𝐧 Peribadinya tidak seindah namanya. Ego...